Facebook Ungkapkan Dampak Sosial-Ekonominya di Facebook Indonesia Summit 2019


Facebook Indonesia Summit 2019 Header

Raksasa jejaring sosial, Facebook, hari ini (16 Oktober 2019) menggelar acara Facebook Indonesia Summit 2019, dan mengungkapkan hasil studinya mengenai berbagai macam dampak sosial-ekonomi yang telah mereka berikan di Indonesia.

Melalui perwakilannya, Facebook mengungkapkan secara gamblang bahwa terdapat tiga kategori dampak sosial-ekonomi yang telah mereka berikan, termasuk di antaranya telah mendukung bisnis dan ekonomi, memberdayakan individu dan komunitas, serta mendukung e-government secara efektif.

Mereka, secara lebih rinci, telah menciptakan dan mengembangkan usaha, menciptakan peluang baru bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), meningkatkan produktivitas, serta mencetak jenis pekerjaan baru dan melakukan digitalisasi tenaga kerja, dalam upayanya mendukung bisnis dan ekonomi.

Berdasarkan hasil survei yang mendasarinya, setidaknya setengah (50 persen) dari pelaku usaha yang menjawab survei mengungkapkan bahwa usaha mereka berawal dari aplikasi-aplikasi buatan Facebook, dan 89 persen pelaku usaha yang sebelumnya berjalan luring menggunakannya sebagai alat untuk mengembangkan usaha.

Aplikasi-aplikasi buatan Facebook juga dianggap oleh 74 persen pelaku UKM yang menjadi partisipan, telah mengurangi hambatan untuk tumbuh. Bahkan, 71 persen dari jumlah pelaku UKM yang sama juga menyebutkan bahwa aplikasi-aplikasi Facebook membantu manajemen operasional dan proses bisnis secara efisien.

Beragam aplikasi yang dikembangkan Facebook juga mampu memfasilitasi perluasan pasar, dengan adanya fakta bahwa 95 persen bisnis berhasil menjangkau pesanan dari pelanggan sekota, 68 persen bisnis bisa menjangkau pelanggan di luar kota, dan 16 persen bisa melakukan penjualan secara internasional.

Facebook juga menerangkan bahwa mereka telah membuat hubungan yang lebih dekat dan bermakna, meningkatkan keterampilan dan literasi digital, menumbuhkan partisipasi warga negara, serta memperkuat komunitas dan organisasi, dalam rangka memberdayakan individu dan komunitas.

Setidaknya dalam hal ini, terdapat 84 persen dari individu yang menggunakan satu aplikasi Facebook (98 persen dari total individu yang disurvei), mengungkapkan bahwa aplikasi-aplikasi Facebook bisa membantunya menjalin hubungan yang lebih baik.

Dari total individu tersebut, 81 persen di antaranya juga mengaku bahwa aplikasi-aplikasi Facebook digunakan untuk belajar ketrampilan baru, seperti keterampilan digital, literasi, bahasa, vokasi, serta keterampilan non teknis.

Bagi komunitas dan organisasi, 94 persen di antaranya menunjukkan bahwa aplikasi-aplikasi Facebook membuat anggotanya lebih terhubung. Jumlah persentase yang sama juga menunjukkan bahwa aplikasi-aplikasi Facebook meningkatkan dukungan terkait tujuan advokasinya.

Sementara dalam mendukung e-government yang lebih efektif, Facebook menjabarkan bahwa mereka sudah membuat komunikasi menjadi lebih baik, menumbuhkan partisipasi publik, meningkatkan keterbukaan dan menumbuhkan kepercayaan publik, serta hadir sebagai komunikasi dan respons masa-masa krisis seperti bencana.

Dalam hasil surveinya, aplikasi-aplikasi Facebook dianggap oleh 95 persen aparatur negara sipil dapat mempermudahnya dalam menjangkau masyarakat, 67 persen sebagai media untuk memahami sentimen masyarakat, dan 88 persen sebagai alat menerima dan menjawab masukan.

Penyampaian hasil studi dampak sosial-ekonomi ini sendiri bukan satu-satunya yang digelar dalam Facebook Indonesia Summit 2019. Selama satu hari, mereka juga menggelar lokakarya dan sesi berbincang bincang.