Pilih Membuat Aplikasi Mobile Native atau Hybrid?


Mobile-application-development[sumber gambar : shutterstock]

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju, permasalahan dan kebutuhan manusia kini banyak yang bisa dibantu menggunakan aplikasi. Dari mulai sulitnya mendapatkan informasi hingga kebutuhan sehari-hari bisa kita pesan melalui aplikasi.

Pemain besar di industri aplikasi ini adalah aplikasi di sistem operasi Android dan iOS. Lihat saja sekelliling kita, sekarang pesan ojek, memesan makanan, memesan kamar hotel, belanja, dan lain-lain semua bisa dilakukan dengan aplikasi di ponsel kita.

Melihat situasi ini, banyak bermunculan para developer iOS dan Android untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan aplikasi. Situasi ini pun menjadi lahan pasar yang sangat besar bagi para developer yang ingin menghasilkan pendapatannya melalui aplikasi yang dibuat.

Untuk membantu developer dalam membuat aplikasi mobile, kini banyak bermunculan platform pembuatan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman web seperti Ionic, PhoneGap, dan lain-lain. Munculnya platform tersebut aplikasi mobile saat ini terbagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi native dan aplikasi hybrid.

Aplikasi native biasanya dibuat menggunakan bahsa Java untuk Android dan Objective C untuk iOS. Aplikasi native bisa memanfaatkan penuh sistem operasi mereka terutama menyangkut akses ke perangkat keras ponsel. Sedangkan aplikasi hybrid adalah aplikasi yang menambahkan kode atau bahasa pemrograman web dengan SDK native sehingga dapat membuat aplikasi lintas platform dengan murah dan cepat.

Jika anda adalah perusahaan yang ingin membuat aplikasi mobile untuk meningkatkan daya jual dan mendapatkan pendapatan lebih bagi perusahaan atau jika anda adalah seorang developer yang baru memulai binis atau usaha dalam industri aplikasi, ada beberapa pertimbangan sebelum membuat aplikasi mobile jenis apa yang digunakan.

Apakah bisnis anda memiliki nilai USP (Unique Selling Proposition) ?

USP adalah hal pembeda yang membedakan bisnis anda dengan kompetitor lainnya yang membuat bisnis anda sangat spesial. Jika bisnis anda mempunya nilai Unique, hal ini yang membuat bisnis anda berbeda. Selling, membujuk pelangagn untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Proposition, usulan yang diterima.

Jika bisnis anda memiliki USP maka sebaiknya membuat aplikasi mobile jenis native. Mungkin akan cukup lama dalam membangun aplikasi native, tapi dengan itu potensi penuh dari platform yang dituju dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ini akan berguna untuk user experience pengguna atau pelanggan anda.

Kapan aplikasi ingin selesai dan dirilis ke toko aplikasi?

Pertimbangan ini terkait pada waktu pembuatan aplikasi mobile. Proses pembuatan aplikasi mobile tergantung dengan beberapa faktor seperti seberapa banyak fitur dalam aplikasi, sumber daya manusia yang ada, berapa biayanya, dan pertimbangan apakah akan dibuat aplikasi hybrid atau native.

Jika anda mempunyai biaya yang minim dan ingin aplikasi selesai dengan cepat dan segera dapat dirilis ke toko aplikasi, aplikasi mobile jenis hybrid bisa menjadi pilihan karena dengan sekali membuat aplikasi hybrid dapat digunakan di berbagai sistem operasi.

Sering melakukan pembaruan pada aplikasi anda?

Apakah aplikasi yang akan anda buat sering diperbarui konten atau isinya? Jika pembaruan sering dilakukan, anda perlu mempertimbangkan aplikasi mobile jenis hybrid. Keuntungannya adalah semua konten aplikasi diperbarui langsung dari web. Tapi jika perubahan yang dilakukan adalah pada aplikasinya itu sendiri, akan lebih baik untuk mempertimbangkan aplikasi native.

User experience yang baik?

Jika fokus anda di aplikasinya adalah memberikan UX yang baik, kreatif, dan unik maka aplikasi mobile native bisa menjadi bahan pertimbangan. Untuk UX aplikasi hybrid juga tidak buruk dalam hal ini. Di bawah ini ada perbedaan mendasar aplikasi mobile native dan aplikasi mobile hybrid.

[table id=5 /]

Dalam pembuatan aplikasi perlu diperhatikan beberapa faktor dan sesuai kebutuhan. Jika memiliki dana yang minim dan aplikasi ingin segera selesai dalam berbagai platform dengan UX yang lumayan bagus atau kebutuhan aplikasi hanyalah menampilkan konten, bisa memilih aplikasi hybrid.

Tapi jika tidak ada kendala untuk soal biaya serta sumber daya dan ingin UX yang terbaik untuk pengguna dan dengan segala fitur yang lebih baik, bisa memilih aplikasi native.

, ,