Aditya Anwar T merupakan seorang pengembang game kelahiran Bandung yang mendirikan Antpixel Studio bersama kakaknya, Adrian Anwar T. Aditya awalnya menyukai permainan game sejak kecil hingga bertransformasi menjadi seorang pengembang game.
Aditya bersama Antpixel Studio sempat menjadi juara tiga dalam Intel Perceptual Computing Challenge yang diselenggarakan oleh Intel. Pada kompetisi ini Aditya mengajukan game The Catcher yang memberikan edukasi untuk membuang sampah pada tempatnya agar tidak terjadi banjir.
Aditya lahir pada tanggal 21 April 1984 di Bandung. Sejak kecil, Aditya telah dibelikan Ayahnya game console dan komputer sehingga secara otomatis menyukai dunia permainan game. Kemudian, suatu hari dirinya merasa penasaran mengenai cara pembuatan game yang selama ini dimainkan.
Secara tidak sengaja Aditya menemukan sebuah buku ensiklopedia yang dimiliki oleh ayahnya di lemari. Sejak saat itu, Aditya terus membaca buku ensklopedia dan mengaplikasikannya dengan mencoba membuat sebuah game.
Game pertama yang dikembangkan oleh Aditya adalah ketika duduk di bangku SMP dan belum memiliki judul. Berkat ketertarikannya terhadap dunia TI dan game ini membuat Aditya memilih jurusan Teknik informatika Universitas Gunadarma pada tahun 2001.
Selain menggemari dunia pengembang game, Aditya juga sempat menjadi pemain game online di warnet. Pada suatu hari Aditya pernah bermain di warnet selama 3 hari 2 malam sehingga tidak pulang ke rumah. Namun meski begitu Aditya tetap produktif bekerja dalam mengembangkan game. Aditya pun pernah bergabung di Jatis Mobile dan Glassfingers.
Antpixel Studio pertama kali didirikan pada tahun 2006 oleh kakaknya Aditya yaitu Adrian Anwar T. Awalnya Antpixel Studio ini merupakan studio penyedia grafis game yang memiliki spesialisasi pixel art, namun beberapa bulan kemudian Aditya diajak bergabung oleh kakaknya dan bertransformasi menjadi studio pengembangan game.
Game yang paling berkesan bagi Aditya adalah Battle Cry karena game ini yang pertama kali dikembangkan oleh Antpixel Studio berbasis J2ME. Selain itu, Aditya pernah memenangkan beberapa penghargaan yang diantaranya juara 2 kategori “Non-Flash based browser game” pada acara Indonesia Game Show 2012 dan juara 3 pada Intel Perceptual Computing Challenge.
Hingga saat ini Antpixel Studio telah memiliki 3 anggota utama dalam hal pengembangan game, namun ketika membutuhkan orang dalam mengembangkan proyek atau game maka akan mengajak teman – teman dekatnya dalam mengerjakan proyek atau game tersebut. Selain itu, Antpixel Studio telah mengembangkan lebih dari 200 game yang kebanyakan terdiri dari mini game untuk klien.
Untuk mendapatkan keuntungan dari aplikasi, Antpixel Studio menggunakan beberapa strategi yang terdiri dari iklan, penjualan game langsung di toko aplikasi, kerjasama, sponsor, in-app-purchase, dan klien.
Bisa dibilang iklan adalah salah satu metode yang populer digunakan oleh pengembang game lokal dalam menghasilkan keuntungan. Untuk game Antpixel Studio yang menggunakan iklan ini rata-rata memakai jasa iklan dari Adsense dan Admob.
Selain menggunakan metode iklan, Antpixel Studio juga banyak melakukan kerjasama dengan klien dalam membuat mini game yang menarik. Bisa dibilang sebagian besar pendapatan Antpixel Studio dilakukan dengan metode kerjasama dengan klien.
Salah satu prestasi yang menarik dari Antpixel Studio adalah menjadi salah satu juara di ajang Intel Perceptual Computing Challenge yang diselenggarakan oleh Intel. Dibalik kemenangan tersebut terdapat kisah yang cukup menarik dari Antpixel Studio.
Awalnya Aditya dan Antpixel baru mengetahui adanya Perceptual Computing Challenge ini sehari sebelum hari terakhir pengajuan ide untuk ajang tersebut. Walaupun sudah mengetahui batas waktu pengumpulan ide ajang tersebut, namun Aditya belum berkeinginan untuk mengikutinya karena pada saat itu pekerjaan dari Antpixel Studio sedang padat.
Setelah pulang dari meeting, Aditya terhalang banjir di ITC Ambasador dan secara tidak sengaja muncul ide untuk mengajukan ide pada Intel Perceptual Computing Challenge. Ide yang muncul adalah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dengan menggunakan kamera Perceptual Computing. Selain itu, Aditya berpikir untuk hanya mengirimkan ide saja dan tidak perlu membuat game pada Perceptual Challenge.
Setelah mengajukan ide, Antpixel Studio berhasil lolos seleksi dan dikirimkan kamera Perceptual Computing oleh Intel agar dapat menyelesaikan idenya tersebut menjadi sebuah produk jadi. Walaupun kamera telah sampai, namun Aditya mengabaikan untuk mengembangkan game pada Perceptual Computing Challenge karena masih memiliki banyak pekerjaan.
Ketika telah memasuki waktu kurang dari seminggu hingga batas akhir pengajuan produk pada Perceptual Computing Challenge ini secara tidak sengaja Aditya menemukan bahwa ada surat di dalam kotak kamera yang menyatakan bahwa apabila produk untuk Perceptual Computing Challenge tidak diajukan maka kamera tersebut harus dikembalikan kepada pihak Intel.
Dengan adanya kejadian tersebut membuat Antpixel Studio mengerjakan produk yang berupa game selama kurang dari seminggu. Selanjutnya, ketika akan melakukan pengajuan video demo dan produk di situs resmi Intel Perceptual Computing Challenge secara mengejutkan internet di kantor Antpixel tidak dapat terkoneksi.
Untuk mengatasi hal tersebut, Aditya pergi ke minimarket terdekat untuk mencari koneksi internet dan berhasil mengunggah video demo dan produk tepat 10 menit sebelum batas waktu pengajuan berakhir.
Perjuangan tersebut berbuah manis dengan terpilihnya game The Catcher yang dikembangkannya menjadi juara ketiga pada kategori game. Aditya menyatakan bahwa Perceptual Computing SDK yang diberikan oleh Intel mudah dimengerti sehingga game dapat selesai dikembangkan dalam waktu yang singkat.
Berawal dari hobi Aditya bermain game sejak kecil menjadikannya pengembang game. Dengan game mengantarkannya menjadi pengembang yang profesional dan sempat memenangkan penghargaan di kompetisi yang bergengsi. Kini Aditya bersama Antpixel Studio telah ikut mengibarkan sayapnya dalam dunia pengembangan game di Indonesia.
Terakhir, Aditya berharap semoga game yang dikembangkan oleh Antpixel Studio menjadi disukai oleh banyak orang dan semua pengembang game asal Indonesia semakin berkembang hingga produknya dimainkan oleh banyak orang di dunia.
*Update Penyesuaian Artikel
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…