Tips – Tips Dalam Membuat Presentasi yang Baik


5220980010_40bc767eb2* Catatan editor: presentasi adalah salah satu ilmu yang menurut saya wajib untuk dipahami bagi para pengembang aplikasi terutama bagi mereka yang sedang mengembang produk aplikasi sendiri. Setelah aplikasi yang dibuat sudah jadi, salah satu tantangan yang kemungkinan besar akan dihadapi adalah bagaimana caranya agar aplikasi buatan kita dapat dipresentasikan dengan bagus ke misal calon investor, client, hingga pengguna calon aplikasi tersebut

Produk, ide, atau gagasan yang baik jika tidak disampaikan dengan baik, tidak ada yang akan menerimanya. Lalu sebaliknya, gagasan yang buruk bisa menjadi bagus jika disampaikan dengan amat sangat baik. Komunikasi itu adalah bagian penting dari kehidupan. Komunikasi adalah media atau jembatan antara gagasan yang ada di otak kita dengan persepsi otak orang lain.

Salah satu bentuk komunikasi adalah presentasi. Berbeda dengan ngobrol biasa, presentasi ini biasanya lebih satu arah. Contoh presentasi misalkan seorang murid mempresentasikan karya ilmiahnya di depan kelas, seorang dosen mempresentasikan materi kuliah di depan mahasiswanya, seorang sales mempresentasikan produk yang ia jual, seorang calon presiden mempresentasikan visi misi yang ingin ia bawa, dan masih banyak contoh lainnya. Jika sang murid tidak bisa mempresentasikan karyanya dengan baik nilainya akan buruk, jika sang dosen tidak
bisa mempresentasikan materi kuliahnya dengan baik mahasiswanya tidak akan ada yang mengerti, jika seorang sales tidak bisa mempresentasikan produknya maka tidak ada yang ingin membeli produknya, dan jika calon presiden tidak bisa mempresentasikan visi misinya maka dia tidak akan di pilih. Oleh karena itu, presentasi merupakan teknik yang sangat penting untuk kita pelajari dan kita latih.

Dengan ritual saya menonton video TED minimal sehari sekali, saya menemukan sebuah video menarik tentang tips presentasi dari David S. Rose yang membahas tentang pitching kepada venture capital. Saya tidak akan mengulas bagian tentang venture capital-nya, tapi saya akan mengangkat teknik presentasi yang ia sampaikan. Sebelum masuk ke tips presentasinya, dalam presentasi salah satu ruh utamanya adalah integritas dan passion. Dua hal ini merupakan kunci utama agar presentasi kita bisa mempengaruhi dan menginspirasi pendengar kita.

Contoh integritas dan passion misalkan kita undang pembicara hebat sekelas Mario Teguh, yang dari teknik presentasi sudah sangat hebat sekali tapi dia diminta untuk mempresentasikan teori aerodinamika pada sayap pesawat yang menggunakan rumus-rumus fisika, tentu dia tidak akan bisa membawakannya sebaik jika dia membawakan tema tentang bisnis. Berbeda jika yang menyampaikannya adalah pak Habibie yang secara integritas memang terbukti hebat di bidang itu dan secara passion memiliki kecintaan tentang dunia engineering. Oleh karena itu, ketika kita tidak memiliki dua hal itu, rasanya sulit untuk bisa mempresentasikan materi kita ke orang lain.

Lalu tips berikutnya adalah dari sisi teknik alat penyampaiannya. Biasanya kalau presentasi, kita menggunakan alat bantu seperti infocus, laptop, dan menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Power Point atau Keynote. David S. Rose memberikan tips bagaimana baiknya menuliskan materi kita di dalam layar presentasi kita. Dia memberikan contoh bagaimana Bill Gates membuat slide presentasinya dan bagaimana Steve Jobs membuat slide presentasinya. Bisa kita lihat betapa fenomenalnya setiap presentasi keynote dari Steve Jobs (apalagi ketika launching iPhone 1) yang langsung membuat produk itu laku besar-besaran di pasar. Bahkan ketika tidak ada inovasi yang tinggi, Steve Jobs masih mampu membawakan keynote dengan sangat baik lagi. Apa rahasia slide Steve Jobs? Coba perhatikan gambar di bawah ini:

Contoh 1
Contoh 1
Contoh 2

Steve Jobs tidak menggunakan poin-poin di dalam slidenya, dia tidak memasukan kalimat panjang, apalagi paragraf di dalam slidenya. Yang ada hanya gambar atau grafik atau kalimat atau video atau demo. Mengapa dia melakukan ini? Steve Jobs ingin penonton fokus kepada dirinya, fokus kepada apa yang ia katakan, fokus kepada kalimat-kalimat mutakhir yang ingin dia keluarkan, bukan malah membaca butiran-butiran slide yang ada di panggung, bukan sibuk mencatat paragraf yang ada di panggung, tapi sibuk mendengarkan kalimatnya. Materi yang ada di slide presentasi berbeda dengan materi yang dibagikan ke pendengar (handout). Ketika presentasi, buatlah orang fokus pada kita. Short… short bullet points = GOOD. Just the headline = BETTER. Only image = BEST.

