Google adalah salah satu perusahaan yang meyakini bahwa enkripsi itu berlaku untuk semua orang. Karena keyakinan ini, mereka pun merilis Adiantum untuk memberikan perlindungan kepada perangkat-perangkat yang memiliki dukungan hardware yang kurang mumpuni.
Tidak bisa dipungkiri, sistem Android, yang notabene juga menerapkan sistem enkripsi penyimpanan bernama Advanced Encryption Standard (AES), kini telah berjalan di berbagai macam perangkat dengan kemampuan hardware yang sangat beragam.
Ada yang bekerja pada perangkat flagship atau menengah yang biasanya telah dilengkapi oleh dukungan hardware untuk mengakselerasi AES melalui ARMv8 Cryptography Extensions. Ada juga yang bekerja pada perangkat yang tidak dilengkapi dengan dukungan enkripsi apa pun. Dan akibatnya, hasilnya pun cukup berbeda.
Berkebalikan dengan perangkat yang memiliki dukungan ARMv8 Cryptography Extensions, perangkat yang tidak dilengkapi dengan dukungan tersebut secara khusus akan menghasilkan kinerja yang tidak memuaskan saat menjalankan enkripsi AES.
Pada perangkat tersebut, biasanya kinerja AES akan menurun drastis sehingga akan menyebabkan pengalaman yang kurang memuaskan, seperti aplikasi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diluncurkan dan perangkat umumnya akan bekerja dengan lebih lambat.
Oleh karena itu, saat enkripsi penyimpanan diimplementasikan oleh Google sejak kemunculan Android 6.0 Marshmallow, perangkat-perangkat dengan dukungan AES yang sangat buruk memperoleh pengecualian.
Namun waktu telah berubah, dan sekarang Google berusaha mengubah hal tersebut dengan meluncurkan Adiantum, yakni inovasi dalam kriptografi yang dirancang untuk membuat enkripsi penyimpanan lebih efisien untuk perangkat tanpa percepatan kriptografi, untuk memastikan bahwa semua perangkat dapat dienkripsi.
Inovasi baru Google ini akan mengizinkan penggunaan ChaCha stream cipher (enkripsi yang dianggap lebih cepat dibanding AES saat akselerasi perangkat keras tidak tersedia) pada mode length-preserving dengan mengadopsi ide dari enkripsi AES, seperti dengan menggunakan HCTR and HCH.
Dalam makalahnya, Google mengungkapkan bahwa hasil enkripsi dan dekripsi Adiantum dapat berjalan lebih baik dibandingkan AES. Khususnya untuk chipset ARM Cortex-A7, Adiantum bahkan bisa bekerja hingga 5x lebih cepat dari AES-256-XTS.
Dan meskipun Adiantum masih sangat baru, Google sangat percaya terhadap kemampuan proteksinya. Melalui makalahnya, mereka juga membuktikan bahwa Adiantum memiliki keamanan yang baik, dengan asumsi bahwa ChaCha12 dan AES-256 aman.
Untuk sekarang ini, implementasi Adiantum, baik yang full-disk atau file-based, bisa dilakukan oleh manufaktur melalui Android Pie. Namun mulai pada Android Q, Adiantum akan menjadi bagian dari platform Android.
[Sumber: Google]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…