Google Luncurkan Skaffold Secara Umum


Google Skaffold Header[Ilustrasi Oleh Pixabay]

Google Skaffold, sebuah peralatan command line yang secara khusus ditujukan untuk memfasilitasi pengembangan berkelanjutan aplikasi native dengan Kubernetes, kini sudah tersedia secara umum bagi semua pelanggan.

Google selaku pengembangnya, kemarin (7 November 2019) baru saja mengumumkan ketersediaan tersebut secara resmi melalui halaman pengembangnya, setelah hampir dua tahun berjalan di tahap beta.

Google Skaffold sebenarnya sudah diperkenalkan oleh perusahaan pada tahun 2017 lalu. Perusahaan mengenalkannya dalam versi pratinjau, kemudian selanjutnya meluncurkan versi betanya sebagai bagian dari Google Cloud Platform.

Di dalam halaman pengumumannya, Google menyadari bahwa pengembang yang ingin menciptakan aplikasi native dengan Kubernetes, bisa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk melakukannya.

Termasuk di antaranya, adalah waktu untuk membangun dan mengelola kontainer di seluruh register, memperbarui manifes Kubernet secara manual, serta penyebaran kembali aplikasi mereka untuk setiap kali mereka membuat perubahan kode sekecil apa pun.

Oleh karena itulah, mereka membangun Skaffold untuk mengotomatiskan beberapa proses tersebut, sehingga pengembang bisa lebih fokus pada pembuatan dan pemeliharaan kodenya, daripada harus mengulang langkah-langkah repetitif tersebut di dalam prosesnya.

Pusat kontrol Skaffold, atau Skaffold dev, secara umum bekerja untuk mengawasi perubahan yang terjadi di kode sumber lokal dan melakukan penyebaran aplikasinya ke seluruh lapisan secara real-time.

Perlengkapan ini juga mendukung strategi pengembangan dan penyebaran aplikasi umum secara native, sehingga membuatnya bisa digunakan dengan lebih luas, baik itu untuk aplikasi yang sudah ada maupun aplikasi baru.

Perlengkapan ini juga bisa digunakan untuk membangun dan menyebarkan aplikasi saat sedang melakukan produksi, serta dapat digunakan untuk menggunakan kembali banyak alat yang sama secara lokal.

Sementara itu, profil di dalamnya juga memungkinkan penggunaan konfigurasi tunggal di seluruh lingkungan (bahkan pementasan dan produksi) yang dapat disesuaikan menggunakan konteks Kubernet saat ini.

Konfigurasinya pun cukup dinamis, sehingga bisa digunakan oleh Google untuk memberikan kemampuan debugging di beberapa layanan seperti Cloud Code for IntelliJ dan Cloud Code for Visual Studio Code.

Ditambah lagi, perlengkapan juga secara native mendukung debugging langsung dari aplikasi yang diprogram dalam berbagai bahasa – termasuk Golang, NodeJS, Java, dan kode Python – yang berjalan di berbagai macam lapisan.

“Tujuan kami dengan Skaffold dan Cloud Code adalah untuk menawarkan alat-alat industri terkemuka untuk pengembangan Kubernetes,” papar Nick Kubala (teknisi piranti lunak) dan Russell Wolf (products manager) dari Google saat mengumumkannya.

[Sumber: Venturebeat]