Ketika Branding Tak Berlaku, Apa Artinya?


World cup 2010. Kurang dari 7 hari lagi para penikmat olahraga terbesar sekaligus terpopuler dan terheboh ini, akan mulai rajin bergadang. Begitupun saya :-). Ingat, di piala dunia nanti tidak hanya tim dari 32 negara saja yang ikut bertarung, ada juga sejumlah brand apparel yang bersaing seperti halnya iklan milik Nike, bertajuk “Write The future“.

Kita sebut saja nama nama brand terkenal semacam Puma, Adidas, dan tentunya Nike. Sejumlah brand tersebut sukses menggaet para influencer sepakbola sebagai brand ambassador mereka. Namun apa mau dikata, di ajang world cup 2010 kali ini cukup banyak para bintang lapangan hijau yang memiliki personal branding amat sangat berpengaruh justru terpaksa absen dengan berbagai alasan. Padahal dalam strategi komunikasi, peran influencer sebagai brand ambassador termasuk faktor fundamental dari suatu kampanye brand.

Perlu disadari, kondisi sepak bola saat ini sudah menjadi industri global. Sebagaimana para olahragawan, Ronaldinho dan Walcott juga terikat kerja sama dengan sponsor sebagai brand ambassador yang amat mengandalkan kekuatan personal branding untuk mempengaruhi leads.

Nah, pertanyaannya apakah kegagalan para bintang top urung hadir di Afsel berpengaruh pada penjualan produk yang diiklankan? atau setidaknya berpengaruh pada reputasi alias pamor iklan tersebut?

Jika menakar pada jumlah views dari video write the future yang terus dan terus meningkat melalui situs youtube, saya rasa jawabannya sama sekali tidak. Absennya Ronaldinho dan Walcott tak menghalangi iklan denga tajuk “Write the future” untuk terus dinikmati penggila bola.

Dari insight yang diperoleh, penikmat iklan, dan pembeli potensial (leads) itu sepertinya lebih tertarik dengan suasana ‘wah’ serta inspirasi atau konten yang didapat dari iklan tersebut daripada memperhatikan pemeran tertentu.

Nah, bagaimana pendapat kamu? apakah ini akibat pengaruh social media, sehingga tidak ada perbedaan value dari seseorang dibandingkan yang lainnya.