Aplikasi Mobile Lokal! Nasibmu Kini…


Mobile App StoreTahun 2010 ini, perkembangan dan pertumbuhan developer lokal untuk aplikasi mobile saya rasa menunjukan grafik yang terus menanjak secara pesat. Mungkin hal ini terjadi karena adanya rangsangan dari pihak operator telco dan juga vendor ponsel (baik global maupun lokal) yang saat ini sedang gencar gencarnya mengeluarkan produk inovatif mereka yang haus akan konten.

Beberapa inovasi baru di dunia IT di indonesia juga sangat menunjang meningkatnya aplikasi lokal ini. Contohnya saja soal kemunculan toko aplikasi lokal yang memberikan kesempatan secara luas kepada para developer untuk memamerkan hasil karya mereka baik itu secara gratis ataupun berbayar. Nah toko aplikasi lokal ini tentunya juga sudah memiliki mekanisme pembayaran yang dapat berjalan di indonesia, so.. tidak seperti App Store yang dimiliki Apple yang walaupun ada aplikasi berbayarnya tapi sangat sulit di implementasikan di Indonesia. Dengan kemunculan konsep toko aplikasi yang lebih friendly ini, serta ditambah dengan getolnya vendor handset menggandeng developer aplikasi mobile, tak heran jika para developer lokal juga semakin giat berproduksi karena sudah ada pembeli atau investor yang siap menampung produk mereka.

Sikap terbuka yang ditunjukkan oleh operator dan juga vendor ponsel untuk kedatangan serta pengimplementasain aplikasi lokal, selain berdampak pada masalah kuantitas dari aplikasi mobile lokal, juga berhasil membuat berkembangnya kreatifitas developer itu sendiri untuk membuat aplikasi yang berkualitas. Lantaran selama ini, yang menjadi kendala bagi para developer adalah soal penjualan produk dan bagaimana memasarkannya ke masyarakat Indonesia. Mereka mampu membuat berbagai macam aplikasi tapi belum ada saluran untuk menjualnya. Jikapun ada biasanya para developer menjual ke content provider (CP). Nah.. Dengan bisnis model seperti itu biasanya si developer itu menjual putus aplikasinya. Developer tidak tau seberapa sih keuntungan atau harga jual aplikasi mereka di tangan si CP tersebut? Karena boleh kita tau kalau content provider tidak hanya menjual aplikasi para developer ini di dalam negeri saja, mereka juga menawarkan ke operator luar negeri.

Nah, dengan munculnya berbagai toko aplikasi seperti i-Store milik Indosat dan AppZone Telkomsel. Sangat memungkinkan bagi para developer untuk menjual langsung aplikasinya, tanpa harus melalui content provider. Sehingga si developer dapat langsung merasakan hasilnya so… si developer bisa tau berapa banyak uang yang dihasilkan dari penjualan aplikasinya. Keuntungan para developer bisa di dapat dari revenue sharing maupun partnership, pembelian putus dan lain lain.

Komitmen dari toko aplikasi yang didirikan oleh operator ini  tidak main main lho, misal saja indosat melalui i-Store. i-Store ini  merupakan toko virtual yang menyediakan ribuan aplikasi Android baik yang gratis maupun berbayar. Inovasi ini dibesut bersama antara Indosat dan anak usahanya IM2 sebagai provider i-Pay untuk payment gateway nya. i-Pay adalah metode pembayaran yang dikembangkan oleh IM2 untuk transaksi online di internet, dimana pelanggan dapat melakukan pembelian berbagai macam konten dan aplikasi. Untuk mengisi ulang i-Pay bisa dilakukan melalui voucher Indosat, transfer bank (mobile dan SMS banking) serta pembayaran lewat kartu kredit dalam waktu dekat. i-Store juga menargetkan akan menampung hingga 2000 aplikasi. Jumlah yang cukup besar dan menurut saya bisa menjadi challenge bagi para developer lokal.

Kemudian ada juga AppZone dari Telkomsel. Yang secara garis besar sama konsepnya dengan yang dimiliki oleh i-Store tetapi aplikasi yang disuguhkan tidak hanya terbatas pada ponsel yang berbasis Android saja atau bisa dikatakan lebih umum. Kemudian untuk pembayarannya mereka menggunakan konsep pemotongan pulsa. Saat ini  layanan tersebut menawarkan lebih dari 2.000 aplikasi yang dapat diunduh langsung melalui ponsel anda. Dengan kisaran pelanggan yang mencapai 88 juta maka sangat besar kemungkinan meraup untung dari penjualan aplikasi di AppZone ini.

Belum lagi komitmen yang di tunjukan para vendor ponsel baik global maupun lokal seperti Nokia, Samsung, Nexian, TiPhone dan lain-lain. Para vendor ini mulai giat untuk mencari aplikasi lokal yang dapat di implementasikan di handset mereka sebagai pemerkaya konten mereka. Khususnya untuk pasar lokal, kebanyakan memiliki tipe dan harga handset yang relatif sama, nah salah satu yang bisa menjadi nilai plus adalah dengan memperkaya kontennya. Kita ambil saja contoh dari Nexian, dengan Nexian Messenger dan juga Nexian Music Card-nya, Lalu juga TiPhone dengan aplikasi sepakbola di TiPhone Soccer.

So.. pasar untuk menawarkan aplikasi lokal makin terbuka lebar. Tinggal bagaiaman reaksi serta kreatifitas dari para developer untuk mengisinya dan memanfaatkannya sebagai lahan bisnis baru.