Sebuah Pemikiran Amatir : Menguji Serangkaian Asumsi


business startup ideasDi artikel saya kali ini saya mencoba memberikan pemikiran saya mengenai startup di bidang IT. Pemikiran yang bisa salah, atau bisa juga benar tergantung dari sudut pandang anda masing-masing. Pemikiran saya ini berdasarkan dari apa yang saya lihat selama ini, artikel-artikel yang saya baca dan tentunya pengalaman sehari hari.

Ok, pemikiran saya adalah apakah sebuah startup di Indonesia kebanyakan dimulai dari sekumpulan orang yang pandai dengan ide-ide? Ataukah sebuah startup dimulai dari sekumpulan orang-orang yang handal dari sisi teknikal IT? Atau mungkin campuran keduanya? Saya sendiri lebih suka mengumpulkan ide terlebih dahulu baru mengompori orang-orang teknis dengan sebuah presentasi yang menarik, membuat business plan bersama-sama dan akhirnya mengeluarkan sebuah produk. Namun pada kenyataanya saya lebih sering berkumpul dengan orang teknis.

Saya sendiri lebih suka menggambarkan ide yang muncul ketika membuat startup adalah rangkaian asumsi untuk mencapai sebuah tujuan bersama, untuk memberi solusi atau hal-hal lainnya yang tentunya membawa nilai tambah untuk penggagasnya. Asumsi-asumsi ini kadang berhasil kadang juga gagal. Salah satu contoh asumsi yang sering kali muncul adalah asumsi bahwa orang-orang di Indonesia atau bahkan di dunia ingin saling terkoneksi dengan sesama temannya secara online. Ingin membuat online profile, memanfaatkan fitur sebuah aplikasi/situs web bersama teman-teman yang lain, memiliki komunitas online, hingga membelanjakan uangnya secara online.

Kalimat ingin saling terkoneksi dengan pengguna lainnya dan dengan teman teman secara online, adalah hal yang sangat wajar dan memang kebanyakan pengguna Internet menginginkan hal ini (walaupun diawal 2000-an hal ini masih menjadi asumsi yang tidak begitu jelas masa depannya). Dan di masa masa ini asumsi ini beranak pinak, di antaranya adalah :

  • Orang-orang ingin mengetahui apa yang dilakukan temannya saat ini.
  • Orang-orang ingin membuka “link” ke artikel yang dibagi oleh sesama temannnya.
  • Pemilik merek akan melirik produk kita jika makin banyak aktivitas pengguna yang online.
  • Orang-orang mau membelanjakan uangnya secara online dan juga membuka toko online.
  • Orang-orang mau memakai layanan (web/aplikasi) yang dipakai temannya.
  • Orang-orang mau berinteraksi dan bekerja menggunakan layanan online.
  • dan lain sebagainya.

Startup menurut saya pribadi adalah alat untuk menguji asumsi-asumsi seperti contoh di atas. Jika memang terbukti benar maka saya akan lebih dekat dengan tujuan saya. Berarti asumsi saya ini berjalan di area yang saya targetkan, berarti saya memiliki kemungkinan sukses yang lebih besar daripada hari kemarin (tergantung definisi sukses anda, uang, ketenaran, atau sosial). Tapi jika terbukti tidak berhasil maka kita akan mencari asumsi lainnya untuk dites, sampai akhirnya menemukan titik ideal bagi anda (belum tentu ideal bagi orang lain).

Jadi kesimpulan pemikiran saya ini adalah startup bukan tempat untuk mencari kesuksesan tapi hanya tempat untuk mengetes asumsi kita terhadap apa yang bisa menyukseskan kita dalam mencapai sebuah tujuan.