Eka Pramudita – Bermimpi Ciptakan Game Dengan Karakter Buatan Sendiri yang Mendunia


Eka Pramudita Muharram

Eka Pramudita merupakan salah seorang pendiri dan sekaligus dipercaya menjadi CEO dari studio game lokal yang bernama Mojiken Studio. Dalam studio game ini Eka Pramudita bersama rekan-rekannya mengembangkan berbagai game menarik yang banyak dimainkan oleh pemain dari dalam maupun luar negeri.

Bisa dibilang Mojiken Studio menjadi salah satu startup asal Indonesia yang cukup sukses. Beberapa game Mojiken yang menarik di antaranya adalah Vamp’s Revenge, Ultra Space Battle Brawler, Unlimited Blocks, dan masih banyak lagi.

Perkenalan Dengan Dunia TI dan Game

Eka Pramudita lahir di Surabaya pada tanggal 3 Agustus 1989. Dirinya menghabiskan waktu pendidikannya mulai dari tingkat TK hingga menamatkan pendidikan Sarjana di kota Surabaya. Perkenalannya dengan dunia TI ini sendiri dimulai Eka ketika masih berumur 2 – 3 tahun.

Hal yang membuat Eka jatuh cinta dengan dunia TI ini karena tertarik dengan game dan program menggambar lama yang berjalan di sistem operasi DOS (Disk Operating System). Game yang pertama kali dimainkan oleh Eka pada sistem operasi DOS adalah Prince of Persia. Semenjak saat itu, dirinya menjadi tertarik untuk memainkan game apapun.

Menurut Eka, banyak sekali momen-momen yang berkesan dalam hidupnya yang terjadi karena game dan akhirnya mendorong dirinya untuk berkarya di media yang dicintainya ini. Untuk menunjang kemampuannya ini, Eka memilih untuk mengenyam pendidikan sarjananya di jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Pada tahun 2011, Eka pertama kali membuat game yang berjudul Panda Uprising. Game ini berbasis flash yang bisa dimainkan secara gratis di web. Ketika membuat game tersebut, Eka masih tergabung dalam sebuah studio game yang bernama Elven Games

Terbentuknya Mojiken Studio

Mojiken Studio

Dalam prosesnya di dunia game ini Eka memiliki banyak pengalaman berkesan. Salah satunya ketika masih awam dalam proses pembuatan game yang baik serta optimis sehingga menyebabkan game yang seharusnya dapat selesai dikembangkan dalam 4 bulan malah menjadi 3 tahun.

Menurut Eka, hal itu terjadi karena faktor ilmu dan diselingi dengan membuat game yang lain sehingga memakan waktu lama. Namun hal tersebut dijadikan pengalaman yang tidak terlupakan karena merupakan batu lompatan bagi Eka untuk masuk ke industri game ini.

Awal pengalaman Eka menimba ilmu di industri game adalah bekerja di Elven Games dihabiskan selama 3 tahun mulai dari tahun 2011 hingga 2013. Selanjutnya, setelah Eka mengundurkan diri dari Elven Games adalah mengajak beberapa teman-temannya berkunjung ke salah satu studio ilustrasi yang cukup tenar di Malang yakni Chekydot Studio.

Menurutnya Chekydot Studio sendiri memiliki portofolio klien yang cukup terkenal seperti Marvel dan DC. Awal tujuan Eka dan teman-temannya datang ke Chekydot Studio ini adalah ingin mengikuti tutorial Digital Painting yang diselenggarakan Studio tersebut. Namun tidak terduga, Eka dan teman-temannya mendapatkan tawaran untuk membuat studio cabang dari Chekydot Studio di Surabaya.

Mojiken Game

Hal tersebut disambut baik oleh Eka dan teman-temannya karena memang pada awalnya setelah mengundurkan diri dari Elven Games akan berniat mengembangkan startup sendiri yang bergerak di bidang game dan ilustrasi.

Setelah studio cabang dari Chekydot Studio jalan beberapa bulan dan Eka bersama teman-temannya berhasil menangani beberapa proyek. Mereka merasa bahwa tujuan Chekydot Studio kurang sejalan dengan cita-cita yang diinginakan yakni membangun Intellectual Property (IP) sendiri sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk memisahkan diri dengan Chekydot Studio dan membentuk studio sendiri yang bernama Mojiken Studio.

Mojiken Studio ini sendiri berdiri pada tahun 2013 dengan pendirinya yang terdiri dari Eka Pramudita, istri Eka (Eva Ayudhanarta), Assaji Tjahjadi, Dimas Novan, Azarel Maatita, Elwin Lysander, dan Brigitta Rena.

Game yang pertama kali dikembangkan oleh Eka Pramudita dan rekan-rekannya di Mojiken adalah game berbasis web flash yang berjudul Vamp’s Revenge. Game ini berkesan bagi Eka karena merupakan game debut Mojiken Studio ke ranah industri game.

Sejak saat itu, Eka bersama rekan-rekannya di Mojiken Studio mengembangkan game-game dengan permainan dan karakter yang menarik. Untuk total game Mojiken Studio yang sudah rilis hingga saat ini berjumlah 8 game.

Untuk menghasilkan keuntungan dari game yang dikembangkan Mojiken Studio ini Eka memiliki beberapa strategi yang terdiri dari metode sponsorship dan iklan. Tak hanya itu, Eka juga mengatakan bahwa Mojiken Studio membuka diri untuk pekerjaan outsource. Namun untuk kedepannya, Eka bersama rekan-rekannya akan mengarahkan keuntungan pada penjualan secara langsung dan cindera mata.

Selain itu, saat ini anggota tim dari Mojiken Studio berjumlah 8 orang. Eka bersama rekan-rekannya di Mojiken Studio sendiri telah berhasil memenangkan beberapa penghargaan seperti 1st Winner Best Amateur Casual Game (Game Developer Award 2014) dan Best Game Audio IN.Game Fest 2015.

Selain itu, Beberapa waktu lalu Eka dan rekan-rekan di Mojiken mengadakan Mojikencamp yang merupakan program upgrading intenal Mojiken dimana setiap anggota dari Mojiken akan mempelajari sesuatu yang baru selama 2-3 bulan penuh secara intensif.  Hasil akhir yang diharapkan dari Mojikencamp ini adalah masing-masing anggota Mojiken dapat membuat satu prototype game yang nantinya akan dirilis dalam bentuk kompilasi yang bertajuk “Mojikencamp BANDEL”

mojiken gamesz

Ingin Menghasilkan IP yang mendunia

Eka Pramudita berharap agar dapat menghasilkan Intellectual Property (IP) yang mendunia dan industri game menjadi semakin maju dan terbuka wawasannya. Industri yang dimaksud oleh Eka bukan hanya dari developernya saja, melainkan juga dari semua pihak mulai dari pemerintah, penerbit dan juga pemain game.

Tak hanya itu, Eka juga berharap agar semakin banyak juga acara-acara rutin tiap tahunnya yang dapat membantu pertumbuhan industri game di tanah air dan semakin semoga semakin banyak karya-karya developer Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan karya developer luar negeri.

,