3 Poin Penting Dalam Kesiapan Mobile Payment


Teknologi mobile payment mulai hangat diperbincangkan, apalagi dengan hadirnya Android yang memang mendukung NFC (Near Field Communication) pada seri OS Gingerbread mereka. Informasi NFC dan mobile payment telah menjadi topik yang cukup seksi, banyak kalangan yang optimis teknologi ini bisa menggantikan fungsi dompet anda.

Tapi tunggu dulu, teknologi mobile payment ini nampaknya perlu beberapa tahun lagi sebelum dapat di gunakan secara massal. Ditambah fakta bahwa ISIS, salah satu platform terkemuka untuk pembayaran mobile memikirkan kembali rencana pengembangan mobile payment ini. Menurut mereka konsep dan masa depan mobile payment tidak terlihat cerah di dunia mobile.

Isis sendiri awalnya direncanakan untuk bermitra dengan Discovery dan Barclays untuk menciptakan solusi layanan pembayaran mobile, tapi sekarang mereka malah berpindah haluan menciptakan “mobile wallet”. “mobile wallet” akan bertindak sebagai password yang melindungi informasi akun kartu kredit pengguna pada ponsel. Yap… dengan adanya teknologi seperti ini memang terlihat mobile payment sudah di depan mata. Tapi tunggu dulu, konsep mobile payment bukan hanya masalah teknologi tapi meliputi tiga faktor lainnya yaitu : retailers, operator telekomunikasi, dan perusahaan kartu kredit.

Kerja sama dengan retailer

Dalam mobile payment saya rasa peran adopsi dari para retailer sangatlah penting untuk keberhasilan operasi NFC. ISIS menemukan bahwa retailer tidak telalu memikirkan seberapa besar perusahaan pembayaran/kartu kredit.  Jadi tidak masalah bagi mereka konsepnya seperti apa, asalkan produk mereka lebih mudah untuk dibeli orang, kebanyakan dari mereka akan mau bekerjasama. Nah, permasalahnnya bagi penyedia layanan pembayaran atau dalam kasus ini perusahaan mobile payment, tidak hanya sekedar menyiapkan teknologi saja, tetapi juga harus menyiapkan target merchant yang dapat menarik perhatian massa. Sehingga produk mobile payment ini akan dapat digunakan secara masal.

Menurut saya, retailer sendiri adalah poin utama dari ketiga poin ini untuk menjadikan sebuah konsep mobile payment dapat berjalan. Karena tanpa produk dari retailer, perusahaan mobile payment tidak bisa menjual “sesuatu” yang dapat “menarik” massa menggunakan produk mereka.

Sayangnya jika kita lihat dari teknologi dan konsep mobile payment, akan sulit menentukan standard pemakaian dari mobile payment. Bayangkan saja jika nantinya akan ada banyak software, peralatan, dan handphone yang berbeda beda dari tiap perusahaan mobile payment. Saya rasa implementasinya akan cukup membuat pengguna dan bahkan retailer ragu untuk menggunakannya.

Belum lagi pembelian peralatan dan instalasi yang akan menelan biaya yang tidak sedikit, akan membuat retailer berpikir dua kali untuk menerapkan konsep mobile payment di produk yang mereka jual. Mobile payment terlalu berisiko dan nilai ROI (return on investment) juga tidak dapat diperkirakan dengan baik bagi para retailer.

Operator Telekomunikasi

Di Indonesia saat ini bisa kita lihat hampir tiap operator telekomunikasi sudah siap sedia dengan produk mobile payment mereka masing-masing, yang notabene menggunakan sistem potong pulsa. Nah permasalahannya dalam penggunaan mobile payment, tentunya kita akan menggunakan jasa dari jaringan telekomunikasi mereka. So… apakah mereka bersedia untuk mengorbankan “mobile payment” versi mereka yang notabene sangat menguntungkan untuk ditukar dengan konsep semacam mobile payment berbasis NFC dan kartu kredit? Saya sendiri merasa kurang menguntungkan bagi mereka.

Satu lagi permasalahannya, tiap provider telekomukasi tentunya harus melakukan kerjasama dengan pihak pemegang kartu kredit, so… untuk menciptakan sistem mobile payment yang universal saya rasa akan terlalu rumit dari segi birokrasi dan juga kemitraan dalam tanda kutip.

Perusahaan Kartu Kredit

Baru-baru ini VISA melakukan uji coba penerapan NFC di dalam kartu SIM. Langkah ini memungkinkan menghindari “hambatan” dari segi operator telekomunikasi. Tetapi dengan begitu paling tidak perusahaan kartu kredit harus mengeluarkan dana tersendiri untuk mengembangkan dan memproduksi kartu SIM spesial tersebut. Jadi dengan begitu akan sulit bagi para pemain kecil lainnya untuk mengeluarkan produk seperti layaknya VISA ataupun Master Card. Jika alternatifnya sedikit, tentunya pengguna pun sedikit.

~

Jadi dapat saya simpulkan penggunaan mobile payment bukan hanyalah sekedar kesiapan teknologi ataupun kesiapan pengguna. Tetapi bagaimana proses integrasi secara keseluruhan. Tentunya yang dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak, terutama bagi 3 poin diatas. Rasanya pengguna dan teknologi sudah siap, hanya tinggal solusi integrasinya saja. So.. ada yang punya ide win win solution untuk masalah ini?