Hari ini secara resmi Nokia mengadakan acara yang bertajuk Nokia Media Briefing. Dalam kesempatan tersebut, Nokia melakukan pembaruan informasi mengenai beberapa hal yang dilakukan perusahaan tersebut hingga tahun 2016.
Setelah berhasil Mengakuisi Alcatel-Lucent dengan nilai US$ 16,6 miliar atau skitar Rp 215 Triliun, kini Nokia mengumumkan bahwa Robert Cattanach akan menjadi Head of Indonesia sebagai bagian dari konsolidasi yang direncanakan oleh Nokia dan Alcatel-Lucent.
Nantinya Robert akan mengelola dan mengawasi operasional pelanggan perusahaan yang ada di Indonesia, menerapkan beberapa strategi bisnis dan meningkatkan hubungan bisnis perusahaan tersebut dengan pelanggan, dengan fokus pada inovasi dan kualitas. Untuk saat ini sendiri, Robert masih menjabat sebagai Head of Indonesia Nokia Networks.
Pada presentasinya, Rober menjelaskan bahwa Nokia dan Alcatel-Lucent berhasil melakukan penjualan bersih hingga 26,6 miliar euro atau sekitar 380 triliun rupiah di tahun 2015 kemarin. Selain itu, Nokia dan Alcatael-Lucent memiliki pemasukan bersih hingga akhir tahun 2015 yang mencapai 10 miliar euro atau sekitar 142,6 triliun rupiah.
Untuk pengeluaran dana riset dan pengembangan dari Nokia serta Alcatel-Lucent mencapat 4,5 miliar euro atau sekitar 64,1 triliun rupiah. Sementara pegawai yang dimiliki Nokia untuk saat ini mencapai 106.000 orang.
Kini Nokia lebih berfokus pada pengembangan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi di dunia. Nokia bersama Alcatel-Lucent berhasil mencapai peringkat pertama dunia dalam hal penyedia infrastruktur jaringan 4G-LTE yang dibuntuti oleh Ericsson pada peringkat 2 dan Huawei pada peringkat 3.
Sementara untuk layanan Fixed Broadband, Nokia bersama Alcatel-Lucent berhasil menjadi peringkat 1 dunia mengalahkan Huawei yang berada di peringkat 2 dan ZTE di peringkat 3. Terakhir, Nokia dan Alcatel-Lucent berhasil menjadi penyedia layanan IP Routing kedua di dunia yang berada di bawah Cisco sebagai penguasanya.
Dalam menghadapi perkembangan ke depannya, Nokia bersama Alcatel-Lucent memiliki 4 kunci utama yang terdiri dari pemusatan jaringan untuk era cloud, pemimpin software, mengembangkan jaringan yang memiliki performa tinggi untuk perusahaan maupun penyedia layanan jaringan, dan ekosistem jaringan 5G serta teknologi Internet of Things.
Menurut Nokia, jaringan 5G ini harus memiliki inovasi yang baru yang berbeda dengan 4G-LTE dimana dapat menghadirkan ekosistem yang baik untuk teknologi Internet of Things dimana semua benda atau things terhubung satu sama lain melalui jaringan internet.
Dengan kehadiran teknologi Internet of Things ini diharapkan benda-benda tersebut otomatis memberikan data-data yang dapat diolah menjadi informasi penting yang dapat membantu aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Jaringan 5G dan teknologi Internet of Things sendiri telah dilakukan ujicoba di beberapa negara seperti Korea Selatan dan Jepang. Sementara di Jepang sendiri, Nokia sedang mempersiapkan jaringan 5G dan teknologi Internet of Things yang nantinya dapat digunakan ketika ajang Olimpiade tahun 2020 digelar di negara tersebut.
Sedangkan di Indonesia sendiri, tentunya untuk menuju jaringan 5G ini harus secara bertahap dimana mulai dari 3G yang menyeluruh ke Indonesia. Selanjutnya, 4G-LTE yang harus difokuskan menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Barulah teknologi 5G ini dirasa sudah bisa diimplementasikan di Indonesia.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…