[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Sebentar lagi, Google akan merilis versi terbaru dari peramban andalannya, Google Chrome 76. Dalam versi baru Chrome ini, mereka menutup celah yang biasanya digunakan oleh sebuah situs web untuk mendeteksi pembaca yang mengaktifkan mode Incognitio (Penyamaran).
Berdasarkan keterangan Google dalam halaman blog miliknya, beberapa situs web telah memanfaatkan celah yang ada di FileSystem API milik Chrome. Mereka memanfaatkan ketersediaan antarmuka tersebut untuk mengecek apakah pembaca sedang di mode penyamaran atau tidak.
Saat berada dalam mode penyamaran, antarmuka tersebut memang secara otomatis akan dinonaktifkan. Dan ketika situs web tidak menemukan antarmuka tersebut saat melakukan pengecekan, maka mereka akan beranggapan bahwa mode penyamaran telah diaktifkan.
Kebiasaan antarmuka FileSystem ini pun akhirnya akan diubah oleh Google pada Chrome 76. Dengan berubahnya kebiasaan antarmuka tersebut, tentunya situs web tidak akan bisa lagi menggunakan metode deteksi serupa seperti yang dilakukan sebelumnya.
Google memang berniat untuk mencegah segala jenis deteksi untuk mode penyamaran. Mereka berkomitmen untuk menegakkan prinsip-prinsip penjelajahan pribadi, dengan berusaha memperbaiki segala macam cara deteksi mode penyamaran.
Perbaikan ini tentunya akan berdampak pada banyak penerbit, terutama mereka yang berasumsi bahwa pengguna yang mengaktifkan mode penyamaran sedang berusaha untuk melewati ketentuan paywall yang dimilikinya.
Boston Globe, misalnya, mulai membatasi pengguna yang mengaktifkan mode penyamaran pada tahun 2017 lalu, dengan memaksa pengguna yang menggunakan penjelajah pribadi untuk masuk ke akun berbayar supaya mereka mendapatkan akses ke situs web.
Metode ini pun akhirnya diikuti oleh sejumlah penerbit koran ternama, seperti The New York Times, Los Angeles Times, dan lain sebagainya. Mereka juga menerapkan akun berbayar untuk pengguna yang ingin menjelajah situs mereka dengan penjelajah pribadi.
Namun berdasarkan keterangan yang diungkapkan oleh DigitalTrends, Ars Technica telah mengkonfirmasi bahwa Boston Globe, New York Times, dan Los Angeles Times sekarang tidak dapat lagi mendeteksi mode penyamaran browser pada Chrome 76.
Google sendiri juga telah mengakui bahwa langkah tersebut akan menambah masalah bagi penerbit yang menerapkan paywalls, yang mana membatasi akses pembaca yang tidak berlangganan ke sejumlah artikel gratis bulanan.
Mereka hanya menyarankan beberapa opsi kepada penyedia situs web berita, yang meliputi pengurangan jumlah artikel gratis, pendaftaran gratis untuk melihat konten, dan membuat metode paywalls yang lebih kuat.
Perusahaan tersebut juga menyarankan, supaya para penerbit melihat dampak dari pergeseran kebiasaan FileSystem API dahulu, sebelum mereka membuat perubahan apa pun pada situs web miliknya.
Sementara itu, Chrome 76 rencananya akan diluncurkan mulai pada tanggal 30 Juli 2019 mendatang. Oleh karena itu, ada baiknya para penerbit mulai mengeceknya dari sekarang.
[Sumber: DigitalTrends]