Rekap Acara Agate Mobile Game Developer Camp di Bandung


Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, selama dua minggu Bandung menjadi tempat berkumpul dan berkarya para developer game di acara Agate Mobile Game Developer Camp. Melalui acara tersebut, para game developer ini diberi tantangan untuk membuat aplikasi mobile, yang akan dimasukan ke dalam OVI Store milik Nokia yang notabene juga menjadi sponsor dari acara ini. Tidak hanya tantangan untuk membuat mobile game saja, para peserta juga mendapatkan pelatihan dari Agate yang sudah cukup berpengalaman dalam mengembangkan game, baik game PC maupun mobile.

agate_final_game_developer_war

Acara ini didasari pada meningkatnya potensi mobile game di Indonesia saat ini. Peluang emas pengembangan mobile game inilah yang mendorong Nokia dan Agate untuk bekerja sama menyelenggarakan acara ini. Dengan adanya workshop seperti ini diharapkan dapat tergali potensi-potensi developer game lokal yang selama ini belum terekspos. Nokia dan Agate bekerjasama menyediakan platform dan juga pelatihan serta sharing pengalaman serta pengetahuan bagi para peserta selama acara ini berlangsung.

Workshop mobile game development dari Agate ini menggabungkan para programmer dengan artist yang akan bekerja sama dalam membuat mobile game yang menarik secara visual dan juga menarik secara game playnya serta keunikan alur cerita. Konsep ini dirasa cukup menarik, karena selain para developer harus memiliki skill programming ataupun skill artist yang baik, tetapi mereka juga harus bisa bekerja dalam sebuah tim dan dapat menyambungkan ide yang mereka miliki.

Dari segi teknis, khususnya bagi programmer, mereka juga dibekali trik-trik tentang bagaimana membuat aplikasi game mobile yang baik dan benar. Misalnya bagaimana menghemat memori handphone sehingga game bisa berjalan lancar tanpa lag. Kemudian bagaimana cara mengoptimalisasi code yang sudah dibuat, hingga bagaimana cara me-manage code sehingga dapat membuat waktu development efisien dan semakin efektif. Dan tentunya bagaimana aplikasi mereka dapat berjalan di handset Nokia S60.

Sedangkan untuk bagian artist nya, mereka dibekali pelatihan mempersiapkan asset yang nantinya dapat digunakan oleh programmer yang notabene partner mereka. Kemudian para artist juga dibekali pengetahuan mengenai teknik animasi. Dengan adanya teknik animasi ini artist perlu membuat spreadsheet gambar yang memperlihatkan perubahan gerak karakter game yang nantinya digabungkan bersama kode program dari programmer. Dengan tambahan pengetahuan seperti ini para artist dapat memaksimalkan game yang dibuat hingga 120%, baik dari teknis maupun visualisasinya.

Selain dibekali pelatihan, para peserta juga dapat bebas bertanya kepada staff merangkap mentor dari agate, sehingga suasana cukup kondusif untuk sebuah penyelenggaraan workshop.

Dan akhirnya Game Development Camp yang berlangsung selama dua minggu ditutup dengan event Mobile Game Development War dimana para finalis berkompetisi dalam pengembangan aplikasi mobile game-nya. Sepuluh tim dipilih dari peserta workshop menjadi finalis dalam acara ini. Selain para finalis dan peserta workshop, acara ini juga dihadiri oleh praktisi IT, anggota komunitas, dosen, dan mahasiswa dari dalam da luar kota.

Tahap pertama pertandingan adalah presentasi kesepuluh tim dihadapan para juri tentang mobile game yang telah dikembangkannya selama dua minggu. Mereka menceritakan konsep, ide, game play, hingga peluang pengembangan game-nya kedepan. Dari sepuluh tim tersebut kemudian dipilih tiga aplikasi terbaik untuk bertanding dalam live coding war. Ketiga aplikasi tersebut adalah “School Escape”, “Defenders”, serta “Digibomb”. Ketiga tim diminta untuk live coding dihadapan seluruh hadirin selama satu jam mengimprovisasi aplikasi yang telah dibuat. Setelah sesi live coding berakhir barulah juri menilai ketiga aplikasi tersebut.

Disela-sela kompetisi, terdapat beberapa sesi presentasi yang dibawakan oleh Upik Sidarta dari Nokia, Rhesa Suryaatmadja dari DigiGames, Aditya Dwipermana dari Agate Mobile Game Development Camp, Firstman R. Marpaung dari N.Ice, Arief Widhiyasa dari Agate Studio, dan Narenda Wicaksono dari Nokia. Website N.Ice juga di-launch pada event ini untuk meresmikan mulainya forum developer Nokia.

Pada akhir acara juara dari Agate Mobile Game Development War ini pun diumumkan. Aplikasi “School Escape” oleh Yuandra Ismiraldi dan Paramita Hapsari memenangkan juara pertama dengan hadiah sebuah laptop Alienware dan handphone Nokia E7. “Digibomb” menempati peringkat kedua kemudian “Defenders” di peringkat ketiga. Selain juara satu sampai tiga, terdapat juga kategori juara favorit pilihan para peserta acara. Gelar juara favorit dimenangkan oleh aplikasi “Battles of Wayang”. Kesepuluh aplikasi yang menjadi finalis akan segera diluncurkan di Ovi Store agar dapat dinikmati oleh seluruh pengguna Nokia.

Game Development Workshop dan War ini tidak hanya seputar perebutan hadiah atau gelar juara. Banyak peserta yang mengaku telah menemukan jalan untuk menekuni sebuah bidang yang sangat dinikmatinya; pengembangan mobile game. Melalui workshop ini pula banyak ilmu baru yang didapat. Bahkan ada peserta yang bertekad untuk terus mempelajari dan mengembangkan game-game lainnya setelah mengikuti workshop.

Sembilan belas aplikasi mobile game dihasilkan dari workshop selama dua minggu saja, oleh orang-orang yang masih mempelajari teknik pembuatan aplikasi semacam ini. Ternyata memang peluang developer Indonesia untuk menjadi tuan rumah di pasar aplikasi sangat besar.

Untuk liputan lengkap selama dua minggu Agate mobile game development workshop oleh Nokia bisa mengunjungi link ini

* foto diambil dari Narenda Wicaksono dan nice.or.id