Global Azure Bootcamp 2016 Bandung : Penggunaan Azure IoT Hub untuk Perangkat Internet of Things di Dunia Nyata


Global Azure Bootcamp 2016

Kemarin secara resmi Global Azure Bootcamp 2016 hadir serentak di seluruh dunia. Saya sendiri berkesempatan hadir pada ajang Global Azure Bootcamp 2016 yang diselenggarakan di Bale Motekar, Bandung.

Dycode dan Dycode X bekerja sama dengan DILO Bandung menjadi penyelenggara acara Global Azure Bootcamp 2016 Bandung. Dalam acara ini banyak disampaikan topik materi yang menarik seputar pengguna Azure untuk berbagai macam aktivitas.

Topik yang disampaikan sendiri beraneka ragam mulai dari “Security  for IoT Developers and Cloud Providers”, “Running Webs & Mobile Apps on Azure App Services”,  “Business Continuity and Disasater Recovery with Azure Site Recovery, hingga “Real World IoT Backend by Azure IoT Hub”.

Salah satu topik yang menarik perhatian saya adalah “Real World IoT Backend by Azure IoT Hub yang dibawakan oleh Andri Yadi selaku CEO dari Dycode dan Dycode X. Untuk mengawali materinya, Andri Yadi memperkenalkan terlebih dahulu dirinya.

Andri Yadi telah menjadi coder selama hampir 19 tahun dengan beberapa bahasa pemrograman yang dikuasainya seperti ASM, QBacsic, Pascal, C, C++, Java, PHP, Bash, C#, Visual Basic, HTML, JavaScript, Python, Objective-C, dan Swift. Tak ketinggalan, dia juga menguasai .Net, QT/QML, Java ME/EE/SE, Android SDK, iOS SDK, Node.JS, ARM mbed, ESP 8266, dan Arduino/Wiring.

Andri Yadi Global Bootcamp 2016

Selanjutnya, Andri Yadi telah menjadi MVP Azure selama 8 tahun berturut-turut dan kini mendirikan Dycode X yang merupakan perusahaan seputar pengembangan perangkat Internet of Things untuk hidup yang lebih menyenangkan.

Pertama-tama, Andri Yadi menjelaskan mengenai teknologi Internet of Things. Teknologi ini sendiri merupakan berbagai perangkat, baik itu kipas angin, kulkas, dan masih banyak lagi yang mempunyai kapabilitas untuk terkoneksi dengan data, salah satunya terkoneksi dengan internet.

Selain itu, perangkat ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan pemrosesan dan pengambilan data melalui jaringan. Sebisa mungkin perangkat ini kecil dan memiliki daya yang rendah agar tidak banyak memakai daya.

Menurut Microsoft, Internet of Things adalah benda atau Things yang memiliki konektivitas dengan Internet dan nantinya dapat mengirimkan data ke server atau cloud untuk dianalisis lebih lanjut sehingga bisa membantu aktivitas sehari-hari yang lebih baik.

Misalnya tempat sampah yang menjadi Things di mana akan mengirimkan data mengenai volume sampah yang sudah penuh ke server dan memberitahukan Dinas Pertamanan bahwa sampah di daerah tertentu telah penuh sehingga harus diambil.

Lebih jauh lagi bisa dilakukan analisis mengenai daerah mana yang tempat sampahnya cepat penuh. Nantinya bisa dianalisis di daerah tersebut mengenai tempat sampahnya sedikit atau orangnya banyak sehingga menyebabkan penuh.

Peserta Global Bootcamp 2016

Skenario dari Internet of Things sendiri itu benda atau Things yang terhubung lewat Internet menggunakan protokol. Dengan adanya protokol ini memungkinkan Things dapat berhubungan dengan cloud. Nantinya dalam cloud ini data dari Things tersebut dapat disimpan dan bahkan dianalisis secara real time. Setelah datanya dianalisis dan disolasi maka data tersebut dapat ditampilkan pada aplikasi mobile atau juga sistem pihak ketiga.

Benda atau Things yang digunakan dalam Internet of Things ini terdiri dari sensor, mikrokontroler, Radio Transceiver / Network Interface, dan sumber energi. Dengan adanya sensor memungkinkan Things dapat mengetahui keadaan sekitar untuk diambil datanya. Untuk mikrokontroler ini akan memroses data yang nantinya akan dihubungkan ke jaringan melalui Radio Transceiver / Network Interface.

