Kini perkembangan teknologi semakin pesat dan tidak bisa dihindari lagi. Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Indonesia 5G Forum bersama dengan Qualcomm Technologies, Inc. (anak perusahaan dari Qualcomm Incorporated), Erricson, Nokia, ZTE, dan beberapa provider seluler di Indonesia baru saja mengadakan seminar serta diskusi yang berfokus pada aspek, teknologi, dan regulasi mengenai implementasi 5G.
Acara ini sendiri merupakan salah satu usaha berkelanjutan dalam mempersiapkan Indonesia menyambut teknologi 5G untuk menenlusuri potensi peraturan dan perspektif industri terhadap implementasi teknologi 5G yang diperkirakan untuk diluncurkan secara komersial di tahun 2019.
Saat ini berbagai perusahaan teknologi di dunia tengah bekerja sama dalam pengembangan, standarisasi, dan uji coba teknologi 5G. Teknologi 5G tidak hanya menawarkna tingkat latensi yang sangat rendah (kurang dari 1 milidetik) dan kecepatan akses data yang tinggi dan konsisten (kurang lebih 100+ Mbps) di berbagai cakupan areanya, namun juga menciptakan peluang bagi bisnis model dan industri baru.
Peluang baru di bidang Internet of Things, virtual reality (VR), dan layanan untuk misssion-critical diperkirakan akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi global.
Vendor teknologi global baru-baru ini mempercepat rilis spesifikasi 5G New RAdio (NR), standar global 5G, yang pertama dalam 3GPP (kumpulan dari organisasi perumus standar global termasuk teknologi 2G, 3G, 4G, dan 5G.
Qualcomm Techologies, Ericsson, Nokia, dan vendor industri komunikasi seluler lainnya berperan penting dalam mempercepat jadwal standarisasi 5G NR untuk ui coba berskala besar pada tahun 2019, lebih cepat dari perkiraan awal yang dijadwalkan pada tahun 2020.
Ketika spesifikasi teknis sudah hampir rampung dikerjakan, tantangan selanjutnya terletak pada memastikan penggunaan sumber daya frekuensi yang cukup dan paling memadai untuk 5G.
Pada dasarnya, 5G merupakan jaringan yang dpat menggunakan seluruh band spektrum, mulai dari band rendah seperti 1 GHz, band sedang di sekitar 1 GHz hingga 6 GHz, hingga band tinggi di atas 24 GHz yang dikenal dengan milimeter Wave.
Selain itu, teknologi 5G juga mampu bekerja di seluruh spektrum, baik berbayar (licensed), berbagi (share), maupun tidak berbayar (unlicensed). Saat ini, beberapa negara telah mengumumkan untuk melakukan uji coba 5G termasuk Tiongkok, Eropa, Amerika, Korea Selatan, dan Jepang.
Qualcomm mengajak pemerintah Indonesia untuk memulai perumusan peraturan 5G dan mengidentifikasi potensi maupun alokasi spektrum yang potensial bagi 5G. Selain itu, operator di Indonesia juga harus mulai memperhitungkan perubahan teknologi menuju era 5G.
Sebagai langkah pertama dalam transasi menuju era 5G, operator dapat mulai menggelar 5G-Internet of Things (IoT) yang memerlukan biaya investasi tergolong rendah karena kebutuhan bandwidth yang kecil dan perangkat yang lebih sederhana sambil menunggu hasil uji coba 5G skal besar pertama di ajang Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan.
Untuk memfasilitasi proses adopsi teknologi 5G, beberapa ilmuawan Indonesia juga telah membentuk organisasi bernama Indonesia 5G Forum pada 1 Juli 2015. Organisasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan para pemain industri dalam menentukan peraturan dan teknologi yang tepat untuk diterapkan di Indonesia sehingga memenuhi kebutuhan tiap sektor.
Hingga saat ini, Indonesia 5G Forum telam melakukan berbagai kegiatan untuk pertukaran pengetahuan terkait teknologi ini dengan berbagai pihak di Jepang dan Korea Selatan guna menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia saat 5G telah siap untuk diadopsi dalam skalai besar.