Google Umumkan Akan Hilangkan Tombol Palsu di Berbagai Laman Web


download-153141_960_720

[sumber: pixabay]

Sering diantara pengguna internet tertipu karena adanya sebuah tombol yang menyatakan aplikasi yang diinstalnya sudah usang. Atau sebuah laman berisi blangko kosong menyuruh pengguna mengisinya seolah blangko laman media sosial atau laman terpercaya lainnya. Dan pada akhirnya pengguna tertipu, mereka menginstal aplikasi yang tak diinginkan atau memberikan kata sandi, nomer telepon, bahkan akun kartu kreditnya.

Tanggal 3 Februari 2016 kemarin, Google mengumumkan bahwa mereka meningkatkan keamanan browsing bagi penggunanya dari konten–konten palsu yang tertanam, seperti konten-konten yang dapat memanipulasi psikologi penggunannya.

Jika Google mendeteksi bahwa situs yang dikunjungi pengguna berisi konten manipulasi psikologi dan Chrome Browser akan menampilkan sebuah peringatan bahwa pengguna sedang “membuka situs yang menipu”. Keamanan baru yang sedang dikembangkan Google ini juga akan berdampak bagi sebagian pemilik web. Web yang sedang dikembangkan oleh pemilik web harus bersih dari konten-konten yang menipu.

Oleh karena itu, pemilik harus memastikan laman-laman yang dikembangkannya tidak terinfeksi dengan konten-konten yang tidak baik itu. Pemilik dapat memeriksa laman yang dikembangkannya dengan membuka laman Laporan Masalah Keamanan. Kadang kala pemilik memang tidak menyadari bahwa laman yang dimilikinya ternyata terinfeksi oleh konten-konten yang tidak diinginkan.

Konten manipulasi psikologi yang menipu dapat menginfeksi sebuah laman melalui sumber daya yang digunakan pada laman situs tersebut seperti melalui gambar, komponen pihak ketiga, atau iklan. Selain itu, laman web yang dikembangkan dapat terinfeksi dengan cara diretas. Peretas dapat mengontrol situs yang baik dan menambahkannya konten-konten yang tidak baik.

Untuk web yang telah terdeteksi terinfeksi konten maipulasi psikologi, pemilik dapat melakuan hal-hal berikut ini:

  1. Memeriksa laman situsnya dengan Search Console, lalu memverifikasi bahwa pemilik adalah satu-satunya pemilik, tidak ada pemilik baru.
  2. Lalu menghapus semua konten negatif yang merugikan pengguna.
  3. Memeriksa konten-konten dari pihak ketiga.
  4. Meminta peninjauan kemanan.

[Sumber: Google Online Security]