Dimulai dari dua tahun yang lalu, Google telah berupaya melakukan banyak upaya untuk memisahkan AndroidX, yang sebelumnya dikenal sebagai Android Support Library, dari platform Android menjadi bagian tersendiri.
Tidak hanya memindahkannya dari GNU Make ke dalam Gradle, Google juga telah memindahkan seluruh API (Aplication Programming Interface) Tracking Tools dan melakukan pembuatan dokumentasi pembuatan platform tersebut.
Sejak awal dikenalkan, AndroidX memang dianggap sebagai satu kumpulan library kecil yang bertujuan untuk memberikan kompabilitas terhadap sistem lama bagi API atau antarmuka pemrograman aplikasi Android terbaru, di mana pengembangannya sangat terkait dengan platform.
Dalam hal ini, hampir semua pekerjaan diselesaikan dalam cabang internal Google, sehingga tak jarang penyebarannya ke Android Open Source Project (AOSP) selalu bersamaan dengan penyebarannya untuk platform.
Atau dengan kalimat lain, sumbang sih dari eksternal sangat dibatasi oleh Google, dan sangat sulit untuk dilakukan karena pembuatan dan pengujian Android X memerlukan pengecekan lebih dari 40GB kode platform Android secara lengkap.
Namun saat ini, keterbatasan ini telah dipangkas oleh Google. Google telah merilis pengembangan AndroidX sebagai AOSP publik, alias pengembangan fitur utama dan perbaikan bug untuk AndroidX akan dilakukan secara terbuka melalui Gerrit review tool r.android.com dan perubahannya akan ditampilkan di aosp/androidx-master-dev branch.
Dengan perubahan ini, para pengembang berkesempatan untuk memantau perubahan fitur dan perbaikan bug secara real-time, sekaligus berkontribusi untuk turut memperbaiki bug dengan menggunakan langkah berikut ini.
Perubahan ini secara tidak langsung juga akan membuat AOSP sebagai tempat prototyping dan eksperimen selayaknya pengembangan regulernya. Tentunya dengan satu aturan umum, di mana hanya library di maven.google.com yang secara resmi siap untuk penggunaan pengembang eksternal.
Jika ditinjau dari segi pengembangannya, AndroidX pun sekarang sudah semakin baik lagi, dengan penambahan dukungan beberapa library, seperti AppCompat untuk mempermudah pengembangan UI (User Interface), Room untuk manajemen database, dan WorkManager untuk pekerjaan di belakang latar.
Saat ini pun, para pengembang dapat memeriksa atau melihat proyek minimal AndroidX, mencobanya di Android Studio, serta membangunnya dengan menggunakan SDK (Software Development Kits) publik dan Android Gradle Plugin publik.
Dan pada akhirnya, Google pun berharap developer dapat mencobanya, dan apabila menemukan kejanggalan, developer dapat memberikan kritik dan sarannya melaluiĀ public AndroidX tracker.
[Sumber: AndroidDeveloperBlog]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…