Mungkin beberapa pembaca TeknoJurnal ada yang pernah tahu atau menggunakan aplikasi Kurio. Aplikasi pembaca berita ini mungkin jika dilihat sekilas seperti buatan pengembang luar negeri, namun nyatanya aplikasi ini dibuat oleh pengembang aplikasi lokal.
Kurio lahir dari kolaborasi antara David Wayne Ika bersama tim di Merah Putih Incubator. David Wayne Ika sendiri sebelumnya pernah berpengalaman mengepalai Lintas.me, sebuah situs agregator berita.
Cikal Bakal Kurio
Membaca itu ibaratnya membuat titik-titik menggunakan spidol. Begitu seseorang dihadapatkan di situasi tertentu, otak kita secara tidak langsung akan mengkoneksikan titik-titik tersebut. – David Wayne Ika
Ide awal munculnya Kurio datang dari David sendiri, ini karena David memang dari dulu suka membaca dan pekerjaannya menuntut ia untuk banyak belajar. Oleh karena itu, David mulai menggunakan alat bantuan dan aplikasi-aplikasi yang bisa membantu dia untuk membaca tiap hari seperti Flipboard dan Zite.
Di suatu waktu, David pernah mendapat data dari comScore yang mengatakan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah banyak. Namun ketika dilihat lebih detail lagi, pada umumnya masyarakat Indonesia menggunakan internet lebih banyak untuk online game, chatting, jejaring sosial, dan Youtube.
Bagi David hal tersebut agak mengkhawatirkan karena internet menawarkan lebih dari itu. Sayang menurutnya jika masyarakat Indonesia menggunakan internet hanya untuk hal-hal tersebut. Dia percaya jika orang mengkonsumsi informasi yang bagus dan bermanfaat secara cukup melalui internet maka internet bisa mengubah hidup seseorang.
Dimulai dari pemikiran tersebut, David percaya apapapun yang kita lakukan tidak dapat dilakukan tanpa ilmu, itulah cikal bakalnya Kurio. Untuk pemilihan nama Kurio, David sendiri hingga membuka-buka kamus dan akhirnya menggunakan modifikasi dari versi latin kata “curiosity” dan didapatkan nama Kurio.
Lahirnya Kurio
Berangkat dari semangat membaca tersebut, David sebagai konseptor awal akhirnya membuat tim kecil untuk mengembangkan Kurio. Timnya dibentuk dari hasil gabungan beberapa pengembang aplikasi dan desainer di Merah Putih Incubator.
Setelah beberapa bulan mengembangkan prototype Kurio, David mendemokan prototype Kurio ke manajemen Merah Putih Incobator. Respon dari mereka positif dan Kurio akhirnya pada bulan Juli 2013 direstui untuk naik level dari tadinya proyek menjadi produk. Proses pengembangan Kurio pun akhirnya menjadi lebih serius dan lebih cepat geraknya.
Pada bulan November 2013, aplikasi Kurio versi iPhone dan Android akhirnya selesai dan setelah itu Kurio resmi dijadikan perusahaan resmi tersendiri berbentuk PT.
Awalnya David sebetulnya ingin Kurio mirip dengan aplikasi Zite, sebuah aplikasi pembaca digital yang topiknya spesifik. Namun setelah David berkonsultasi dengan beberapa pihak, di Indonesia model seperti Zite belum cocok dan takutnya penguna nantinya malah tidak mengerti di cara menggunakan Kurio.
Ketika peluncuran Kurio, kategori artikelnya sangat spesifik seperti online marketing, mobile development, dan lain-lain. Setelah satu bulan akhirnya kategorinya diganti menjadi lebih umum seperti berita dan olah raga. Hasilnya setelah perubahan topik konten tersebut, daya tarik aplikasi Kurio menjadi lebih tinggi, pengguna dari Indonesia menjadi bisa lebih mengerti tentang Kurio.
Saat ini Kurio lebih senang dengan model seperti itu. Menurut David yang penting membuat kebiasaan orang mau membaca dulu dan mau mengerti dulu tentang Kurio. Pelan-pelan, dipelajari pola penggunanya dan siapa penggunanya oleh tim Kurio baru setelah itu dikenalkan topik yang agak lebih spesifik.
Desain Aplikasi
Satu hal yang sangat menarik dari Kurio adalah desain aplikasinya. Desain aplikasi Kurio bisa dibilang tidak kalah dengan desain aplikasi keluaran pengembang luar negeri ternama. Sketsa awal aplikasi Kurio dibuat olah David sendiri.
