Manusia adalah mahluk visual, oleh karena itu memanjakan manusia dengan produk yang juga memanjakan indra visual mereka adalah sesuatu yang harus didiskusikan di awal pembuatan sebuah produk aplikasi mobile. Karena dengan begitu tim teknikal akan bisa mempersiapkan sisi teknis agar bisa terintegrasi dengan mudah dengan sisi design dan alur penggunaan. Dan lebih bagus lagi jika tim teknis dapat mengetahui kemungkinan perubahan apa saja yang bisa terjadi dari sisi design dan alur penggunaan serta mempersiapkan sisi teknis se fleksibel mungkin.
Saya sempat berbincang bersama Ziyad Bazed (Blaast Enggineer Indonesia) bahwa kebanyakan pengembang aplikasi kesulitan untuk men-deliver sebuah produk ke pasar. Kasus yang paling sering dijumpai adalah dari masalah yang dianggap kecil dari si developer. Sebagai contoh adalah ketika seorang developer membuat aplikasi mobile misalnya untuk chatting. Secara teknis pekerjaan ini dapat diselesaikan secara cepat. Kasus yang biasa terjadi adalah developer dapat menyelesaikan fitur fitur yang ada dalam sebuah aplikasi hanya dalam 20% dari total waktu yang dimiliki (deadline). Hanya saja 80% waktu lowong mereka dihabiskan dengan perubahan design, perubahan alur, dan hal hal lainnya. Padahal hal hal seperti ini jiika dipersiapkan baik secara teknis maupun persiapan awal, maka kemungkinan besar juga bisa dikerjakan dalam 20% waktu sisa.
Developer dari sisi teknis terlalu menganggap mudah bagian alur aplikasi dan design ditambah tim design dan alur aplikasi yang tidak tegas menentukan konsep akan membuat sebuah tim sulit untuk mendeliver sebuah produk yang siap pakai di pasaran. Biasanya tim seperti ini jika ada suatu perubahan besar di salah satu sisi (teknis maupun design) maka akan memulai pekerjaannya hampir dari 0.
Hal hal seperti itulah yang membuat saya berpikir bahwa tool untuk membuat prototype tapi tidak menyita waktu adalah hal yang penting. Saya menemukan sebuah situs yang menawarkan layanan membuat prototype secara mudah dengan memanfaatan teknologi HTML5 dan sejenisnya. Adalah Tiggr Mobile Apps Builder yang menyediakan fasilitas pembuatan prototype dasar sehingga aplikasi mobile yang dibuat bisa dirundingkan dan didesign dulu secara matang sebelum masuk ke tahap pengembangannya.
Walupun memang kadang banyak produk yang tidak bisa di definisikan secara keseluruhan diawal, paling tidak semua anggota tim bisa mengetahui dan memiliki visi yang sama, sehingga dalam proses pengembangan aplikasinya akan cukup fleksibel dalam menerima perubahan kedepannya.
Tiggr Mobile Apps Builder sendiri memiliki banyak fitur yang sangat menarik mulai dari pembuatan UI dengan JQuery, testing prototype via web browser, HTML Action dan event dasar yang serupa dengan native apps, Export projek ke dalam bentuk siap jalan di perangkat mobile (contoh .apk) dan lain sebagianya.
Untuk mengetahui lebih lengkapnya anda bisa kunjungi di http://tiggzi.com/
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…