Categories: FeaturedOpini

Apakah Aplikasi yang Mengundang Ke-“kepo”-an Akan Laku?

Pertanyaan ini sebetulnya pernah muncul beberapa waktu lalu ketika saya sedang iseng berpikir. Kita tentu tahu bahwa banyak masyarakat Indonesia yang suka dengan konten-konten yang memancing keingintahuan tentang seseorang (atau bahasa gaulnya “kepo”), lihat saja program TV yang bertebaran sering menayangkan acara gosip atau menguak rahasia seseorang. Nah, apakah kasus ini akan berlaku juga di dunia aplikasi mobile?

Nah, saya mendapat contoh yang menarik untuk menjawab hal tersebut. Aplikasi Android “Lacak Nomor Telepon HLR Lookup” yang dibuat oleh tim ID Dev Android telah didownload lebih dari 100.000 kali hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan setelah diluncurkan. Itu tentu bukan angka yang kecil dan angka tersebut diraih dalam waktu yang sangat singkat.

Selain angka unduhannya yang cukup wah, jika pembaca melihat komentar-komentar yang ada di aplikasi tersebut bisa dilihat bahwa banyak orang ingin sekali mempunyai aplikasi yang dapat melacak posisi seseorang saat ini melalui nomor handphone. Jika kita pikirkan lagi, untuk apa sebetulnya melacak posisi seseorang saat ini? Apakah misal untuk mengetahui posisi pacar saat ini lagi di mana? Ataukah untuk menguntit kemana saja “gebetan” seseorang pergi?

Nah… saya akan mengambil contoh lain, kali ini bukan aplikasi namun adalah sebuah artikel di TeknoJurnal yang sudah cukup lama sebetulnya. Artikel tersebut berjudul “Aplikasi Java ME Untuk Mengambil Koordinat Lokasi Di Handphone Tanpa Menggunakan GPS”. Artikel tersebut sampai sekarang masih dibaca orang dan menjadi artikel yang paling banyak dikomentari dan salah satu yang paling sering dibaca. Dari artikel tersebut saya juga bahkan sering diemail untuk dibuatkan aplikasi yang dapat melacak posisi seseorang.

Kesimpulan kasar yang bisa saya ambil dari 2 contoh di atas adalah banyak orang yang ingin memiliki aplikasi yang dapat melacak kegiatan sesorang didorong oleh rasa “kepo”. Mungkin inilah kenapa di Indonesia banyak sekali pengguna Facebook dan Twitter, dari dua jejaring sosial itu saja kita dapat mengetahui kegiatan seseorang tanpa harus bertemu langsung dengan orangnya. Membuat aplikasi yang mengundang ke-“kepo”-an seseorang sepertinya dapat menarik banyak pengguna, namun begitu saya tidak menyarankan para pembaca untuk membuat aplikasi yang dapat mengganggu privasi orang lain.

Share
Published by
Firman Nugraha

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019