Antara CMS dan Code From Scratch Dalam Membangun Startup


opensourcecmsWell….. sampai sekarang saya masih sering melihat perdebatan antara menggunakan CMS (Content Management System semacam Drupal, WordPress, Ning, dll) dan “code from scratch”, terutama dalam membuat sebuah startup berbasis web. Pengguna CMS sepertinya masih di-“kelas dua”-kan oleh sebagian programmer. Menurut saya pribadi, tidak ada yang salah antara menggunakan CMS atau code from scratch dalam membuat sebuah produk aplikasi, tergantung situasinya. Ada saatnya lebih enak menggunakan CMS, dan ada saatnya juga code from scratch.

Sedikit flashback, saya dulu termasuk yang anti-CMS. Jaman-jaman kuliah di mana pola berpikir saya masih sangat teknikal, menulis baris-baris kodingan dari awal sampai akhir terlihat seperti “pure programming”. Ketika saya melihat ada orang lain yang menggunakan CMS untuk membuat aplikasi, rasanya terlihat “gampangan”. Dan akhirnya saya dikenalkan oleh teman saya, Putra Setia Utama, apa itu sebetulnya CMS dan bagaimana CMS dapat “menyelamatkan” hidup saya ketika mengerjakan sebuah proyek untuk client. Dan akhirnya saya mendapatkan “pencerahan” bahwa dalam mengembangkan sebuah aplikasi itu ada banyak metode yang dapat digunakan, termasuk menggunakan CMS atau code from scratch.

Kembali ke masalah startup, setahu saya tujuan dalam membangun sebuah startup “seharusnya” adalah untuk mendapatkan pemasukan dari produk yang dibuat. Pertanyaannya, apakah relevan jika penggunan CMS atau tidak itu menjadi suatu masalah? Menurut saya tidak. Contohnya startup kecil saya yang dibangun bersama teman saya ini, TeknoJurnal, online magazine tentang guide di perkembangan dunia IT menghasilkan manfaat yang jauh lebih besar baik dari sisi uang atau non-uang daripada startup saya sebelumnya yang dibuat dengan model code from scratch. Menurut saya ketika kita berbicara tentang startup, lebih penting untuk fokus dari sisi bisnis dan konten daripada menitik beratkan dari sisi koding. Pengguna saya yakin tidak akan mempermasalahkan apakah produk yang dibuat menggunakan CMS atau tidak, yang penting berguna untuk mereka.

Percuma saja jika membuat sebuah aplikasi yang menggunakan baris-baris kodingan tingkat tinggi jika akhirnya tidak ada yang menggunakan aplikasi tersebut atau bahkan gagal ditengah jalan karena saking tingginya tingkat kekompleksan kodingan. Dari sisi pembelajaran mungkin ya bisa dibilang dapat makin berkembang ilmu teknisnya, tapi dari sisi bisnis itu jelas adalah suatu kesalahan. Saya sendiri lebih baik untuk fokus ke konten, pengembangan brand, komunitas, dan lain-lainnya yang bersifat non-teknis dalam membangun sebuah startup.

Seperti yang saya telah tulis di awal artikel, kesimpulan saya tentang antara menggunakan CMS dan code from scratch itu tergantung situasinya . Saya juga kadang menggunakan CMS, kadang code from scratch, tergantung situasi dan kondisi yang ada. Oleh karena itu saya rasa sudah tidak jamannya lagi meremehkan kekuatan CMS.