Layanan Pihak Ketiga Bisa Terdampak Peretasan Facebook Belakangan Ini


[Ilustrasi Oleh Pixabay]

Belum lama ini, Facebook telah mengumumkan adanya celah pelanggaran baru yang memungkinkan para peretas mengambil alih hingga sebanyak 50 juta akun penggunanya. Bahkan dalam hal ini, celah keamanan tersebut juga dapat berpengaruh pada beberapa hal di luar platform itu sendiri.

Dalam sebuah panggilan konferensi baru-baru ini, perusahaan raksasa teknologi tersebut mengingatkan aplikasi dan layanan pihak ketiga, yang menggunakan kredensial Facebook untuk masuk ke dalam layanannya, dapat terpengaruh dengan serangan tersebut.

Sebagaimana yang kita tahu bersama, ada beberapa layanan atau aplikasi yang menggunakan token akses pengguna Facebook untuk digunakan sebagai akun dalam layanan atau aplikasi tersebut.

Atau dengan kata lain, menurut Vice President Product Facebook Guy Rosen, hal ini berarti bahwa token-token akses pengguna ini bisa digunakan untuk mengakses berbagai macam informasi di aplikasi atau layanan pihak ketiga yang menggunakannya sebagai media login.

Meskipun demikian dalam laporannya secara resmi, Facebook mengungkapkan bahwa belum ada satupun aplikasi atau layanan pihak ketiga yang terkena dampak tersebut sampai dengan saat ini. Beberapa hal di atas masih berupa sebuah kemungkinan.

Sebagai salah satu solusinya, Facebook saat ini telah mengatur ulang semua akses token dalam layanannya tersebut untuk mengamankan akun para penggunanya, sehingga kemungkinan besar para pengguna harus login kembali ke berbagai layanan tersebut.

Sementara itu, meskipun Facebook sedang berupaya mengatasi berbagai macam permasalahan akibat celah keamanan ini, tampaknya perbaikan terhadap nama Facebook akan berjalan lebih lama dan lebih sulit untuk dilakukan.

Apalagi diperparah dengan informasi bahwa akun dari pendirinya Mark Zuckerberg pun terdampak oleh serangan terakhir ini bersamaan dengan akun COO Facebook Sheryl Sandberg.

Bahkan dalam beberapa waktu setelah isu permasalahan ini mencuat ke permukaan, perusahaan yang menaungi Instagram dan WhatsApp ini dilaporkan mengalami penurunan nilai hingga USD 13 miliar.

Saat mendiskusikan celah pelanggaran ini, Mark Zuckerberg pun menggambarkan bahwa keamanan dalam platformnya seperti perang senjata.  Dan hal ini pun memperkuat fakta bahwa perusahaan ini akan menggandakan tim keamanannya pada akhir tahun 2018 ini guna memerangi permasalahan-permasalahan serupa di masa yang akan datang.

[Sumber: DigitalTrends]