Asia IoT Business Platform : Potensi Pasar Internet Of Things di Indonesia


Asia IoT Platform

Hari ini secara resmi Industry Platform menyelenggarakan sesi panel yang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan konferensi Asia IoT Business Platform yang akan digelar pada tanggal 15 – 16 Agustus 2016 di Jakarta nanti.

Dalam kesempata tersebut dihadirkan beberapa narasumber yang telah berpengalaman dan kompeten dalam bidangnya yang terdiri dari Setiaji (Kepala UPT Jakarta Smart City, Pemprov Jakarta), Muhammad Azhar Iskandar Zainal (Deputy Director for ICT Infrastructure Facilitation, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia), Arifa Febriyanti (Head of Internet of Things, XL Axiata), dan Hendra Sumiarsa (Head of Machine-to-Machine, Indosat Ooredoo). Panel Session ini dipandu oleh Abhishek Shah (Head of the ICT Committee, American Chamber of Commerce).

Acara ini membahas secara mendalam potensi pasar dari Internet of Thing (IoT) di Indonesia, sekaligus sebagai preview acara konferensi Asia IoT Business Platform. Potensi ini tak lepas dari posisi Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara untuk pengembangan IoT di beberapa sektor, terutama dalam IoT industri, smart city (pelayanan publik), manufaktur dan retil, transportasi dan logistik, serta perbankan dan keuangan.

Dalam urusan smart city, Jakarta Smart City Portal telah diluncurkan pada tahun 2015 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai suatu platform bagi warga untuk menyampaikan keluhan tentang masalah-masalah yang terjadi di daerah sekitarnya, antara lain pelanggaran lalu lintas, kerusakan yang dilakukan terhadap fasilitas umum, sampah, pengemis, PKL liar, banjir, dll.

Asia IoT Platform petinggi

Menurut Setiaji, terdapat sekitar 200-300 laporan/pengaduan setiap hari untuk setiap departemen. Dengan Jakarta Smart City Portal, pemerintah pusat dapat melacak efisiensi para pejabat yang bertanggung jawab dalam menangani masalah perkotaan.

Dengan populasi lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta jiwa pelanggan seluler menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia, sehingga diharapkan Indonesia akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara.

Ini termasuk perkembangan industri di Indonesia, di mana pada tahun 2030, sektor otomotif diperkirakan mencapai 46 juta kendaraan, sementara itu di sektor layanan umum, akan tersedia 83 juta rumah untuk 300 juta penduduk. Di sisi lain, di sektor keuangan, ada 4,8 juta UKM yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adanya layanan cloud muncul sebagai solusi dari strategi IT bagi sebagian besar bisnis di Indonesia, terutama UKM. Namun, data terbaru pemerintah menunjukkan bahwa 70 persen atau sekitar 56,5 juta UKM di Indonesia tidak menggunakan solusi IT. Meskipun demikian, pasar komputasi awan di Indonesia diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 120 juta pada 2017 dan Software-as-a-Service (SaaS) akan menjadi pilihan populer dari Indonesia.

Bersama pemerintah, perusahaan telekomunikasi lokal (Indosat Ooredo dan XL Axiata) mendorong pengembangan pasar IoT/M2M yang diperkirakan akan mencapai titik perubahan selama beberapa tahun ke depan.

Jika mengacu pada International Data Corporation (IDC), Internet of Things (IoT) di Asia-Pasifik (tidak termasuk Jepang) diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Hal tersebut akan diiringi dengan pertumbuhan pasar dari US$ 250 miliar menjadi US$ 583 miliar pada periode 2015 -2020.

Untuk itu dengan adanya hal tersebut maka Industry Platform akan mengadakan acara Asia IoT Business Platform ke-9. Acara ini fokus membahas berbagai peluang dan tantangan adopsi IoT, serta menampilkan studi-studi kasus implementasi solusi-solusi di sektor ini di Indonesia dan Asia Tenggara.

* Disclosure: TeknoJurnal adalah media partner Asia IoT Business Platform Indonesia