Berurusan Dengan Ketrampilan Individu Sebagai Profesional IT


Programming LanguagesSering saya jumpai seorang mahasiswa, pekerja profesional, programmer hingga network enggineer yang memiliki asumsi yang menurut saya kurang tepat mengenai sebuah ketrampilan (dalam hal ini ketrampilan IT/teknis). Banyak yang beranggapan bahwa ketika kita “menguasai” sebuah ketrampilan, katakanlah bahasa pemrograman atau sistem jaringan, maka ketrampilan itu akan selamanya kita kuasai dengan “baik”. Contoh kasus yang paling dekat adalah CV dan lamaran pekerjaan. Pastinya di dokumen tersebut seorang profesional IT akan menuliskan banyak “ketrampilan”, baik yang sering digunakan maupun ketrampilan yang mereka kuasai tetapi jarang digunakan.

Hal tersebut sejujurnya juga terjadi di diri saya pribadi. Well… ketika saya membuat CV, di sana saya menyebutkan menguasai Java, ASP, PHP, C dan lain sebagainya. Memang sewaktu kuliah ASP dan Java merupakan makanan sehari-hari (saya lulus kuliah kurang lebih 3 tahun yang lalu). Mungkin jika ditanya mengenai ASP saya masih mampu menjabarkan dengan tepat, tetapi bagaimana jika saya diminta untuk koding? hmmm… jujur saja saya agak ragu dengan hal yang satu itu. Alasan pertama yang akan muncul adalah “lupa”. Ketrampilan yang saya sebut saya kuasai itu sudah tidak dijamah dalam waktu yang cukup lama dan akhirnya membuat ketrampilan tersebut menyandang gelar “ketrampilan yang DULU PERNAH dikuasai”.

Nah, jika saya jujur dan mencoba menilai ketrampilan yang saya miliki, maka saya akan golongkan menjadi 3 kategori ketrampilan, yaitu:

  1. Ketrampilan yang sering digunakan saat ini dan dikuasai secara baik
  2. Ketrampilan yang dulu pernah dikuasai dengan baik, tetapi sudah lama tidak digunakan
  3. Ketrampilan yang pernah sering digunakan, tetapi tidak kita kuasai dengan baik

Poin di atas adalah pendapat pribadi saya selama bekerja di dunia IT. Harusnya hanya ketrampilan yang berada di kategori pertama yang saya taruh di CV saya sebagai “ketrampilan” yang dikuasai. Memang mencantumkan ketrampilan yang tergolong kategori 2 dan 3 akan menambah kita terlihat sebagai individu yang super. Tetapi apakah haruskah kita masukan ke dalam kategori “Ketrampilan yang dikuasai” di CV kita? (Padahal kita sudah sama sekali lupa). Atau haruskah kita terus memperbaharui dan mempelajari serta melatih kesemua ketrampilan tersebut?

Jadi Harus Bagaimana Kita dengan si “Ketrampilan” ?

Secara sederhananya kita bisa mulai jujur dan coba menghapus ketrampilan yang tidak masuk ke dalam kategori 1 tersebut dari CV kita. Tapi tunggu dulu, disinilah masalahnya. Apakah seorang pekerja IT profesional akan rela dan legowo tidak menuliskan ketrampilan mereka, padahal ketrampilan tersebut pernah/bisa/sudah dikuasai serta bisa jadi nilai tambah individu mereka? Saya rasa bagi yang bukan baru lulus kuliah, ketrampilan yang masuk kategori 2 dan 3 masih akan lebih mudah diadaptasikan dibandingkan pekerja yang notabene baru lulus kuliah atau tidak memiliki pengalaman. Nah, jadi harus bagaimana kita?

Solusi pertama yang keluar dari kepala saya adalah memberikan “label” untuk tiap-tiap ketrampilan kita saat ini. Berikut adalah “label” yang terpikirkan di kepala saya yang sesuai dengan pengalaman pribadi tentunya.

  • Ketrampilan utama – Ketrampilan yang ada di label ini, merupakan ketrampilan yang saat ini saya anggap paling dikuasai dan diseriusi atau bahkan bisa menjadi sumber mata pencaharian (baik sebagai karyawan maupun pengusaha). Sebagai tambahan kita juga harus yakin ketrampilan ini akan terus kita latih secara serius serta melakukan pengembangan, walaupun pekerjaan yang kita dapat tidak selalu berhubungan dengan ketrampilan ini.
  • Ketrampilan Penyangga – label ini diberikan untuk ketrampilan yang akan mendukung “ketrampilan utama” kita tetapi tidak mengharuskan kita menguasai secara detil dan mendalam, atau melatihnya secara berkala. Tentunya selain bisa memilah ketrampilan apa yang akan ditonjolkan, orang akan lebih mengetahui kemampuan kita dan bagi si empunya ketrampilan, akan lebih fokus dalam mempelajari si ketrampilan utama.
  • Ketrampilan Pelengkap – di label ini, kita bisa memasukan ketrampilan yang kira-kira harus diikuti terus perkembangannya. Mungkin kita tidak harus melatih ketrampilan ini ataupun mempelajarinya. Tetapi siapa tau dari ketrampilan yang masuk label ini, bisa digabungkan dengan ketrampilan utama kita. Yang terpenting kita terus mengikuti perkembangannya. Dan dengan mencantumkan di CV kita orang lain akan lebih paham ketertarikan ketrampilan anda.
  • Ketrampilan Lain-Lain – label terakhir ini adalah ketrampilan yang akan sangat jarang anda sentuh, tetapi dalam keadaan darurat anda bisa belajar kembali dan menggunakan ketrampilan tersebut untuk kebutuhan pekerjaan anda.

Dengan melabeli ketrampilan, baik itu di dalam CV maupun di pikiran kita, rasanya orang lain akan lebih mudah mengetahui ketrampilan yang menonjol dari diri kita “SAAT INI”, bukan yang lalu ataupun yang akan datang. Orang lain juga dapat menilai ketrampilan apa yang akan kita seriusi dan terus dilatih di masa yang akan datang. Dampaknya orang lain akan lebih mudah bila ingin bekerjasama dengan kita, mereka akan tau secara lebih tepat di bagian mana kita bisa diajak bekerja sama.

Sedangkan, bagi para profesional di bidang IT, kegiatan melabeli ketrampilan ini akan menambah fokus mengenai ketrampilan apa yang harus dikembangkan dan dilatih serta ketrampilan apa saja yang bisa di nomorduakan dan dijadikan pendukung untuk saat ini. Dampaknya bagi individu tersebut adalah pengetahuan mengenai kemampuan dan spesialisasi diri sendiri. Sehingga ketrampilan yang dimiliki bisa dikembangkan dan tidak hilang begitu saja dimakan usia.