Lebih dari 2.000.000 adalah angka jumlah aplikasi mobile yang beredar di toko aplikasi di seluruh dunia saat ini. Secara kasar, artinya tiap 1 penguna akan dihadapakan dengan 2 juta pilihan saat mereka akan meng-install sesuatu di ponsel mereka. Dan, perlu diingat bahwa jumlah ini terus bertambah tiap harinya.
Melihat hal ini, permasalahan yang mucul adalah bagaimana pengguna bisa menemukan sebuah aplikasi mobile yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian juga bagaimana para pengembang aplikasi mobile bisa membuat target penggunanya mengunduh produk mereka di tengah lautan aplikasi mobile yang ada saat ini.
Oleh karena itu, cukup penting untuk mengetahui dari mana biasanya pengguna mengetahui tentang sebuah aplikasi dan optimalisasi apa yang bisa dilakukan saat membuat aplikasi mobile agar lebih mudah ditemukan oleh para pengguna ponsel. Artikel ini akan membahas sekilas mengenai 2 pertanyan tersebut.
Pertama, mari kita melihat data dari Apptentive yang menggambarkan darimana seorang pengguna menemukan sebuah aplikasi mobile. Data ini diambil dari responden yang dimiliki oleh Apptentive.
Dari data di atas bisa kita lihat bahwa kebanyakan responden menemukan dan mengetahui sebuah aplikasi mobile dengan browsing di dalam toko aplikasi mobile. Selebihnya kebanyakan dari cerita mulut kemulut. Melihat ini bisa dikatakan bahwa optimalisasi pendeskripsian aplikasi mobile sangat penting supaya aplikasi yang dibuat bisa ditemukan saat pengguna mengetikan kata kunci di dalam sebuah toko aplikasi mobile. Metode optimalisasi ini biasa disebut ASO (App Store Optimization)
Apakah ASO itu ?
Secara umum ASO bisa didefinisikan sebagai proses optimalisasi aplikasi mobile untuk meningkatkan peringkat pencarian di dalam sebuah toko aplikasi. Semakin tingi peringkatnya maka kemungkinan pengguna melihat aplikasi tersebut makin tinggi. Semakin banyak dilihat maka kemungkinan konversi ke proses pengunduhan akan meningkat. Semakin tinggi jumlah unduhan maka akan semakin tinggi juga tingkat kepopuleran sebuah aplikasi. Begitu seterusnya hingga nantinya sebuah aplikasi bisa masuk ke dalam daftar top 10.
Untuk dapat melakukan proses ASO maka diperlukan pemahaman soal siapa target pengguna dari aplikasi tersebut, tren apa saja yang sedang berlangsung di dalam lingkungan mereka, dan lain sebagainya. Pemahaman tersebut kemudian akan dikonversi menjadi kata kata kunci (keyword) yang akan dimasukan ke dalam judul maupun deskripsi dari sebuah aplikasi mobile. Tentunya kata kata kunci yang dihasilkan haruslah memiliki volume pencarian yang tinggi dari pengguna supaya aplikasi tersebut semakin mudah “muncul” saat pengguna melakukan pencarian.
Secara keseluruhan proses ASO ini mirip mirip dengan proses SEO (Search Engine Optimization), sama-sama meningkatkan trafik pengguna lewat kata kunci. Perbedaanya hanya di platformnya saja.
Komponen Komponen Dasar ASO
Mari kita lihat beberapa komponen dasar yang bisa di optimalisasi dari sebuah pendeskripsian aplikasi mobile.
Judul
Kata kunci yang akan ditempatkan di judul sebuah aplikasi haruslah memiliki volume pencarian yang tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa terlalu sering mengganti judul aplikasi makan akan memberikan efek yang kurang baik. Kenapa? Karena jika judul terlalu sering berubah maka proses penyebaran aplikasi dari mulut kemulut akan sulit berjalan. Lebih baik sediakan waktu tersendiri untuk melakukan riset untuk menentukan judul atau nama dari sebuah aplikasi mobile.
Efek penggunaan kata kunci yang tepat pada judul aplikasi mobile
Deskripsi
Lakukan riset kata-kata apa saja yang banyak dicari oleh segmen pengguna yang ditargetkan. Cara mudahnya adalah dengan memantau kata kunci yang digunakan kompetitor. Untuk bagian ini pergantian deskripsi bisa dilakukan sesering mungkin dan seperlunya tentunya dengan memantau perkembangan tingkat kepopuleran kata kata kunci yang ada dalam deskripsi.
Gunakan layanan tambahan seperti Google AdWords Tools, Straply, hingga laynan berbayar seperti AppCodes dan MobileDevHQ. Layanan-layanan yang disebutkan tadi berguna untuk memantau kata-kata kunci yang ada di dalam deskripsi aplikasi dan juga memberikan saran kata kunci apa saja yang berpotensi untuk digunakan. Selain itu pengembang aplikasi juga bisa memantau kata kata kunci yang digunakan oleh kompetitornya.
Dua komponen di atas adalah sebagian kecil dari hal-hal lain yang bisa di optimalisasi. Tapi, kedua hal tersebut adalah komponen dasar yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan sebuah aplikasi mobile saat ini. Jika kedua komponen tersebut tidak dioptimalkan maka kanal terbesar untuk meningkatkan jumlah unduhan aplikasi tidak akan didapatkan. Bahkan, kemungkinan aplikasinya dilihat oleh pengguna akan semakin kecil.
Ada fakta menarik yang saya temukan dalam sebuah infografis keluaran Trendblog yaitu sebesar 75% pengguna mengunduh aplikasi dari top chart tanpa sebelumnya mendengar tentang aplikasi tersebut. Artinya jika sudah ada di daftar top chart maka pengguna tidak akan ragu untuk mengunduh aplikasi tersebut.
Saya sendiri pun biasanya lebih memilih aplikasi yang peringkatnya lebih tinggi ketika saya melakukan pencarian di toko aplikasi tanpa melakukan pengecekan review aplikasi tersebut di Internet. Jika aplikasinya bagus akan saya pakai, jika tidak saya akan hapus.
Kesimpulan singkat dari pembahasan di atas adalah proses pembuatan aplikasi mobile modern saat ini sudah melibatkan banyak faktor tidak hanya faktor kecanggihan fitur, keindahan antarmuka, atau konten saja. Kemudahan pengguna dalam menemukan produk aplikasi mobile juga harus dipertimbangkan. Kanal distribusi aplikasi mobile memang sudah memilliki jalur tersendiri (lewat toko aplikasi) tapi tetap harus dioptimalisasi.
[Gambar ilustrasi dari Shutterstock]