TeknoJurnal
  • Data
  • Tentang TeknoJurnal
    • Tim TeknoJurnal
    • Layanan Kami
  • Kontak Kami
TeknoJurnal
Reading now
Oomph - thumb

4 Cara Developer Aplikasi Android bisa Mendapatkan Uang di Indonesia

Nov 27, 2015

Google Developer Group (GDG) Depok Sukses Selenggarakan Meetup Perdananya

Nov 27, 2015

Cara Memasang Iklan di Aplikasi Android Menggunakan VMAX AppWrapper

Nov 25, 2015
Infinix Hot 2 - thumb

Review Infinix Hot 2 – Ponsel Android One yang Tangguh

Nov 23, 2015

5 Situs Yang Patut Dibaca Untuk Belajar Bahasa Pemrograman Swift

Nov 21, 2015

VMAX Bantu Developer Integrasikan Beragam Jenis Iklan Hanya Dengan 1 SDK di Aplikasi Mobile

Nov 21, 2015

Asus Zenfone 2 Laser- Smartphone Berteknologi Laser Auto Focus Super Cepat dan 4G-LTE Dengan Harga Terjangkau

Load more

4 Cara Developer Aplikasi Android bisa Mendapatkan Uang di Indonesia

Developer Panduan By TeknoJurnal / November 30, 2015
next
Use ← → keys to navigate
  • A+ A-

Oomph - header

Indonesia merupakan pasar perangkat mobile yang besar. Baru-baru ini Google menyimpulkan bahwa ada lebih dari 56 juta pengguna internet mobile, dari total 80 juta pengguna internet di Indonesia. Kebanyakan dari mereka menggunakan perangkat Android.

Ada persepsi lucu bahwa para pengguna Android tanah air tidak sudi membeli aplikasi. Ada juga mitos bahwa membayar di Android itu sulit dan rumit untuk dilakukan, namun hal itu masih diperdebatkan. Walau begitu, memperoleh penghasilan dari aplikasi Android di pasar ini tidaklah mustahil.

Developer lokal memiliki sejumlah pilihan untuk memaksimalkan pendapatan mereka. Apabila kamu menargetkan pasar Indonesia, kemungkinan kamu sedang melirik toko aplikasi alternatif atau menjadi pengembang aplikasi untuk perusahaan besar. Kamu juga mungkin sering memikirkan tentang in-app purchase (IAP), iklan, dan sejumlah cara memperoleh uang lainnya selain menjual aplikasimu secara langsung di Google Play.

Cara Paling Jelas: Memasang Iklan

Memasang iklan di perangkat mobile merupakan cara paling jelas untuk mendapatkan uang dari aplikasi dan game di Android. Beberapa aplikasi yang sukses menjalankan model bisnis ini biasanya berupa aplikasi utilitas atau sesuatu yang biasa dibuka oleh pengguna secara rutin. Termasuk diantaranya ialah aplikasi kesehatan baterai, pembersih sistem, alat kustomisasi, dan penguji kecepatan. Aplikasi fotografi juga cukup populer. Game lokal juga cukup banyak mendapatkan perhatian, dan biasanya didukung iklan. Di Indonesia, aplikasi religi seperti Doa Harian juga berfungsi dengan baik.

Iklan di perangkat mobile hadir dalam berbagai format. Iklan berbentuk banner (spanduk) biasanya muncul di bagian atas atau bawah layar. Ada juga iklan interstitial yang mengambil ruang di seluruh layar, iklan video, iklan untuk mengunduh aplikasi lain, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

  • Hackathon Indonesia Android Kejar Ajak Developer Membuat Aplikasi Tentang Kesehatan
  • Podcast Tentang Pengembangan Aplikasi Di Android
  • Aplikasi SwiftKey di Android kini Gratis

Iklan video menjadi pilihan yang semakin populer, khususnya bagi pembuat aplikasi yang menjanjikan hadiah kepada penonton. Game juga semakin banyak mengadopsi metode ini untuk mendapatkan uang dari pemain yang tidak ingin membeli IAP apapun. Strategi ini ditujukan agar para pemain game tidak keluar dari permainan atau benar-benar mencopot aplikasinya. Dengan menonton iklan video, pemain mendapatkan kredit tanpa harus mengeluarkan uang di dalam game. Hal ini menciptakan insentif yang kuat agar pengguna dapat terus bermain.

Sistem Potong Pulsa

Google Play sekarang mendukung sistem potong pulsa dari Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat yang memudahkan para konsumen membayar aplikasi. Namun, karena Google Play biasanya lebih mengunggulkan aplikasi populer, sebaiknya para developer Android mempertimbangkan toko aplikasi alternatif seperti Oomph.

Oomph merupakan layanan penyedia konten perangkat mobile di Indonesia, dan memiliki lebih dari 6,6 juta pengguna aktif. Aplikasi yang muncul di dalam marketplace Oomph juga akan muncul di toko aplikasi Android yang ada di smartphone lokal seperti Andromax dan Advan, dua merek Android terbesar di Indonesia dengan jutaan pengguna.

