Teknojurnal – Pada tanggal 18 Januari 2018 lalu, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi blockchain telah membentuk sebuah wadah, yang disebut dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I), di Jakarta.
Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) merupakan sebuah wadah bagi para pelaku industri yang memiliki visi untuk berinovasi, memajukan dan membentuk ekosistem teknologi blockchain Indonesia.
Asosiasi ini didirikan oleh beberapa perusahaan yang cukup terpercaya di bidang teknologi blockchain Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, INDODAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X.
Asosiasi Blockchain Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk memudahkan akselerasi adopsi teknologi blockchain ke dalam era industry 4.0. Akselerasi ini akan dilakukan melalui beberapa cara, termasuk integrasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan.
Teknologi blockchain memang memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Oscar Darmawan, selaku Ketua Umum (sementara) A-B-I. Beliau juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki talenta yang cukup mumpuni di bidang teknologi blockchain.
Oleh karena itu, Asosiasi Blockchain Indonesia yang diwakili oleh Oscar berkeinginan mengambil momentum tersebut agar dapat memperoleh manfaat yang maksimal bagi Indonesia.
Ketua Dewan Pengawas A-B-I, yaitu Yos Ginting, menerangkan bahwa teknologi blockchain merupakan teknologi baru yang berkembang sangat pesat sehingga antusiasme para pelaku industrinya perlu ditopang dengan regulasi yang akomodatif dan dapat memaksimalkan manfaat dari teknologi blockchain.
Berlatar belakang hal itu,Yos menerangkan bahwa perlu adanya pendekatan berimbang antara aspek kehati-hatian dan aspek pencapaian potensi manfaat perekonomiannya. Yos menegaskan bahwa pembatasan yang ada harus diimbangi dengan keleluasaan untuk bereksperimen.
Asosiasi Blockchain Indonesia juga berlaku sebagai mitra pemerintah untuk menghimpun pelaku industri agar memiliki kemampuan dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan teknologi blockchain di Indonesia.
Oleh karena itu, Asosiasi Blockchain Indonesia memiliki komitmen untuk menjalin kerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non kepemerintahan. Sebagai salah satu jalannya, A-B-I akan menjadi anggota dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia).
Menurut Rosan P. Roeslani, selaku Ketua Umum KADIN Indonesia, era industry 4.0, yang ditandai dengan meluasnya aplikasi kecerdasan buatan, robotika, teknologi nano, bioteknologi dan blockchain, perlu diantisipasi oleh pelaku industri secara maksimal.
Rosan mewakili KADIN Indonesia berencana akan memayungi dan memberikan pendampingan yang terbaik agar A-B-I dapat menjadi katalis terbentuknya ekosistem yang dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi blockchain.
Asosiasi Blockchain Indonesia memiliki keanggotaan yang cukup unik, dimana anggotanya dapat berlaku untuk global meskipun memiliki basis di Indonesia. Para pelaku industri di bidang teknologi blockchain diharapkan dapat bergabung ke asosiasi ini.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…