[Sumber: Pixabay]
Akhir-akhir ini, banyak berbagai macam pemikiran bermunculan dari beberapa platform maupun startup yang mengusung ide untuk mengubah perangkat ponsel pintar menjadi sebuah personal computer (PC).
Beberapa di antaranya adalah perusahaan Motorola yang mencoba mengusung ide tersebut dengan Atrix laptop dock, dan Canonical dengan Ubuntu Unity phone OS yang dapat membuat perangkat ponsel berlabuh ke monitor, atau perusahan Microsoft yang memberikan kapabilitas Windows Phone untuk berlabuh ke ekosistem Windows untuk ARM.
Dan saat ini, hal yang sama juga dilakukan Preetam D’Souza yang mengusung Maru OS. Maru memberikan pendekatan yang sedikit berbeda untuk hal ini. Maru menawarkan kemampuan untuk menggabungkan Android standar pada perangkat ponsel dengan Linux Debian pada desktop, ketika perusahaan lain melakukan pendekatan dengan memberikan antar muka lebih dari satu untuk sistem operasi yang digunakan.
Maru menawarkan perangkat lunak terpisah, meskipun sistem ini membagi penyimpanan, daya pemrosesan, perangkat terhubung pada keduanya. Yang membuatnya menarik, implementasi dari ide Maru OS akan menawarkan lingkungan yang berjalan secara simultan antara ponsel dan desktop. Selain itu, pengguna dapat memasangkan keyboard external dengan konektivitas melalui bluetooth untuk mengontrol lingkungan desktop.
Meskipun demikian menarik, terdapat beberapa kekurangkan yang ada dalam ide ini. Tanpa melalui perangkat keras berupa sebuah dock, tentu akan sulit untuk menambahkan komponen-komponen desktop-class, seperti hard drive atau hard Ethernet Line.
Akan tetapi, tentu saja permasalahan-permasalahan tersebut dapat diperbaiki. Maru OS dirilis secara open-source. Para developer dapat mengakses proyek ini melalui laman GitHub dan ikut berkontribusi, serta menawarkan ide alternatif untuk mengkombinasikan perangkat-perangkat yang telah disampaikan.
[Sumber: Androidpolice]