Meetup dan Workshop Intel Women in Technology telah terselenggara dengan sangat meriah pada tanggal 1 dan 2 April 2016. TeknoJurnal dibantu Dicoding dan PASTI (Perempuan Sadar Teknologi) telah berhasil menyelenggarakan dua buah kegiatan tersebut bagi para perempuan di Yogyakarta.
Selama dua hari, para peserta diajak untuk berdiskusi tentang pengalaman para pembicara dalam bidang teknologi dengan dibagi menjadi dua sesi, yaitu meetup pada hari pertama dan workshop pada hari kedua.
Pada sesi yang pertama, para peserta diajak mengenal dua developer perempuan yang telah terjun di dunia game cukup lama, yaitu Vania Marita dan Estu Galuh Nur Pratiwi. Vania Marita merupakan Co-Founder dari Wisageni Studio, sedangkan Estu Galuh Nur Pratiwi merupakan COO dari Agate Jogja.
Dalam meetup tersebut, Vania menyampaikan bahwa terdapat beberapa hal yang membatasi wanita untuk terjun ke dalam dunia pengembangan game, yaitu budaya, role model yang sedikit, dan industri game merupakan industri yang didominasi oleh para developer laki-laki.
Akan tetapi, menurut Vania, sangat penting bagi para perempuan untuk terjun ke dalam dunia pengembangan game. Hal tersebut didasarkan kepada kebutuhan untuk menjawab pasar di kalangan perempuan, memberikan edukasi bagi para perempuan, memanfaatkan kelebihan dan bakat perempuan, dan masih terdapat peluang yang besar bagi perempuan untuk berkecimpung di dunia pengembangan game.
Pada kesempatan yang sama, Estu juga menambahkan bahwa industri Teknologi Informasi tidak selalu untuk orang-orang yang pandai dalam melakukan pemrograman. Baginya, siapa saja dapat masuk ke industri tersebut asalkan mau terbuka, mau belajar, dan tidak malu bertanya.
Selain itu, Estu juga menyampaikan beberapa tips dan trik bagaimana membuat gambar desain yang baik, yaitu dengan cara menyesuaikannya untuk target pasar dan selalu melatih kemampuan pada berbagai jenis teknik gambar.
Tak kalah meriah dengan dua developer perempuan tersebut, Aulia Faqih juga ikut berbagi pengalamannya menjadi Intel Inovator pada penghujung akhir sesi pertama. Selain itu, beliau menyampaikan tentang kendala utama kenapa developer Indonesia tidak maju. Kendala tersebut adalah pemikiran malu untuk unjuk gigi yang telah terbangun di kalangan para developer dan masyarakat Indonesia.
Pada sesi kedua, para peserta yang semuanya perempuan diajak untuk belajar mengembangkan sebuah aplikasi Android menggunakan Intel XDK. Intel XDK merupakan tool yang sangat mudah untuk digunakan dalam mengembangkan aplikasi karena tak perlu banyak melakukan pemrograman dan pengguna cukup menggunakan drag and drop untuk mengembangkan aplikasi.
Selain itu, Intel XDK merupakan sebuah tool pengembangan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi lintas platform dan lintas basis pemroses. Intel XDK dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Android, Windows phone, dan iOS. Selain itu, dengan Intel XDK, aplikasi dapat di-build menjadi aplikasi berbasis ARM atau arsitektur X86.
Setelah acara workshop, Siska Restu Anggraeny Iskandar, selaku inisiator dari PASTI, menyampaikan beberapa hal terkait pergerakan PASTI, termasuk di dalamnya latar belakang dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan PASTI.