Dua Startup Indonesia Paparkan Kesuksesannya Berkat LinkedIn


linkedin-startup

LinkedIn merupakan sebuah situs jejaring sosial yang berorientasi bisnis, biasanya jaringan ini digunakan sebagai jaringan profesional. Di Indonesia, LinkedIn telah memiliki pengguna dengan jumlah yang hampir lebih dari 6 juta orang. Tentu saja hal ini yang membuat perusahaan tersebut mengadakan acara yang bertajuk LinkedIn : Memberdayakan Inovasi Dari Para Entrepreneur Muda Dengan Jaringan Digital di Indonesia hari ini.

Berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh Frank Koo selaku Head of Southeast Asia, Talent Solution, LinkedIn, orang Indonesia yang menggunakan LinkedIn umumnya merupakan orang-orang yang serius dalam karirnya dan ingin membangunnya lebih maju lagi dengan memperbanyak koneksi di jejaring sosial ini.

Dalam acara ini, LinkedIn membahas berbagai kisah sukses para Entrepreneur Indonesia yang berhasil membangun jaringan melalui situs tersebut, bahkan mendapatkan tim maupun pekerjaannya dari situs jejaring sosial tersebut. Selain itu, perusahaan ini mengundang beberapa entrepreneur startup yang sukses, seperti Sammy Ramadhan selaku CEO & Co-founder Goers dan Merry Elizabeth selaku Founder & Business Development Blobar co.

Sammy merupakan pendiri dan juga CEO dari PT Sanraya Adi Nattaya yang mengembangkan serta menciptakan aplikasi Goers. Sebagai CEO, Sammy bertanggung jawab untuk memformulasi strategi bisnis untuk Goers dan juga berbagai hal yang menyangkut pendapatan dan finansial perusahaan. Sammy aktif memanfaatkan platform digital untuk memvalidasi ide, mencari mentor, hingga merekrut.

Dalam kesempatan ini, Sammy berbagi kepada rekan media mengenai kegunaan LinkedIn yang membantu dalam mengembangkan startup yang dibuatnya. Sammy menggunakan LinkedIn bisa merekrut pegawai karena bisa melihat profil, baik biodata, karir, kemampuan, hingga reputasinya.

Sementara itu, Sammy mengatakan karena dirinya merupakan orang yang suka penasaran sehingga banyak melihat profil orang sehingga berkesempatan berkenalan dengan mereka di jejaring sosial ini. Biasanya orang yang profesional akan menggunakan gambar profil dengan foto yang terlihat baik dan juga memiliki data profil yang baik.

Ketika Sammya akan merekrut seseorang menjadi pegawai atau timnya di LinkedIn tidak akan merasa ragu karena menurut dirinya jejaring sosial ini aman untuk para profesional. Goers juga menggunakan LinkedIn untuk menjalankan beberapa fungsi serta fitur-fiturnya untuk klien.

Selain Sammy, Merrie Elizabeth juga memaparkan kesuksesan dalam startup juga berkat situs jejaring sosial ini. Merry merupakan satu pendiri dari BloBar dan sekaligus menjalankan peran sebagai pengembang bisnis di perusahaan tersebut.

Sebelum memulai bisnis ini Merrie merupakan seorang profesional kantoran. Transformasi menjadi seorang pengusaha dimulai saat Merrie mengenyam pendidikan S2 di Prasetya Mulya Business School pada tahun 2014.

Karena ekosistem, jaringan, dan lingkungan yang mendukung Merrie akhirnya terjun ke dunia entrepreneurship. Usahanya membuahkan hasil yang membanggakan dan bahkan mendapat pengakuan sebagai salah satu entrepreneurs muda yang masuk daftar bergengsi Forbes Asia 30 Under 30 Asia.

Merrie senang LinkedIn merupakan jejaring sosial yang isinya benar-benar untuk profesional karena dengan situs ini dapat membangun jaringan dengan berbagai orang agar startup yang didirikannya benar-benar memiliki mitra maupun teman yang benar-benar bisa diandalkan.

Sementara itu, Merrie bersyukur LinkedIn memiliki blog juga dan isinya merupakan hal-hal penting sehingga bisa menambah wawasannya dalam dunia entrepreneurship dan bisa mengembangkan startup yang dimilikinya dengan baik.

Selanjutnya, Semmy memaparkan tantangan terbesar dalam membangun startup adalah komitmen karena harus dilihat apakah orang-orang yang mendirikannya sudah siap belum mengorbankan waktu dan karir bagus yang telah dimilikinya. Untuk saat ini, masih sedikit orang yang suportif dalam membangun startup tersebut.

Merrie juga memaparkan tantangan terbesar membuat startup adalah eksekusi dan penetrasinya di pasar, bukan kepada idenya. Karena setelah eksekusi startup, maka akan ada saingan yang memiliki produk hampir mirip, namun ditambah inovasi baik dalam harga maupun fitur lainnya. Tentu saja ini membutuhkan penetrasi pasar yang baik agar bisa bertahan. Selanjutnya, inovasi penting dilakukan setiap produk sukses agar pelanggan tidak bosan.