Menurut ABI, Tiga Perempat Pengguna Ponsel adalah Pengguna Jejaring Sosial


Menurut penelitian terbaru dari ABI, hampir tiga perempat (73%) pengguna ponsel di Amerika Serikat menggunakan ponsel mereka untuk “terlibat” dalam situs jejaring sosial tiap harinya.

ABI mengambil data tersebut dari survei online 2.000 konsumen mobile. Responden yang mereka survei setidaknya memiliki satu ponsel smartphone, featured phone atau tablet.

Direktur ABI Neil Strither mengatakan, bahwa para pemiliki “merek” yang ingin menjual “merek” mereka, sudah saatnya mencoba jejaring sosial dan juga mobile marketing sebagai media marketing yang patut diperhitungkan. Pengguna jejaring sosial mobile ini berpendapat bahwa ponsel mereka (feature phone, smartphone atau tablet) merupakan alat yang paling nyaman untuk melakukan akses ke situs jejaring sosial yang mereka gemari. Alasan mereka adalah, melalui perangkat mobile beserta aplikasi jejaring sosialnya, mereka dengan mudah dapat mengakses profil mereka dan juga teman-temanya, menggungah sesuatu (foto, video, link, dll) dan juga update status. Selain itu menurut mereka, ponsel adalah alat elektronik yang paling sering digunakan dalam satu hari, mengalahkan komputer/notebook.

Menurut ABI, jaringan sosial bukan satu-satunya kegiatan yang sangat populer yang dilakukan di ponsel perharinya. Beberapa kegiatan rutin juga cukup dominan di akses oleh konsumen. Kegiatan rutin lainnya termasuk:

  • Mengecek email (80%)
  • Memeriksa cuaca dan membaca berita (masing-masing 63% )
  • Memainkan musik atau melihat harga saham (masing-masing 53% )
  • Memeriksa skor pertandingan olahraga (51%)
  • Mencari informasi (48%)
  • Bermain game (39%)

Yang sedikit mengganjal buat saya pribadi adalah presentase dalam bermain game. Dengan semua pembicaraan tentang mobile gaming, kenapa bisa mobile gaming memiliki persentase terkecil? Tetapi diluar itu, saya rasa mobile marketing patut dilirik apalagi dengan tingkat penggunaan ponsel serta akses konten yang juga mengalami peningkatan yang berbanding lurus. Walaupun data ini merupakan survei di Amerika Serikat, saya rasa cukup relevan jika kita bandingkan denga kondisi di Indonesia saat ini.