Untuk membuat sketsa Kurio, David langsung membaca banyak buku bertopik seperti user experience dan user interface. Ia juga menonton banyak video dan mengikuti kelas-kelas seputar topik tersebut. Tiap ada aplikasi bagus, David juga mencoba menggunakan aplikasi tersebut dan dianalisa aplikasinya. Setelah melalui berbagai macam proses, sketsa dari David dibantu oleh desainer untuk diterjemahkan menjadi desain aplikasi Kurio.
Yang menarik dari proses pembuatan desain aplikasi Kurio adalah kipas warna warni yang menjadi logo dan animasi perpindahan halaman di Kurio. Sumber ide kipas warna warni ini berasal dari ponsel keluaran Xiaomi.
Di salah satu pilihan animasi perpindahan antar halaman di ponsel Xiaomi, ada animasi jenis kipas. David langsung tertarik dengan animasi tersebut lalu dia rekam dan dia analisa. Akhirnya ia coba implementasikan interaksi model kipas di Kurio. Dari 6 bulan pengembangan aplikasi, David mengatakan 3 bulan digunakan untuk membuat desain kipas tersebut.
Tim pengembang Kurio menekankan benar-benar kualitas tampilan aplikasinya karena mereka tahu jika tampilan aplikasinya standar maka tidak akan ada “wow factor” ketika pengguna baru menggunakan Kurio di 30 detik pertama yang berimbas tidak digunakannya Kurio. Kesan pertama pengguna menentukan apakah mereka akan lanjut menggunakan aplikasinya atau tidak.
Walaupun David memberi perhatian lebih pada desain aplikasi Kurio, bukan berarti isi aplikasi dilupakan. David ingin Kurio tidak hanya desainnya bagus tapi isinya juga menarik. Kecepatan dan performa aplikasi juga menjadi hal yang diprioritaskan di Kurio.
Memiliki aplikasi dengan tampilan menawan itu persis seperti orang pacaran. Jika tampilan ok tapi ketika pacar diajak ngobrol dan ternyata gak ada isinya ya pasti dilupain.
Memasarkan Kurio
Untuk saat ini Kurio lebih banyak melakukan pemasaran langsung ke kampus-kampus karena para mahasiswa adalah salah satu target utama pengguna Kurio. Hal ini tidak aneh karena mahasiswa memang harus banyak baca dan merupakan cikal bakal penggerak industri di Indonesia.
Tim Kurio juga aktif berkomunikasi dengan dengan media selain ke kampus-kampus. Efek dari komunikasi dengan media telah dirasakan langsung oleh Kurio. Pernah di suatu saat Kurio diliput oleh Bloomberg TV dan dalam satu minggu Kurio mendapat unduhan sekitar 6.000 kali.
Nantinya pemasaran Kurio akan jauh lebih banyak di akuisisi pengguna yang sifatnya online marketing seperti mengiklan di Facebook. Tentu ini akan mengeluarkan banyak dana terutama jika Kurio ingin penggunanya mencapai 1 juta pengguna.
Untuk pemasaran besar-besaran, tim Kurio masih menunggu waktu yang pas. Tim Kurio ingin memastikan aplikasinya benar-benar bagus terlebih dahulu dan meminimalisir bug pada aplikasi. Hal ini karena setiap uang yang Kurio keluarkan untuk pemasaran, David tidak mau setelah diunduh oleh pengguna nanti terus langsung di-uninstall dalam waktu kurang dari 24 jam.
Walaupun tim Kurio belum memasarkan Kurio secara besar-besaran, namun Kurio sudah mendapatkan pengguna yang lumayan dan banyak yang loyal. Kurio hingga saat ini sudah diunduh sekitar 15.000 kali sejak diluncurkan November 2013 lalu. Jumlah pengguna aktifnya pun bagus dan dalam sehari banyak pengguna Kurio yang menggunakan Kurio lebih dari 2 kali.
Kedepannya
Kurio hingga saat ini baru tersedia untuk pengguna ponsel berbasis Android dan iPhone. Untuk versi tablet dari Kurio (iPad dan Android) direncanakan diluncurkan pada bulan Mei 2014 ini.
Kurio juga tadinya ingin tersedia di platform lain terutama Lumia. Namun berdasarkan pengalaman masa lalu mereka, sulit untuk mengatur satu aplikasi di banyak platform sekaligus. Untuk saat ini, mereka ingin fokus dulu di Android dan iOS, Setelah Kurio sudah berjalan dengan lancar di platform tersebut, baru memikirkan platform lain.
David juga sedang merencanakan platform yang komprehensif bagi pengiklan dan penerbit yang ingin bergabung di Kurio. Dengan pengalaman David di dunia periklanan dan penerbitan, Kurio dapat menjadi tempat yang berpotensi bagi para pengiklan dan penerbit nantinya.
Untuk mencoba Kurio bagi pengguna ponsel berbasis Android atau iOS, bisa mengunduhnya di Google Play Store dan App Store.