Di awal kemunculannya, Kowplink Studio terdiri dari 6 orang, yaitu Selo Aji (Programmer), Rangga Sang Eshayoga (Head Audio Developer), Hendriastanto (Graphic), Adit (Sound Designer), Erryan Prakosa (Bisnis & Legal) dan Lintang (Project Manager). Namun pada bulan Agustus 20120 ini, Adit sebagai Sound Designer memutuskan untuk mengundurkan diri karena harus melanjutkan studinya di luar Jawa sehingga yang tersisa hanya tinggal 5 orang. Walaupun ada yang mengundurkan diri, semangat dari Kowplink Studio tetap membara.
Kowplink Studio sebenarnya terbentuk berawal dari ketertarikan di dunia musik dan teknologi dari pendiri-pendirinya. Dikarenakan salah satu diantara pendirinya mempunyai latar belakang di bidang pemrograman aplikasi dan satu lagi berlatar belakag sebagai DJ, mereka tertarik untuk menggabungkan kedua bidang tersebut untuk menjadi salah satu studio pengembang aplikasi yang unik dan mengangkat budaya Jawa. Misi mereka adalah membuat aplikasi musik yang tetap mudah dan menarik untuk dimainkan tanpa harus susah mengatur konfigurasi sistemnya.
Pada debut perdananya, Kowplink Studio memiliki ide yang sederhana untuk mengenalkan budaya tradisional dengan cara yang modern, namun studio ini harus membuat “product that youngsters can relate” yang tetap mudah dimainkan oleh orang awam sekalipun. Kemudian terciptalah sebuah produk bernama Gamelan DJ.
Gamelan DJ itu sendiri dilatarbelakangi karena mereka semua tinggal di Yogyakarta, kota yang mempunyai keunikan dengan budaya tradisional yang kental melekat berpadu dengan budaya modern seperti teknologi namun dapat saling berjalan selaras tanpa ada pertikaian. Gamelan DJ pun juga dirilis pada acara Gamelan Festival 2012 di Yogyakarta.
Pembuatan produk Gamelan DJ mempunyai kesan tersendiri bagi Kowplink Studio yang sulit terlupakan, mulai dari membuat desain grafis yang sederhana namun nyaman dipakai pengguna, menghasilkan kualitas sample audio dan hasil keluaran audio yang bagus, hingga teknis pemrograman agar aplikasinya dapat berjalan dengan baik. Hal-hal tersebut merupakan tantangan untuk anggota yang sebagian besar DJ dan musisi yang masih sangat awam di dunia teknologi informasi.
Setelah masa-masa sulit pembuatan aplikasi berlalu hingga proses pengunggahan di Google Play, Kowplink Studio mendapatkan banyak respon yang positif mulai dari pengguna Gamelan DJ yang memberikan komentar mengesankan, masukan dari teman sesama pengembang aplikasi untuk terus mengembangan aplikasi tersebut, hingga media yang sangat mendukung aplikasi lokal agar bisa sukses di pasar indonesia maupun internasional.
Bagi Kowplink Studio, tentunya yang paling membuat senang adalah masukan dan tanggapan dari pengguna aplikasi mereka dengan mereka menyumbangkan ide tentang perbaikan dan fitur tambahan yang diinginkan oleh pengguna di versi berikutnya dari Gamelan DJ. Beberapa di antara mereka telah meminta Gamelan DJ untuk dibuat di platform lain juga selain Android.
Untuk langkah selanjutnya nanti, Kowplink Studio akan fokus dalam memaksimalkan aplikasi musik yang akan mereka buat. Dengan adanya pasar yang masih cukup luas dan besar khususnya untuk aplikasi musik yang berkualitas, mereka berharap agar Kowplink Studio dapat terus berkreasi membuat produk aplikasi yang dapat dinikmati semua orang.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…