Budaya Berbagi Untuk Memajukan Ekosistem Industri Game Indonesia


Di dunia ini tidak ada satu orang pun yang bisa sukses seorang diri. Untuk bisa sukses, pasti butuh bantuan dari orang lain, dukungan dari perusahaan lain, butuh pelanggan, pengatur kebijakan, dan lain sebagainya. Elemen-elemen yang mempengaruhi pertumbuhan kesuksesan seseorang atau organisasi ini biasa disebut dengan ekosistem.

Di dunia internasional, ada istilah “triple helix” yakni pemerintah-industri-universitas yang dipercaya elemen-elemen tersebut merupakan bagian penting dari ekosistem untuk memajukan suatu negara. Kalau dalam industri kreatif, misalnya industri game, elemen-elemen yang terkait dengannya ada pemerintah, perusahaan, distributor, publisher, pengembang aplikasi, hingga konsumen.

Saat ini, industri game di Indonesia bisa dibilang masih sangat bayi. Baru beberapa tahun ke belakang ini ada cukup banyak studio game yang resmi menjadi perusahaan dan mulai bermunculan berbagai studio indie yang juga mulai menunjukan karya-karyanya. Dari sisi pemerintah, walaupun belum ada dukungan penuh mereka sudah mulai sadar akan adanya industri ini dan mulai menunjukan itikad baik untuk membantu. Dari segi perusahaan, ada satu-dua perusahaan besar yang menurut saya sudah memberikan dukungannya kepada ekosistem industri game agar bisa tumbuh berkembang. Konsumen sendiri sudah mulai terhubung dengan pasar game dan bisa mengakses game buatan lokal dengan mudah. Nah, sekarang saya ingin menyoroti dari sisi pengembang game atau studio game itu sendiri.

Saya melihat sudah cukup banyak studio game yang memiliki kualitas tidak kalah dengan studio dari luar negeri. Kalau kita lihat di toko aplikasi, kita bisa salah menyangka game buatan lokal menjadi buatan orang luar. Ini menunjukkan bahwa sudah ada studio lokal yang punya kemampuan sekelas internasional. Bahkan ada studio game lokal yang sudah menerima proyek-proyek dari perusahaan asing. Mereka memilih studio game dari Indonesia untuk membangun merek mereka. Ini prestasi yang menurut saya luar biasa. Tapi kalau hanya 1,2 atau 3 studio yang memiliki kapasitas ini, dampat terhadap industri game di Indonesia tidak akan begitu besar. Kita butuh puluhan, bahkan ratusan, studio game yang memiliki kualitas yang mumpuni. Karena hanya dengan cara seperti itulah industri game di Indonesia bisa maju. Lihat di India, mereka sekarang terkenal karena TI-nya, itu karena di jalan di India software house itu udah kayak alfamart ato indomart, bertebaran di mana-mana dan dengan kualitas yang baik.

Gimana caranya biar ekosistem kita bisa berkembang dan maju? Satu kunci yang paling ampuh menurut saya adalah dengan cara berbagi. Studio kita itu masih kecil-kecil, belum saatnya untuk main sikut-sikutan satu sama lain. Kita gak akan bisa maju dan bersaing kalo industrinya belum jadi aja udah sikut-sikutan. Untuk itu kita harus bangun budaya berbagi. Apa itu budaya berbagi? Saya coba ambil contoh dari suatu komunitas yang menurut saya luar biasa konstruktif, yakni IF-Assoc.

IF-Assoc adalah komunitas yang isinya adalah startup-startup milik lulusan Informatika ITB. Setiap bulan, kita mengadakan meetup. Di meetup itu, agenda pertama kita adalah berbagi seputar sedang mengerjakan proyek apa, ada produk apa yang mau diluncurkan, ada masalah apa di perusahaannya, baru dapet prestasi apa, dan lain-lain. Itu masing-masing cerita kondisinya saat itu. Setelah itu, biasanya tiap bulan kita ada tema dan mengundang pembicara untuk membahas tema tersebut. Tidak jarang narasumbernya adalah perusahaan dari IF-Assoc yang sudah mapan dan sukses. Di forum itu, semua data, informasi, dan segala macam ilmu di buka sebuka-bukanya. Bahkan sampai angka-angka pun dibagikan oleh mereka kepada kita semua karena memang niatnya untuk berbagi dan memastikan startup yang masih kecil bisa belajar dan mengambil pelajaran dari semua kisah mereka agar semua bisa sama-sama sukses, sama-sama besar, dan membangun industri IT yang baik di Indonesia.

Di Bandung, ada komunitas Game Developer Bandung (GDB). Saya melihat gerakan positif dari beberapa orang di sana untuk memulai budaya kumpul-kumpul dan berbagi ini. Saya sempat bertemu dengan beberapa orang dari GDB, kita ngobrol-ngobrol singkat dan banyak sekali wawasan yang bisa kita dapat dan kita bagi hanya dari pertemuan kecil itu. Dampat dari ngobrol-ngobrol itu apa? Paling sedikit bisa menambah semangat, motivasi, dan kepercayaan diri kita karena kita bisa melihat ada teman kita yang sama-sama berjuang seperti kita. Efek paling besarnya adalah semua yang ada di situ bisa menjadi perusahaan yang super besar dan menjadi pemegang kunci di industri game Indonesia.

Terakhir saya ingin mengutip kata-kata dari sebuah buku yang berjudul Never Eat Alone “You will experience greater success focusing on doing things for others than one could ever have only focusing on themselves”. Jadi, mari kita bangun ekosistem dengan berbagi agar kita bisa sukses bersama-sama.

[sumber foto]

Artikel ini merupakan guest post dari Adam Ardisasmita. Ia saat ini menjabat sebagai CEO di Arsanesia, sebuah studio game di Bandung. Pembaca juga bisa mem-follow akun Twitternya di @ardisaz
,