Reportase BlackBerry DevCon Asia 2011 Singapura – Hari Pertama


Selesai sudah acara BlackBerry DevCon Asia 2011 Singapura selama dua hari yang diselenggarakan oleh RIM di Suntec Convention Centre Singapura pada tanggal 7 – 8 Desember 2011. Penulis akan coba berbagi kegiatan yang penulis ikuti di sana, termasuk sajian reportase dari beberapa sesi acara yang sempat penulis ikuti.

Hari pertama diawali dengan pembukaan di Ballroom Suntec, dimulai pengenalan beberapa pencapaian, perangkat baru dan juga teknologi baru dari RIM, yakni Blackberry OS 10. Suatu hal yang lumayan membuat kaget dan penasaran menurut saya, karena di teknologi terbarunya tersebut RIM lebih mengundang para pengembang aplikasi untuk menggunakan platform native ditambah dengan bahasa pemrograman HTML 5. Selain itu, BlackBerry 10 juga sudah menjalin kerjasama dengan mobile platform lainnya seperti PhoneGap, Sencha, Unity, dan sebagainya. Acara pembukaan ini ditutup dengan showcase beberapa produk pada BlackBerry yang menggunakan teknologi canggih dari NFC hingga augmented reality.

Suasana Peserta BlackBerry DevCon Asia 2011 Singapura
Suasana Peserta BlackBerry DevCon Asia 2011 Singapura

Setelah acara pembukaan selesai, sesi pertama yang penulis ikuti adalah sesi “Mobile Architecture: How Do I Start?” yang diisi oleh Rana Puri, Senior Wireless Application di RIM. Sesi ini lebih menjelaskan bagaimana mengembangkan teknologi mobile, terutama bagi para pengembang aplikasi yang sudah pernah mengembangkan aplikasi desktop. Beberapa yang dijelaskan adalah tentang platform apa yang bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi BlackBerry, bagaimana RIM mendukung para pengembang aplikasi, hingga pengenalan BlackBerry Enterprise Server.

Sesi selanjutnya yang saya ikuti adalah “New Ways to Monetize Your Apps with BlackBerry Application Platform Service” yang diisi oleh Brian Zubert, Team Lead Developer Relations di RIM. Sesi ini menjelaskan beberapa hal mendasar tentang bagaimana cara meraup uang melalui AppWorld dengan memasang iklan pada aplikasi BlackBerry yang kita buat. Sesi ini juga lumayan banyak menyinggung sisi teknis, termasuk menjelaskan bagaimana mendapatkan kode untuk iklan lalu menyisipkannya pada baris kode aplikasi kita. Selain itu, dijelaskan pula beberapa aturan yang menjadi bahan evaluasi saat bagi RIM untuk aplikasi yang kita kirimkan ke AppWorld, termasuk di antaranya tidak diperbolehkannya menggunakan mata uang digital yang biasa terjadi pada game-game digital seperti jenis poker, casino, dsb. Namun, mereka tetap masih memperbolehkan adanya in-app transaction, seperti membeli fitur tambahan di dalam aplikasi kita. RIM menggratiskan pengiriman aplikasi ke AppWorld dan proses persetujuan aplikasinya pun hanya membutuhkan maksimal satu minggu.

Sesi terkahir yang saya ikuti adalah sesi oleh Angels Gate, salah satu inkubator di Singapore yang menguak 50 cara membuat startup kita berhasil dan berbagi pengalaman di mana mereka telah lama (hampir 8 tahun) mengembangkan startup berbasis mobile dan media digital di Asia. Pembicaranya sendiri adalah Ash Singh, CEO dari Interactive SG, perusahaan di balik Angels Gate.

Itulah beberapa sesi yang dapat penulis bagikan. Sangat menarik melihat RIM meningkatkan performa teknologi dan juga target pasarnya, khususnya di Indonesia. Artikel berikutnya akan penulis sajikan untuk anda mengenai hari kedua yang sesinya tidak kalah menarik.