Membeli Aplikasi Mobile Menjadi Hal yang Sulit Sulit Mudah


Membeli aplikasi adalah hal yang sulit sulit mudah, mulai dari sisi teknis cara membeli sampai sisi mental untuk membeli dan tidak membajak. Hampir di setiap platform yang menjual sebuah aplikasi, pasti ada versi gratis dari yang seharusnya berbayar. Jelas hal-hal semacam ini cukup merugikan si pengembang aplikasi. Walupun kadang ada rasa bangga saat aplikasi yang dibuat dibajak oleh jutaan orang, tapi tentunya pendapatan dari si pengembang yang dikorbankan. Nah jika melihat fenomena kebiasaan pengguna yang seperti ini, sebenarnya ada keuntungan yang bisa diambil bagi para pengembang.

Ok, pertama kali saya akan sedikit memberikan gambaran masalah aplikasi bajakan ini di pengguna Apple. Buat pengguna iPad maupun iPhone, jailbreak adalah salah satu pilihan hidup buat kalian. Bahkan sempat beredar kabar, Apple sendiri menghalalkan jailbreak pada perangkat iOS mereka. Meskipun kita tahu bahwa dengan jailbreak dapat mengurangi performa baterai secara cukup signifikan. Selain itu, update aplikasinya pun terhitung cukup susah dan bahkan ada beberapa aplikasi yang dapat mendeteksi apakah aplikasi tersebut bajakan atau tidak. Jika terdeteksi, maka otomatis aplikasi tersebut tidak dapat dijalankan pada perangkat kita, seperti contoh aplikasi TouchPad. Walaupun begitu, pengguna tetap menggemari jailbreak, khususnya di Indonesia. Jailbreak sangat erat dengan mendapatkan aplikasi yang harusnya berbayar secara gratis. Padahal esensi dari jailbreak sendiri adalah untuk memodifikasi pernagkat Apple yang terkenal minim modifikasi.

Salah satu yang membuat orang malas membeli aplikasi,secara jujur saya katakan adalah harga. Setidaknya di Indonesia, ketika pemegang kartu kredit membeli aplikasi bajakan, maka alasannya kalau bukan kesulitan, maka ada di masalah harga. Harga yang dicantumkan dalam mata uang asing (biasanya dollar) sering menggangu mental membeli untuk sebagian masyarakat kita.

Nah mungkin dengan memainkan harga, dan sering memberikan promo, sindrom harga ini bisa sedikit hilang. Nah berikut adalah data dari Distimo yang menunjukan hal tersebut.

Rata - rata Peningkatan Keuntungan Aplikasi Mobile Saat Masa Promo
Rata – rata Peningkatan Keuntungan Aplikasi Mobile Saat Masa Promo

Saya akan ambil contoh dari penjualan apliaksi di iPhone. Saat sebuah aplikasi masuk masa promo di hari pertama, keuntungan rata-rata yang didapat naik sebesar 41%. Dan 15 hari kedepan (during sale) keuntungan rata-rata juga masih meningkat sebesar kurang lebih 22%. Data ini memang merupakan data global, tapi berarti paling tidak sebagai pengembang aplikasi bisa memanfaatkan keadaan yang seperti ini untuk memainkan harga dan mendapatkan keuntungan. Dan tentunya membuat pengguna beralih ke apliaksi legal.

Nah bagi anda para pengguna khususnya perangkat Apple, ada satu aplikasi yang masuk jajaran top apps di App Store yang bernama App Hits. App Hits ini adalah aplikasi untuk iPhone/iPad yang mempermudah pengguna untuk mencari aplikasi yang sedang turun harga/promo atau bahkan menjadi benar-benar gratis. Sangat lengkap fiturnya dari daftar berdasarkan rating aplikasi tersebut hingga daftar berdasarkan turunnya harga (%drop). Terakhir kali, saya sendiri mengunduh aplikasi game yang lumayan menarik dari App Hits yaitu iStunt 2 HD secara gratis. Padahal awalnya aplikasi ini harganya $0.99. Menarik, bukan? Selamat mencoba! dan silahkan bermain harga buat para pengembang aplikasi.

App Hits
App Hits