Categories: Opini

Antara Si Google dan Si Microsoft???

1-2 tahun terakhir ini, Google makin terobsesi dengan satu hal : kecepatan. Pada kisaran tahun 2008, merupakan awalan dari ide Google akan mengeluarkan produk browser sendiri. Alasannya? Semua browser yang ada menurut mereka terlalu lambat! Dan menurut mereka lagi lambatnya performa browser yang ada pada saat itu sangat terlihat di eksekusi JavaScript. So… akhirnya lahirlah si namanya Chrome dengan mesin JavaScript V8, dan mulai saat itu dimulailah era perang browser hingga saat ini. Kemudian saya ingat sekali saat tahun 2009 tim dari Google sangat sibuk menguji infrastruktur pencarian baru yang mereka beri nama Caffein. Apa kelebihannya? Dapat melakukan searching dua kali lebih CEPAT dari biasanya.

Kemudian masih di tahun 2009, bahasa pemprograman Go mulai dirilis. Titik berat utama dari munculnya Go adalah kecepatan eksekusi dan kompilasi, serta paralelisme yang kesemuanya bermuara pada peningkatan kecepatan. Kemudian pada akhir tahun 2009 Google meluncurkan produk yang masih bertema kecepatan yaitu Google Site Performance Tools. Gunanya? membantu para webmaster mempercepat situs yang mereka buat.

Rupanya demam dari kecepatan ini berawal dari ekseperimen si Google terhadap penggunanya sendiri. Begini singkatnya eksperimen mereka. Jika anda perhatikan halaman hasil pencarian Google, defaultnya memberikan 10 hasil. Kemudian pengguna meminta lebih. Namun ketika ditambah menjadi 30 bukannya keuntungan yang didapat Google tapi malah kerugian yang diterima, karena traffic dan perolehan iklan menjadi menurun. Kenapa ya? Usut punya usut, teranyata ini karena halaman dengan 10 hasil, butuh waktu sekitar 0,4 detik, sementara halaman dengan 30 hasil perlu 0,9 detik. Selisih yang sangat kecil memang, tapi berefek menurunkan kepuasan pelanggan. Maka bisa disimpulkan dari sinilah si Google terobsesi dengan kata “Cepat”.

Tentu alasan “ingin memuaskan pelanggan yang tak sabar” sebenarnya adalah alasan halus dari si Google untuk mengatakan “ingin menggeber pendapatan”. Jika kita pikira lagi nih ya, daripada menampilkan 1 halaman berisi 30 hasil, kayanya lebih menguntungkan kalau menampilkan 3 halaman dengan 10 hasil. Karena jumlah iklan yang muncul pasti lebih banyak, dan peluang Google mendapatkan pemasukan dari klik akan menjadi lebih besar. Lebih banyak page view lebih banyak impresi iklan. Maka akan lebih banyak dollar yang mengalir ke pundi uang Google.

Lain si Google lain juga si Microsoft. Sampai pada tahapan tertentu, semakin software makin kompleks dan lambat proses eksekusinya semakin besar pula meraup keuntungan. Lho ko bisa?? Pertama kalau kita ngerasa sebuah aplikasi berjalan lambat misalnya, contoh kita buka Visual Studio 2008, dan terasa lemot di komputer, makin berat melakukan kompilasi dan eksekusi juga lambat, maka pikiran pertama adalah upgrade ke komputer yang lebih cepat, yang pada gilirannya akan pula mengharuskan kita membeli lisensi OS yang baru yang lebih kompatibel dengan versi software yang ada. Tidak perlu ditanyakan lagi lah ya seberapa cintanya si Intel pada Microsoft karena hal semacam ini. kemudian yang kedua kompleksitas juga meunculkan banyak kebutuhan support seperti antivirus, trainning center dan berbagai macam support (cuma dikarenakan biasanya Microsoft buat program kurang simpel jadi mancing banyak pelatihan dan berbagai support).

So jelas ya perbedaan bisnis proses dari keduanya, bersaing ketat tapi tetap dijalannya masing masing, memiliki keunikan sendiri dan tidak asal ngikutin pesaingnya. Makanya mereka berdua walaupun bersaing tetap bisa hidup satu dan yang lainnya. Google dengan konsep kecepatannya atau kasarnya jalan tol lah yang semakin cepat dan ga ada macetnya tentu makin banyak mobil yang masuk dan makin banyak juga penghasilannya. Kalau Microsoft bisa kita analogikan sebgai pabrik mobil yang makin kesini makin menggunakan teknologi canggih yang akhirnya memaksa pelanggan untuk membayar lebih, walaupun ya bisa juga bikin mobil hybrid yang relatif murah tapi tetep semakin kompleks mobilnya semakin mahal biaya perawatan dan bahan bakarnya disitu mereka dapat untungnya..

Nah segitu dulu deh pembahasan tentang si Google dan si Microsoft… bagaimana kalau menurut anda???

[cb]Google[/cb]

[cb]Microsoft[/cb]

Share
Published by
Putra Setia Utama

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019