Konten Religi menurut saya adalah jenis konten yang agak spesial. Mengapa? Dari pengamatan saya, permintaan akan konten religi akan meningkat pesat menjelang hari raya keagamaan dan jika melihat negara-negara seperti Indonesia di mana peran agama dan pemeluk agama sangat besar permintaan untuk konten religi sepertinya cukup tinggi. Selain itu, di dunia sangat banyak sekali pemeluk agama dan banyak di antaranya merupakan pemeluk yang taat beragama.
Nah… saya akan memberikan beberapa contoh konten religi yang sedang populer saat ini. Di Google Play, aplikasi “Doa Selepas Solat” dan “Ayat-Ayat Ruqyah (Audio)” masuk ke “Trending Apps” dan jumlah unduhannya pun sudah mencapai ribuan hanya dalam kurun waktu beberapa hari setelah aplikasinya dirilis. Di Nokia Store dan BlackBerry App World, saya pun melihat konten religi masuk ke jajaran aplikasi teratas.
Contoh lain konten religi di luar dunia handphone yang menarik kita lihat adalah maraknya artis yang mendadak menyanyikan lagu religi menjelang hari raya keagamaan. Tentu mereka kemungkinan besar tidak mungkin melakukan hal tersebut jika lagu religi tidak laku menjelang hari raya keagamaan. Di blog personal saya, pernah ada artikel tentang puasa dan pembacanya banyak sekali terutama ketika mendekati bulan puasa.
Melihat hal ini, tentu ada potensi yang bisa kita garap untuk membuat produk berkonten religi di handphone. Jika aplikasinya gratis, iklan bisa menjadi opsi yang menarik untuk monetasinya. Namun tentu iklannya tidak boleh sembarangan, akan sangat aneh jika aplikasinya jenis religi namun iklannya yang bertolak belakang dengan agama yang bersangkutan.
Menjual aplikasi berkonten religi juga dapat dilakukan dan bisa laku. Contohnya adalah aplikasi “Islamic Compass – Prayer Times” di Google Play yang dijual seharga $3,95 yang per bulannya dibeli oleh ribuan orang. Di toko aplikasi lain seperti Nokia Store juga bisa kita lihat banyak aplikasi berkonten religi yang dijual.
Mencampurkan antara bisnis dan agama mungkin akan membuat sebagian orang mengernyitkan dahi. Namun begitu sebetulnya hal ini sudah lumrah, lihat saja maraknya jasa haji, jasa pengajian, dan lain-lain. Namun tentu jika melakukan bisnis yang berkaitan dengan agama harus mengikuti aturan-aturan yang ada dan mempunyai konsekuensi yang besar jika melanggarnya. Seperti jika kita membuat aplikasi Al-Quran atau Alkitab di handphone, isi ayat-ayatnya tidak boleh merubah yang ada.
Jika pembaca memeluk dan mempercayai sebuah agama, mebuat konten religi dapat menguntungkan dari sisi bisnis dan juga sisi agama untuk pribadi. Untuk aplikasi berkonten religi sebetulnya sudah banyak di beberapa toko aplikasi seperti Google Play atau Nokia Store. Nah untuk pemain baru mungkin bisa mengangkat konten religi yang belum ada atau menspesifikkan konten religinya untuk lokal.
Contoh konsep aplikasi berkonten religi yang menarik yang dapat dibuat mungkin adalah aplikasi persiapan Haji yang menjabarkan apa saja yang perlu disiapkan untuk menunaikan ibadah Haji dan apa langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika menunaikan ibadah Haji. Rilis aplikasi tersebut secara gratis menjelang hari raya Idul Adha namun bekerja sama dengan penyelenggara travel Haji sehingga pengguna yang melihat konten di aplikasi tersebut dapat diarahkan ke travel tersebut. Kita mengimplementasikan model B2B (business to business) di konsep ini dengan bekerja sama langsung dengan travel Haji.