Beberapa hal yang berkaitan dengan Internet of Things ini terdiri dari MCU/MPU, komunikasi & jaringan, Sistem Operasi, protokol, pemrograman, dan cloud. Untuk MCU/MPU ini terdiri dari beberapa jenis, seperti Soc (Atmel, Intel, Samsung, Nordic, dan masih banyak lagi) dan Development Board (Arduino, ARM, Intel, dan ESP8266).

Dalam berkomunikasi, pengembang Internet of Things dapat mencoba dengan beberapa teknologi jaringan, seperti 4G-LTE, 3G, Wi-Fi, WiMax, dan masih banyak lagi. Sementara untuk jenis jaringan terdiri dari IPv4, IPv6, UDP, TCP, 6LowPAN, dan LoRa WAN.

Sistem Operasi yang telah mendukung teknologi Internet of Things pun sudah semakin banyak, mulai dari Debian, free RTOS, Arch Linux, Yocto Project, Ubuntu Mate, Ubuntu Snapy, Windows 10 IoT, dan masih banyak lagi. Selain itu, protokol dari Internet of Things terdiri dari Websockets, CoAP, AMQP, MQTT, dan HTTP.

Bahasa Pemrograman

Untuk pemrograman dalam Internet of Things ini pembaca dapat mencoba menggunakan bahasa pemrogramana C, C++, C#, Java, JavaScript, ASM, Python, dan Rust. Sementara itu, platform pengembangannya bisa mencoba Arduino, Wiring, ESP 8266, Cosa, Particle, Nordic, ARM mbed, Intel, dan masih banyak lagi.

Tool atau IDE yang dapat digunakan untuk pengembangan perangkat Internet of Things ini pembaca dapat mencoba Visual Studio, XCode, Eclipse, CLion, NetBeans, Espruino, ATOM, Sublime, IoTivity, dan masih banyak lagi.

Selanjutnya, Andri Yadi juga menjelaskan layanan cloud yang dapat dicoba untuk mengembangkan Internet of Things yang terdiri dari Azure IoT Hub, AWS IoT, Internet of Things, Google Cloud Platform, GeekNesia, AgnosThings, dan masih banyak lagi.

Dalam kesempatan ini, Andri Yadi menggunakan cloud platform Azure dengan dukungan Azure IoT Suite yang dapat digunakan untuk memantau aktivitas perangkat dari jarak jauh, memprediksi perawatan, dan mengatur aset.

Terlebih dahulu Andri Yadi membuat Azure IoT Hub yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan perangkat Internet of Things dan melakukan manajemen terhadap data yang didapatkan dari perangkat Internet of Things.

Setelah melakukan pembuatan dan pengaturan Azure IoT Hub, Andri Yadi menjelaskan perangkat Internet of Things untuk mengukur suhu yang menggunakan ESP 8266 dan Raspberry Pi 2. Dalam hal ini Things (sensor, mikrokontroler ESP8266, Radio Tranceiver, dan baterai) ini akan memberika datanya melakukan metode Long Range (radio) terhadap akses Gateway (Radio Transceiver, Raspberry Pi 2, WiFi, dan Baterai) yang selanjutnya akan dihubungkan ke internet.

IoT Device Global Bootcamp 2016

Setelah tersambung ke internet maka datanya dapat disimpan melalui Azure IoT Hub. Dengan menggunakan Azure IoT Hub ini, Andri Yadi menyimpan data dan kemudian menganalisis data tersebut.

Terakhir, data yang diolah tersebut ditampilkan menggunakan tool visualiasai dari Microsoft yang bernama Power BI. Data yang ditampilkan Power BI ini berbentuk grafik dan dapat berjalan secara real time.

Bisa dibilang demonstrasi yang dilakukan oleh Andri Yadi mengenai Internet of Things ini menarik karena pembaca bisa mendapatkan informasi secara real time dari benda atau Things yang telah menggunakan teknologi Internet of Things.

Selain itu, ke depannya teknologi ini akan mempermudah aktivitas sehari-hari menjadi lebih otomatis dan terstruktur, Namun perlu diperhatikan juga dari segala aspek mulai dari ukuran, energi, jaringan, hingga keamanan agar tercipta perangkat Internet of Things yang baik.

Bagi pembaca yang ingin belajar menggunakan Azure IoT Hub ini dapat langsung mengunjungi Github dari Azure IoT Hub SDK & Tool.  Selain itu, pembaca dapat juga mempelajari teknologi Internet of Things ini dari Azure IoT Starter Kits, Blog Pengenal Azure IoT, dan Azure IoT Developer Center.

*Disclosure : TeknoJurnal merupakan media partner dari Global Azure Bootcamp 2016 Bandung