Terdapat sebuah kabar yang cukup mengejutkan dari ekosistem Linux, di mana salah satu perusahaan yang sangat ikonik Red Hat bakal menjadi bagian dari perusahaan International Business Machines Corporation atau yang lebih akrab dipanggil dengan IBM, melalui kesepakatan senilai USD 34 Miliar.
Big Blue (nama panggilan IBM) berencana untuk mengeluarkan sekitar USD 190 untuk setiap saham yang ada di dalam Red Hat. Dan berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak, masuknya Red Hat akan menjadi bagian dari divisi Hybrid Cloud dari IBM.
Selama sepuluh tahun belakangan ini, IBM memang telah menggeluti dunia kecerdasan buatan melalui platform andalannya yakni Watson serta blockchain dengan hasil yang tidak begitu kentara. Namun pada akhirnya, dengan rencana akuisisi ini, perusahaan tampaknya akan mengambil langkah yang besar dengan kembali ke area tradisional yang paling dikuasainya, yaitu enterprise services.
Sebagaimana kita tahu bersama, Red Hat merupakan perusahaan yang tidak bisa dianggap remeh, apalagi di bidang cloud computing dan di dalam ekosistem Linux. Perusahaan ini memiliki sebuah platform-as-a-service (PaaS) bernama OpenShift, yang cukup bisa berkompetisi dengan Heroku milik Salesforce dan Google App Engine.
Selain itu pun, perusahaan Red Hat juga telah mengembangkan Red Hat Enterprise Linux (RHEL), yakni sebuah sistem berbasis Linux yang telah digunakan pada beragam penggunaan komersial, seperti workstation, server, dan superkomputer.
Selama lebih dari 25 tahun, perusahaan ikonik ini pun telah sangat banyak berinvestasi di berbagai macam teknologi yang ramah bagi pengguna enterprise, dari mulai serverless computing hingga big data file systems.
Sementara itu, bergabungnya dua perusahaan besar ini tentu saja akan berakibat pada banyak hal, termasuk yang paling besar adalah pada ekosistem Linux. Tidak bisa disanggah, Red Hat merupakan salah satu kontributor antusias untuk beberapa proyek utama Linux, termasuk dalam pengembangan Libre Office dan GNOME, serta Kernel dalam ekosistem tersebut.
IBM pun juga sama mengesankannya dalam ekosistem Linux. Secara historis, perusahaan Big Blue juga memiliki dukungan yang cukup kuat dalam pengembangan ekosistem Linux dan bahkan memiliki beberapa proyek yang berhubungan dengan Linux.
Salah satunya, di tahun 2008, sekitar 600 pengembang dari perusahaan asal Amerika Serikat ini bekerja pada sekitar 100 proyek Linux, termasuk di antaranya adalah Xen, Linux Toolchain, Apache, Eclipse, dan kernel itu sendiri.
[Sumber: TheNextWeb]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…