Google Luncurkan Pustaka Differential Privacy Secara Terbuka


Google Differential Privacy [Ilustrasi Oleh Flickr]

Google telah membuka ketersediaan pustaka differential privacy miliknya secara open-source. Hal ini ditujukan untuk membantu para pengembang atau perusahaan dalam menjaga privasi data penggunanya.

Differential privacy merupakan sebuah hal yang relatif baru di bidang ilmu data. Alat baru ini telah digunakan oleh beberapa perusahaan teknologi untuk menambang data pengguna dalam jumlah besar tanpa melanggar privasi individu.

Dengan menggunakan alat baru ini, perusahaan atau pengembang akan menyuntikkan derau acak ke dalam data pribadi pengguna, sehingga mereka tidak mungkin membedakan pengguna secara terpisah.

Namun sayangnya, untuk mengembangkan alat ini dari awal, tidak begitu mudah untuk dilakukan. Perusahaan atau pengembang harus berupaya keras supaya bisa memperoleh manfaatnya.

Tahu akan hal tersebut, Google pun meluncurkan pustaka differential privacy yang telah digunakannya untuk mendasari berbagai macam produk andalannya secara terbuka.

Selain itu, mereka pun memfokuskan perpustakaan tersebut pada fitur yang biasanya sangat sulit dieksekusi dari awal, seperti menghitung batas pada kontribusi pengguna secara otomatis, supaya lebih mudah digunakan.

Dalam keterangan yang kami sadur ulang dari halaman Engadget, Manajer produk Google, Miguel Guevara mengungkapkan bahwa pustaka baru tersebut bisa diakses secara gratis oleh mereka yang ingin menggunakannya.

Sebenarnya, peluncuran secara terbuka pustaka differential privacy bukan satu-satunya proyek privasi yang diluncurkan oleh Google tahun ini. Mereka pun meluncurkan Private Join and Compute serta TensorFlowPrivacy.

Bagi yang belum tahu, Private Join and Compute merupakan alat enkripsi data secara bersama-sama. Sementara TensorFlowPrivacy merupakan alat untuk membantu pengembang membuat model pembelajaran mesin dengan perlindungan privasi.

Selain itu, Google juga bukan satu-satunya yang menggunakan differential privacy dalam produknya. Apple pun telah menggunakan alat ini untuk mengaburkan semuanya, mulai dari riwayat peramban hingga data HealthKit dari pengguna.

Tahun 2017 lalu, perusahaan berbagi tumpangan, Uber, pun juga telah merilis alat privasi yang sama, yang digunakan untuk membatasi jumlah data yang dapat diekstrak dari mitra pengemudinya.

Bagi pengembang yang tertarik untuk mengikuti jejak-jejak perusahaan tersebut, mereka bisa mengakses pustaka terbuka differential privacy Google melalui halaman https://github.com/google/differential-privacy/.

Melalui halaman tersebut, pengembang juga bisa menggunakan alat-alat menarik lainnya, seperti stochastic tester yang bisa membantunya dalam memeriksa pekerjaan sekaligus memastikan tidak ada kesalahan di dalamnya.

[Sumber: Engadget]