Pada tanggal 7-8 Agustus 2015 telah resmi diselenggarakan ajang besar IdeaFest 2015 di Jakarta. Dalam acara tersebut dihadirkan beragam pembicara dan materi yang dapat menambahkan wawasan dan ide bagi pesertanya dalam industri digital dan TI.
Di hari pertama acara ini dihadirkan berbagai materi industri digital yang dibagi menjadi beberapa ruangan yang terdiri dari Jobs Room, Zuckerberg Room, Page Room, Disney Room, Edison Room, dan Bransom Room.
Karena setiap ruangan mengadakan acara pada setiap jamnya maka saya harus memilih beberapa materi di berbagai ruangan tersebut. Untuk materi awal yang saya hadiri adalah Using Big Data for Creation Content.
Gunakan Big Data Untuk Membuat Konten
Dalam urusan ini dihadirkan dua pembicara yang telah berpengalaman pada bidang ini yaitu Babab Dito dari Telkomsel dan Regi Wahyu dari MediaTrac. Big Data merupakan salah satu yang sedang populer saat ini dimana beragam data diolah dan dikembangkan untuk menjadi informasi yang memudahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Regi Wahyu, big data ini sendiri dapat membuat kemajuan yang sangat tinggi bagi startup maupun perusahaan besar di Indonesia yang membantu dalam memberikan konten data yang besar untuk kepentingan pertanian, militer, pangan, ekonomi, dan masih banyak lagi.
Selain itu, Regi juga menjelaskan bahwa big data sendiri ini sebaiknya dibuat terbuka agar dapat dikembangkan secara bersama-sama oleh berbagai pihak baik itu pemerintah maupun perusahaan agar kedepannya dapat maju bersama dalam sistem pengolahan data sistematis dan berkualitas.
Mengapa Startup Gagal?
Dalam kesempatan ini dihadirkan Andy Zain dari Mountain Kejora Venture dan Danny Wirianto dari GDP Venture yang telah berpengalaman dalam dunia startup. Keduanya memberikan beberapa alasan mengapa startup bisa gagal.
Menurut Danny terdapat 3 kegagalan utama dari sebuah startup yaitu pertama startup mempunyai ide-ide keren namun sayangnya tidak dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi masyarakat, kedua startup berhasil mendapatkan dana namun sayangnya boros serta tidak memperhitungkan dana hingga kedepan, dan terakhir biasanya banyak pendiri startup yang telah berbeda idealis, visi, dan prinsipnya ketika startup telah berjalan sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan tim.
Selain itu, startup tersebut tidak memperhatikan kebutuhan pasar sehingga menyebabkan produk yang dikembangkannya sedikit pengguna. Kemudian kebanyak startup ketika telah memiliki ide untuk produk akan dibuat hingga produknya seperti ide di awal tersebut padahal banyak startup sukses yang fleksibel dalam merubah dan merivisi idenya ketika menjadi produk karena berdasarkan pengalaman dan survei yang telah dilakukan terhadap masyarakat.
Masa Depan Perangkat Wearable
Dalam acara yang bertajuk bertajuk Future Wearable in Indonesia ini dihadirkan pembicara yang terdiri dari Firstman Marpaung dari Intel, Martin Kunardi dari GeekNesia, dan Albert Sudartanto dari Wearinasia.
Dalam kesempatan tersebut pembicara mengenai masa depan Indonesia dengan teknologi Wearable. Kini teknologi Internet of Things mulai diperkenalkan di Indonesia bahkan beberapa individu maupun kelompok telah melakukan berbagai pengembangan seputar teknologi Internet of Things yang terhubung dengan perangkat wearable. Dengan adanya teknologi tersebut di Indonesia diharapkan dapat lebih mempermudah dan membantu aktivitas sehari-hari dari masyarakat Indonesia.
Menurut Firstman Marpaung dari Intel, teknologi wearable ini dapat dikembangkan di negara ini mengingat kemampuan developer Indonesia yang telah dapat bersaing dengan developer lainnya dari seluruh dunia.
Hal ini terlihat dengan developer di Indonesia yang telah menguji coba perangkat wearable untuk diterapkan di Indonesia yang nantinya menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Selain itu, Albert dari Wearinasia juga memaparkan salah satu ide perangkat wearable yang mungkin dapat dikembangkan di Indonesia seperti sebuah kartu nama yang dikalungkan dimana kartu nama tersebut dapat saling ditempelkan antar penggunanya dan secara otomatis data kartu nama akan saling bertukar serta tersimpan sehingga ketika mereka berada dalam satu acara atau tempat akan secara otomatis memberikan alarm pada kartu nama.
Itu hanya beberapa ide yang dilontarkan oleh pembicara yang dapat diimplementasikan di Indonesia dan dikembangkan secara bertahap agar dapat membuat sistem yang baik terhadap perangkat wearable yang diciptakan. Selain itu, apabila pembaca atau developer memiliki ide menarik seputar pengembangan perangkat wearable dapat berkolaborasi dengan Intel dalam pengembangannya.
Bagaimana Google Mengubah Dunia?
Untuk kesempatan yang satu ini Putri Silalahi perwakilan dari Google Indonesia berbicara mengenai Google yang telah merubah dunia. Materi diawali dari Putri Silalahi yang memaparkan bahwa semakin lama pertumbuhan pengguna ponsel pintar di dunia semakin banyak.
Dengan pengguna ponsel pintar yang semakin banyak ini membuat mesin pencari Google menjadi salah satu yang banyak diakses oleh pengguna setiap harinya. Biasanya pengguna akan mencari-cari beragam berita yang sedang hangat dengan kata kunci di Google.
Berkat Google ini juga membuat pengusaha digital baik itu internet marketer, blogger, youtuber, dan masih banyak lainnya mendapatkan peluang yang sangat besar untuk mendapatkan pelanggan. Pengusaha digital ini tentunya dapat mencoba menggunakan Google Trends agar menemukan kata kunci yang secara spesifikasi dari waktu ke waktu yang populer dicari oleh masyarakat.
Dengan hal ini membuat peluang produk maupun jasa yang dilihat oleh pengguna Google semakin banyak dan selanjutnya menjadi kesempatan juga bagi pengguna Google tersebut membeli barang maupun jasa dari pengusaha digital.
Selain itu, dengan mesin pencari Google ini membuka peluang bagi seluruh orang di dunia mengetahui informasi menarik setiap harinya dengan hanya bermodalkan kata kunci saja.