[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Bekerja sama dengan King’s College London, penelitian kecerdasan buatan NVIDIA telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk citra medis, yang diklaim oleh perusahaan adalah yang pertama kali di dunia.
Dengan menggunakan sistem pembelajaran terpadu, sebuah teknik yang dapat memungkinkan berbagi data antara rumah sakit dan peneliti sambil menjaga privasi pasien, mereka membangun sebuah sistem untuk segmentasi tumor otak.
Sistem pembelajaran terpadu sendiri merupakan pendekatan pembelajaran mesin yang – ketika menggunakan pendekatan client-server – dapat menghilangkan kebutuhan untuk membuat data lake tunggal untuk melatih model.
Alih-alih mengumpulkan data menjadi satu tempat (dalam sebuah server misalnya), data akan dilatih secara lokal, alias secara langsung di dalam perangkat, lalu perangkat hanya akan mengirimkan wawasannya ke model pusat.
Sementara untuk kecerdasan buatan yang dikembangkan NVIDIA ini, modelnya menggunakan set data dari BraTS (Multimodal Brain Tumor Segmentation) Challenge dari 285 pasien penderita kanker otak.
Diungkapkan dalam laporan Venturebeat, Direktur layanan kesehatan NVIDIA, Abdul Halabi menyebutkan bahwa sebagian besar eksperimen yang dilakukan sebelumnya memang hanya menggunakan data sintetis atau hanya dengan mengacak set data.
Tetapi, menurut Halabi, menerapkan eksperimen tersebut dengan data rumah sakit nyata, menggunakan BraTS Challenge, tidak akan mengarahkan pekerjaannya ke arah privasi dari para penderita.
Dampak potensial dari pembelajaran mesin dalam perawatan kesehatan telah terbukti hari ini dengan adanya fakta bahwa beberapa sistem visi komputer telah menunjukkan kemampuan yang mengungguli ahli radiologi manusia.
Sayangnya, semua itu harus terhalang oleh permasalahan privasi. Seperti kita tahu, beragam kumpulan data dengan ratusan ribu kasus tidak selalu tersedia, karena persyaratan privasi yang ketat dalam perawatan kesehatan.
“Jadi kami mengatakan bahwa penelitian ini benar-benar merupakan langkah penting menuju penyebaran pembelajaran gabungan yang aman, dan kami berharap bahwa ini akan memungkinkan ketepatan berbasis data pada skala yang sangat besar,” tegas Nicola Rieke selaku penelitian senior di NVIDIA.
Menariknya, Inovasi ini kabarnya juga dipresentasikan pada konferensi Medical Image Computing and Computer Assisted Intervention Society (MICCAI) yang dimulai sejak kemarin (13 Agustus 2019) di Shenzhen, China.
[Sumber: Venturebeat]