Setelah itu, David memberikan tips-tips terkait teknik dan detail ketika kita ingin membawakan presentasi. Berikut adalah beberapa tipsnya:

  1. Always use presenter mode. Di Power Point atau Keynote, terdapat mode presenter yang memberikan kita tampilan yang berbeda dengan di layar. Di sana kita bisa melihat slide berikutnya apa, catatan-catatan terkait slide tersebut, dan waktu kita sudah berapa lama.
  2. Always use a clicker. Clicker adalah alat yang membantu kita memindahkan slide ke slide berikutnya tanpa harus berada dekat dengan komputer atau mengucapkan “next” kepada operator. Kita bisa leluasa melakukan gerak-gerik tubuh jika menggunakan clicker.
  3. Hands out are not your presentation. Seperti yang tadi di bahas, slide presentasi bukanlah handout, haruslah sesederhana dan seminim mungkin informasi yang ada di sana.
  4. Dont read your speech. Jangan membaca. Latihlah materi presentasi kita berulang-ulang sehingga kita tidak perlu menghafal. Slide pada presentasi bisa membantu kita mengambil informasi terkait apa yang ingin kita sampaikan.
  5. Never, ever look at screen. Ketika presentasi, pandanglah pendengar kita. Jangan sibuk melihat layar apalagi cuma membaca apa yang ada di layar.

Yak berikut tadi adalah tips-tips dari David. S Rose yang saya dapat di video TED. Kalau dari saya sendiri, saya akan coba menambahkan beberapa tips berdasarkan pengalaman saya yang penting juga untuk melakukan presentasi.

  1. Sebelum membuat slide, ketahui pendengar kita siapa. Saya selalu meminta term of reference di mana saya bisa memastikan ada berapa orang yang datang, siapa saja yang hadir, siapa pembicara sebelum dan sesudah saya, dan sebagainya.
  2. Pastikan segala kebutuhan teknis. Saya selalu bertanya apa saja yang disiapkan oleh panitia, terutama mengenai ketersediaan Internet atau kabel audio. Ini penting ketika saya ada slide untuk demo yang menggunakan Internet atau video.
  3. Bikin berbagai versi dan siapkan flashdisk. Saya pernah beberapa kali melihat orang yang ketika baru mau mulai persentasi, sudah ada banyak kendala teknis seperti file-nya tidak bisa dibaca, laptopnya tidak mau konek, dan lain sebagainya. Saya selalu sediakan berbagai versi presentasi (ppt, pptx, dan pdf) yang itu juga saya sudah kopi ke flashdisk. Jika terdapat masalah pada laptop saya, saya bisa segera ganti ke laptop lain yang ada.
  4. Jadi diri sendiri. Gaya orang dalam mempresentasikan sesuatu berbeda-beda. Ada yang berapi-api, ada yang serius, ada yang membawakannya berbiwaba, ada yang lucu, dan lain-lain. Jadilah diri kita apa adanya dan gak usah ikut-ikut gaya orang lain.
  5. Yang terakhir, banyak berlatih. Berlatih ini penting sekali karena semakin sering kita tampil dan presentasi, maka cara kita membawakan presentasi akan semakin baik. Ini memang butuh jam terbang dan tidak bisa instan.

Saya ingat dulu ketika saya presentasi, diberi waktu satu jam, slide saya bisa di atas 40 slide dengan banyak poin-point. Saat ini saya bisa presentasi 1 jam hanya dengan 10 slide saja (itupun udah termasuk judul, pengenalan, dan kata terima kasih). Kalau mau lihat dan membandingkan, ini slide presentasi saya di tahun 2011 dan ini slide presentasi saya di tahun 2013. Jadi memang semua itu butuh proses dan belajar. Semakin banyak jam terbang kita, presentasi kita pun akan semakin baik. Selamat terbang :)

[sumber gambar]

Artikel ini merupakan guest post dari Adam Ardisasmita. Ia saat ini menjabat sebagai CEO di Arsanesia, sebuah studio game di Bandung. Ia juga merupakan anggota dari komunitas Game Dev Bandung. Pembaca juga bisa mem-follow akun Twitternya di @ardisaz