Rekap Echelon Indonesia 2015


Echelon Indonesia 2015 head

Pada tanggal 14 hingga 15 April 2015 secara resmi e27 dengan DailySocial telah mengadakan Echelon Indonesia 2015. Dalam kesempatan tersebut dihadirkan berbagai pembicara yang telah berpengalaman di industri TI baik itu startup, perusahaan, maupun investor.

Pada awal acara Echelon Indonesia 2015 ini dimulai dengan pembukaan dari Mohan Belani selaku CEO e27. Setelah itu dilanjutkan oleh pembukaan dari sponsor Baidu Indonesia. Di sesi-sesi awal perbincangan Echelon Indonesia 2015 terdapat diskusi yang dilakukan oleh David Chun selaku Tapjoy Managing Director dan dimoderatori oleh Aulia Masna selaku Editor in Chief Addiction.

Dalam diskusi ini dibahas mengenai potensi monetisasi untuk aplikasi mobile masih besar. Dimana kondisi pengguna internet di Indonesia lebih memilih aplikasi yang gratis, sedangkan pengembang aplikasi harus dapat menghasilkan uang untuk menjalankan bisnis agar dapat tetap berjalan sehingga menurut David, iklan tetap menjadi sumber penghasilan dana yang harus dipikirkan dan dieksplorasi lebih mendalam.

Sesuai dengan prediksi yang diperkirakan David, ke depannya pengembang aplikasi dapat mengambil porsi belanja iklan digital sebagai sumber pendapatan. Dalam hal ini pertumbuhan belanja iklan di Indonesia diprediksikan akan meningkat hingga tahun 2019.

Selanjutnya, Achmad Zaky selaku CEO Bukalapak membahas mengenai hal yang paling dicari oleh para investor ketika ingin menanamkan modalnya di startup. Zaky memungkapkan bahwa masih banyak sebenarnya investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, terutama investor dari luar.

mobomarket

Dana yang dimiliki investor melimpah, namun sayangnya tidak banyak startup yang bagus. Selain itu, masalah lainnya adalah dari sisi pengalaman startup tidak punya cukup banyak memiliki talenta yang baik sehingga apabila startup memiliki kualitas produk dan sumber daya manusia yang baik akan membuat investor menanamkan modalnya di stratup tersebut.

Kemudian dalam diskusi panel yang diisi oleh berbagai investor, dijelaskan bahwa setiap investor yang akan memberikan dana memiliki pandangan dan ketertarikan tertentu kepada bisnis serta pendirinya. Contohnya Stefan Jung dari Monk’S Hill Ventures yang melihat pendiri startup menjadi kunci yang penting.

Selain itu, dirinya memberikan tiga hal penting yang akan dilihat dirinya sebelum menginvestasi sebuah startup yang terdiri pendiri, ukuran pasar yang akan dijangkau, dan model bisnis yang akan digunakan startup. Namun tentunya setiap investor memiliki kriteria masing-masing tergantung dari kemampuan startup.

Pada hari kedua Echelon Indonesia 2015, peserta disuguhkan presentasi dari Iwan Setiawan selaku Marketing Manager Baidu Indonesia yang membahas mengenai peluang pasar aplikasi mobile di Indonesia.

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak di dunia dan ini menjadikan potensi yang besar untuk pasar aplikasi mobile. Untuk dukungan terhadap pengembang aplikasi lokal ini Baidu Indonesia membuat toko aplikasi yang bernama Mobomarket. Dalam toko aplikasi ini sendiri terdapat 643.000 aplikasi yang sebagian besarnya buatan lokal dan Baidu Indonesia membantu untuk mendistribusikan aplikasi ke semua pengguna gadget di Indonesia.

Tak ketinggalan, William Tanuwijaya selaku CEO Tokopedia yang membagikan pengalamannya tentang membangun perusahaan. Dalam hal ini Tokopedia memiliki 3 hal utama dalam membangun perusahaan seperti membangun teknologi, orientasi kepada konsumen, dan kultur esensi penting membangun perusahaan.

Perusahaan yang berbasis ataupun menggunakan teknologi harus memiliki teknologi dan inovasi terdepan serta mampu bersaing secara global. Selain itu, Tokopedia menyukai model marketplace, karena di bisnis ini hanya bisa berhasil dengan membantu orang lain atau konsumen mereka untuk sukses.

Tokopedia membangun kultur yang kuat karena perusahaan ini akan lebih besar ada memiliki lebih banyak pegawai. Untuk itu perusahaan yang semakin bertumbuh perlu membangun kultur yang kuat agar dapat menopang perusahaan ketika semakin besar nantinya.

Terakhir, diskusi panel pada Echelon Indonesia 2015 ini membahas mengenai kebangkitan program akselerasi dan inkubasi startup di Indonesia. Tujuan dari program Inkubasi dan akselerasi memiliki tujuan yang sama dalam mempercepat pertumbuhan startup di masa awal untuk menuju tahap selanjutnya. Sedangkan perbedaanya masa yang dijalani ketika startup dalam masa pengembangan bisnis salah satu program tersebut.

Terkadang perbedaan visi antara startup dan program inkubasi dan akselerasi membuat program yang dijalankan tidak menjadi maksimal. Menurut Anthonny banyak startup yang menganggap kedua program ini sama dengan sebuah Venture Capital yang memberikan dana.

Namun kenyataanya program inkubasi dan akselerasi bukan hal yang seperti itu. Melainkan menyediakan mentoring, working space, dan capital. Untuk itu, agar menghasilkan ekosistem yang dapat berjalan dengan baik, startup dengan program inkubasi dan akselerasi harus mempunyai visi yang sama agar dapat melakukan kerjasama yang baik dan hubungan yang harmonis.

Tentunya ketika startup berkembang menjadi lebih baik maka program inkubasi dan akselerasi yang telah dijalankan bisa dibilang berhasil.

Echelon Indonesia 2015 all

* Disclosure : TeknoJurnal merupakan salah satu media partner Echelon Indonesia 2015