Educa Studio Berbagi Cara Mendapatkan 20 Juta Download di Acara Echelon Indonesia 2016


header echelon 2016

Hari ini tepatnya tanggal 5 April 2016, e27 dan DailySocial.id menyelenggarkaan Echelon Indonesia 2016 yang merupakan sebuah konferensi yang menjadi wadah dalam memfasilitasi pertumbuhan, penggalangan dana, dan peluang bisnis bagi perusahaan teknologi.

Acara ini didukung oleh BEKRAF dengan mengangkat tema “Empowering through Innovation”. Nantinya Echelon Indonesia 2016 akan berlangsung selama dua hari, tanggal 5 – 6 April 2016 di Balai Kartini , Jakarta.

Salah satu acara yang menarik dalam Echelon 2016 ini adalah pemaparan presentasi dari Andri Taru selaku CEO & Founder Educa Studio mengenai “How To Bootstrap And Get Millions Of Users Organically Through”. Pada presentasinya ini Andri Taru menceritakan bagaimana cara Eduka Studio bisa mendapatkan lebih dari 20 juta unduhan untuk aplikasi dan game yang telah dibuat.

Pada materinya ini, Andri Taru menceritakan awal mula berdirinya Educa Studio pada tahun 2012. Pada tahun tersebut, Educa Studio meluncurkan produk pertamanya untuk platform PC. Produk pertamanya ini berhasil mendapatkan unduhan sekitar 4000 unduhan yang bisa diunduh pada situs resmi Educa Studio.

Di tahun selanjutnya, tepatnya pada tahun 2013 Andi Taru membuat sebuah target yang mengharuskan tim Educa Studio untuk membuat 100 aplikasi bertema edukasi dalam setahun. Hal ini karena melihat kebiasaaan Google Play Store yang selalu menampilkan aplikasi yang sejenis, aplikasi yang direkomendasikan, dan aplikasi yang pengguna lain atau teman kita pasang di ponsel pintar sehingga jika Educa Studio mempunyai aplikasi lebih dari 100, nantinya ketika pengguna mengunduh salah satu aplikasi dari Educa Studio maka aplikasi Educa Studio lainnya otomatis akan muncul atau direkomendasikan kepada pengguna.

ando taru educa studio

Setelah adanya produk, salah satu cara untuk meningkatkan jumlah unduhan adalah dengan mengikuti sebanyak-banyaknya kompetisi sehingga bisa diliput oleh media. Hal ini menjadikan produk dari Educa Studio dapat dikenal lebih banyak orang sehingga orang akan tertarik untuk mengunduh aplikasinya.

Pada tahun 2014, Educa Studio memperluas kategori aplikasi yang dibuatnya. Pada tahun ini dibuatlah 68 aplikasi dengan kategori “Interactive Books Stories”. Dalam hal ini menjelaskan bahwa perlu dilakukannya inovasi baru yang salah satunya adalah dengan melakukan ekspansi terhadap kategori aplikasi. Di tahun ini juga, Educa Studio mulai menggunakan Google Analytics untuk memprediksi inovasi baru apa lagi yang akan dibuat pada tahun berikutnya.

Masih di tahun yang sama, Educa Studio melakukan improvisasi terhadap teknologi salah satunya adalah dengan menggunakan game engine Cocos2d-x (core engine) yang mendukung multi platform. Selain itu, Educa Studio menggunakan Intel NDK dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ yang mendukung x86 dan memberikan performa yang bagus serta dengan ukuran aplikasi yang kecil.

Pada tahun 2015, Educa Studio melakukan inovasi baru yaitu dengan membuat game edukasi dan lagu untuk anak-anak atau yang diberi nama dengan Koleksi Lagu Anak (KOLAK). Untuk lagu anak, Educa Studio bekolaborasi dengan penulis lagu anak yang bernama Kak Dodi dan Kak Zepe.

Di tahun 2016, Educa Studio membuat game dengan kategori casual yang masih bertema edukasi untuk anak-anak. Diliput oleh media, masih menjadi senjata ampuh untuk memperkenalkan aplikasi agar membuat orang tertarik dalam mengunduh aplikasi atau game Educa Studio.

Andi Taru memberikan tips sukses agar aplikasi atau game mendapatkan jumlah unduhan yang banyak, di antarnya adalah dengan membuat aplikasi yang dibutuhkan oleh pengguna, diliput oleh media, dan lakukan tes aplikasi sebelum dirilis ke pengguna umum. Selain itu, lakukan juga partnership dan kolaborasi serta semua hal dilakukan dengan fokus dan konsisten.