[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Huawei tampaknya benar-benar serius ingin masuk ke dalam dunia bisnis enterprise. Belum lama ini, perusahaan yang terkenal dengan ponsel pintar dan perlengkapan telekomunikasi tersebut meluncurkan produk pengelolaan database baru.
Bersaing dengan banyak perusahaan yang telah terjun sebelumnya di bisnis ini, termasuk seperti IBM, Oracle dan Microsoft, database yang diberi nama GaussDB tersebut dibangun dengan menggunakan kemampuan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kinerja penyetelan, yang biasanya dilakukan oleh administrator manusia.
Dibangun dengan lebih dari 60 persen kecerdasan buatan, GaussDB diklaim bisa menangani semua jenis kebutuhan, baik secara lokal maupun di cloud publik dan pribadi. GaussDB juga diklaim dapat digunakan oleh pelanggan secara menyeluruh karena berjalan di cloud milik Huawei sendiri.
Database ini juga diklaim menyediakan layanan gudang data yang lengkap, dari mulai untuk keuangan, logistik, pendidikan untuk industri otomotif. Namun secara khusus, database ini awalnya akan difokuskan untuk menyasar pasar Tiongkok terlebih dahulu.
Dikutip dari TechCrunch, sebuah sumber dalam laporan The Information Hari Selasa lalu mengungkapkan bahwa GaussDB dirancang oleh kelompok riset basis data rahasia perusahaan Huawei, yang bernama Gauss.
Faktanya, pengumuman ini muncul pada saat segmen bisnis enterprise milik perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini tidak bisa menyumbang lebih dari seperempat dari total pendapatannya pada Tahun 2018 lalu.
Berdasarkan perincian keuangan yang dirilis perusahaan beberapa waktu lalu, segmen bisnis telekomunikasi dan bisnis konsumen lah yang telah menyumbang penghasilan terbesarnya.
Segmen bisnis telekomunikasi inti Huawei menyumbang hingga 40,8 persen, sedangkan segmen bisnis konsumen yang didorong oleh pertumbuhan pesat dari penjualan ponsel cerdas dan berbagai perangkatnya, menyumbang hampir setengah dari pendapatan perusahaan tersebut.
Namun dengan pengumuman layanan manajemen database barunya ini, Huawei tampaknya sedang mengisi penuh bahan bakarnya, agar bisa mendorong segmen bisnis enterprise untuk dapat melawan dominasi perusahaan lawannya.
Sebut saja, Oracle yang menjadi salah satu penantangnya, memiliki lebih dari 1.600 karyawan bekerja untuk pusat penelitian dan pengembangan di Tiongkok. Meskipun dalam hal ini, 900 karyawan baru saja dilepas dan sedang dicari penggantinya, akibat restrukturisasi besar-besaran dari perusahaan.
[Sumber: TechCrunch]