Categories: Opini

Layanan Berbasis Lokasi Apakah Bisa Menjadi “Mainstream” atau hanya “Trend” ??

Apakah Anda menggunakan aplikasi berbasis lokasi atau layanan seperti Foursquare atau Gowalla? So… jika ya anda masuk sebagai kalangan minoritas dari pengguna internet yang menggunakan aplikasi berbasis share lokasi (menurut Pew Research Center Internet dan American Life Project). Survei menemukan bahwa hanya 4 persen orang dewasa menggunakan layanan yang memungkinkan mereka untuk berbagi lokasi dengan teman-teman mereka, dan untuk setiap harinya hanya 1 persen pengguna internet memanfaatkan layanan berbagi lokasi tersebut. So.. Muncul pertanyaan apakah peluncuran layanan Facebook Places dan juga beberapa aplikasi yang berhubungan dengan “Deals” (tentunya berbasis lokasi) akan mulai mengubah angka-angka hasil survei diatas sehingga menjadikan “Location Based dan Share Location” menjadi layanan mainstream?

Sebenarnya kecilnya presentasi pengguna yang menggunakan fitur location based tidak terlalu mengagetkan asalkan survei yang dilakukan hanya untuk pengguna desktop. Kenapa? Karena mereka hanya mengakses dari PC/notebook, yang memang kurang cocok untuk penggunaan fitur location based. Tetapi bagaimana dengan para pengguna yang online secara mobile melalui smartphone mereka? Saya rasa jumlah ini cukup kecil. Begitu juga menurut laporan Pew, hanya 7 % dari orang-orang dewasa yang online melalui ponsel mereka menggunakan layanan berbasis lokasi.

Hasil penelitian lain dari Forrester di bulan Juli juga memiliki hasil yang tidak jauh berbeda yang intinya penggunaan layanan berbasis lokasi masih sedikit digunakan, walaupun gaungnya sudah tersebar dimana-mana apalagi semenjak kemunculan si Foursquare. Hasil penelitian dari Forrester mengatakan bahwa hanya 4 persen onliners di AS yang pernah menggunakan layanan berbasis lokasi. sedangkan 85 persen malah mengatakan mereka tidak terbiasa menggunakan layanan seperti itu. So… apakah sebenarnya aplikasi berbasis lokasi itu kurang menarik? Atau monoton? Atau malah hanya booming sesaat? Apakah karena layanan yang jadi terpencar-pencar (ada Foursquare, Gowalla dan lain lain) user jadi kurang fokus menggunakan fitur location based?

Saat ini menurut saya ada satu produk yang bisa membantu naiknya penggunaan layanan berbasis lokasi ke tingaktan mainstream use. Layanan tersebut adalah Facebook Places. Fitur baru ini memang baru dirilis beberapa bulan lalu, tetapi menurut pernyataan Mark Zuckerberg, layanan ini sudah mengalami peningkatan pertumbuhan pengguna yang cukup besar dibandingkan dengan layanan sejenis pada awal peluncurannya (ya menurut saya karena ada faktor momentum dan juga nama besar si Facebook). Dengan rival utamanya si Foursquare yang memiliki sekitar 4 juta pengguna, dan belum jelas berapa yang secara “aktif menggunakan” layanan si Foursquare itu sendiri. Si CEO Facebook ini merasa yakin dengan kesuksesan si Facebook Places untuk menjadikan pengguna lebih “Aktif” lagi untuk menggunakan layanan berbasis lokasi.

Hmmmm…. mungkin yang membuat Mark Zuckerberg cukup yakin adalah pertama karena jumlah pengguna Facebook yang sangat besar dibarengi dengan tingkat keaktifan mereka menggunakan si Facebook itu sendiri. Kemudian yang kedua, berkaca dari kesuksesan game yang ada di Facebook, dan ketiga adalah adanya reward saat menggunakan Facebook Places. Nah untuk poin yang terakhir direalisasikan oleh Facebook Places dengan fitur di aplikasi mobile mereka yang disebut “Deals”, dimana jika user melakukan “check-in” di toko toko yang telah melakukan kerja sama dengan Facebook, si pengguna tersebut akan mendapatkan diskon ataupun promo spesial. Beberapa perusahaan yang sudah berpartner adalah The Gap, Starbucks, AEO, dan juga McDonald’s.

Nah menurut saya mendapatkan diskon merupakan sebuah dorongan tersendiri bagi para onliners yang mobile untuk menggunakan layanan berbasis lokasi ( fitur “check-in” ). Ok sekarang kita bandingkan dengan si Foursquare, apalagi yang bisa dilakukan selain checkin dan sharing tips? Kita tidak bisa komen, dan mereka juga menggunakan Twitter sebagai media share ke publiknya. Jadi seperti hanya tools untuk menampilkan lokasi di Twitter saja. Nah sedangkan si Facebook sudah langsung terintegrasi dengan fitur bawaan si Facebook seperti wall tagging dan lain-lain, walaupun memang masih banyak yang komplain soal privasi dari penggunaan Facebook Places.

So.. dengan jumlah user Facebook yang dikasaran 500 juta, dan didukung dengan fitur Facebook lainnya, serta adanya iming-iming reward, saya rasa mengangkat penggunaan layanan berbasis lokasi ke tingkat mainstream sangat sangatlah mungkin. So.. yang perlu dicatat apakah rencana Facebook Places ini berhasil melawan kemalsan pengguna memakai fitur location based untuk penggunaan sehari-hari? Kita tunggu saja sepak terjangnya Facebook Places, dan tentunya kita tunggu juga inovasi di sektor per-lokasian ini. Apakah mampu menjadi mainstream atau tidak?

Share
Published by
Putra Setia Utama

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019