Preferensi Oomph untuk menampilkan aplikasi, game, dan konten lainnya seperti tema dan media dari developer lokal merupakan salah satu faktor yang mendukung majunya konten dalam negeri di Indonesia. Ini pula salah satu cara developer lokal bisa mendapatkan perhatian di tengah-tengah maraknya aplikasi dari luar negeri.

Oomph mendukung sistem potong pulsa dari Indosat, XL Axiata, Axis, dan Smartfren. Mereka juga membayar developer berdasarkan jumlah unduhan yang didapat dari aplikasi ciptaannya.

Menciptakan Aplikasi untuk Perusahaan

Dengan sebuah aplikasi, perusahaan-perusahaan bermerek dapat lebih mudah menampilkan produk mereka dan berinteraksi dengan konsumen. Di banyak kasus, perusahaan tidak memiliki developer mobile, artinya developer independen memiliki peluang membuatkan aplikasi yang dibutuhkan perusahaan. Acara-acara seperti konser dan konvensi secara rutin mencari developer aplikasi mobile untuk membuat aplikasi yang dapat segera digunakan.

Tergantung dari segi kompleksitas dan kebutuhan perusahaan, ada peluang besar untuk membuatkan konten di luar dari aplikasi seperti foto, video, musik, atau bahkan tema yang bisa dikostumisasi. Kemitraan yang sukses dengan satu perusahaan bisa menjadi kemitraan jangka panjang, dan juga berpotensi menghasilkan kolaborasi dengan perusahaan lain. Beberapa developer lokal yang telah melakukan ini dengan baik mencakup Nightspade dan GITS Indonesia.

In-App Purchase (IAP) Akan Semakin Populer?

Walau belum populer diantara pengguna Android, IAP akan menjadi salah satu sumber pendapatan yang penting, terutama karena sistem potong pulsa sudah semakin populer di Indonesia. Game gratis yang membutuhkan item tertentu untuk bisa lebih cepat maju ke level berikutnya merupakan kandidat terbaik untuk IAP lewat potong pulsa. Developer juga dapat mengimplementasikan ini di aplikasi reguler dengan mengunci beberapa fitur canggih untuk dijual. Namun, apabila kamu ingin melakukan ini, kamu dianjurkan untuk tidak berkompromi dengan fungsi dasar aplikasi. Kuncinya ialah merangsang selera pengguna, bukan menakuti mereka dengan kebutuhan pembayaran. Inilah yang disebut sebagai model bisnis “freemium”.


Ini semua hanya beberapa cara developer bisa memaksimalkan pendapatannya dari jutaan pengguna Android di Indonesia. Namun, model bisnis klan seharusnya menjadi strategi paling jelas untuk mendapatkan omzet dari aplikasi. Biasanya tidak cukup mengandalkan hanya dari satu aplikasi. Banyak developer perangkat mobile menciptakan sejumlah aplikasi yang ditujukan pada pasar atau segmen yang berbeda untuk meningkatkan potensi jangkauan iklan. Untuk meningkatkan kesadaran pengguna tanah air, sangat penting bagi mereka untuk terekspos pada toko aplikasi yang memberikan sorotan pada konten lokal sejak dini.


Umumnya, model bisnis iklan membutuhkan jumlah instal yang tinggi, ditambah dengan frekuensi penggunaan yang besar. Akan sulit mencapai hal itu tanpa menciptakan produk yang hebat untuk menaikkan daya tarik dan popularitas. Namun, kuncinya ialah menciptakan aplikasi atau game yang membuat pengguna terus datang kembali. Apabila kamu bisa mencapai hal ini, maka tidak akan terlalu sulit mendapatkan uang di kemudian hari.

Stanley Tan Artikel ini merupakan guest post dari Stanley Tan, Co-founder Oomph. Stanley sudah berada di ranah industri mobile selama 12 tahun. Dari waktu ke waktu, ia senang membagikan pengalamannya tentang industri mobile Indonesia di www.oomph.co.id
TwitterFacebookWhatsAppGoogle+LinkedIn
Tags: android di indonesia, aplikasi android di indonesia, cara mendapatkan uang aplikasi android, developer android, developer android di indonesia, indonesia, oomph

You may also like

iphone-7-thumb
Berita Gadget By Sukindar / December 16, 2018

Resmi Dijual di Indonesia, Inilah Harga iPhone XR, XS, dan XS Max

Lazada kampanye 11 Feature
Berita By Sukindar / November 3, 2018

Sambut Harbolnas, Lazada Indonesia Selenggarakan Kampanye 11.11

TIA Crypto Logo
Berita By Adhitya Wibawa Putra / October 24, 2018

Tech In Asia Jakarta 2018 : Perkembangan Cryptocurrency di Asia

Copyright © 2021 by TeknoJurnal.
Proudly powered by WordPress. Theme by DesignWall.
Tutup Iklan X