Yohan Totting di Coworking Indonesia
Yohan Totting, salah satu pendiri komunitas FOWAB dan Hackerspace Bandung, berbicara tentang perjalanan coworking di Indonesia di acara Coworking Indonesia. Yohan sendiri telah lama bergelut di dunia coworking sejak tahun 2009 lalu.
Sebelumnya, acara Coworking Indonesia adalah sebuah acara yang menggali seputar tantangan dan kesempatan di dunia coworking dan inovasi di Indonesia yang diselenggarakan di Kumpul Coworking Space di Sanur Bali pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2016 ini. Acara ini juga adalah bagian dari rangakaian acara CUAsia 2016
Awal Mula Coworking Space di Indonesia
Di acara ini, Yohan bercerita tentang asal mula dia terjun di dunia coworking. Awalnya di akhir tahun 2009, sebagai freelancer ia bekerja di rumah, di kafe, dan tempat-tempat lainnya. Namun ini dirasa kurang efektif karena banyak gangguan di tempat-tempat tersebut, seperti diminta bantuan oleh keluarga, tidak bisa berlama-lama di kafe, hingga godaan bermain game.
Alasan itulah yang membuat Yohan berpikir untuk membuat sebuah konsep kantor di mana para freelancer dapat berkeja dengan tenang dan nyaman di situ. Konsep awalnya masih kasar karena Yohan sendiri belum familiar dengan konsep coworking.
Barulah ketika Yohan diundang oleh Seedcamp ke Singapura dan diajak berkunjung ke Hackerspace Singapore (sebuah coworking space berkonsep hackerspace), ia mendapatkan konsep tempat kerja yang ia inginkan. Konsep coworking semacam hackerspace inilah konsep yang cocok untuk ia implementasikan di Bandung. Bukan kantor kubikel atau kantor formal konvesional.
Dengan konsep baru tersebut, Yohan pun akhirnya mendirikan Hackerspace Bandung bersama rekannya Reza Prabowo pada tanggal 22 November 2010. Setelah Hackerspace Bandung didirikan dan disebar keberadaannya di situs DailySocial, terjadilah keramaian seputar hackerspace dan coworking di berbagai kota di Indonesia.
Pada tanggal 2 Mei 2011, Surabaya mengikuti langkah Yohan dengan dibentuknya Hackerspace Surabaya. Selang beberapa bulan berikutnya, terbentuk juga Hackerspace Yogyakarta. Kota Medan pun tidak kalah dan berencana untuk ikutan membuat hackerspace mereka sendiri.
Hura-hura hackerspace di Indonesia ini pun kini telah berevolusi. Beberapa hackerspace sudah tutup dan coworking space baru pun bermunculan di Indonesia. Kini sudah ada sekitar 34 coworking space di Indonesia dari yang tadinya tidak ada sama sekali di tahun 2009.
Tantangan Membangun Coworking Space
Membangun coworking space bukanlah hal yang mudah, Yohan mengatakan ada beberapa tantangan dalam membuat coworking space berdasarkan pengalaman dia selama membangun Hackerspace Bandung:
- Kebanyakan orang Indonesia tidak mengerti dengan konsep coworking, agak sulit secara lisan menjelaskan ke mereka tentang konsep coworking ini.
- Masyarakat Indonesia Indonesia sensitif dengan biaya. Bekerja di coworking space mungkin terlihat relatif agak mahal namun banyak yang belum mengerti nilai tambah apa yang mereka dapat dari bekerja di coworking space. Masih banyak yang lebih memilih bekerja di rumah atau di kafe karena terasa lebih murah.
- Coworking space sebagai bisnis tidak dapat dilakukan kecuali di Bali untuk Indonesia
- Biaya sewa tempat yang mahal untuk coworking space. Umumnya di Indonesia, ketika sewa tempat telah mencapai masa akhirnya, biaya sewa tempat akan naik.
Prediksi Perkembangan Coworking di Indonesia
Walaupun dihadapkan dengan tantangan-tantangan, coworking space di Indonesia terus berkembang. Dalam 5 tahun ke depan, Yohan memprediksi coworking space di Indonesia akan terus berevolusi seperti berikut:
- Perusahaan akan mengolah tempat kosong di kantor mereka yang tidak mereka gunakan menjadi coworking space
- Akan ada makerspace dan niche coworking space baru yang akan bermunculan. Seperti coworking space yang ditargetkan untuk IoT, desainer, dan lain-lain.
- Target pengguna coworking space akan berubah dari freelancer ke startup
* Disclosure: TeknoJurnal adalah salah satu media partner CUAsia 2016 dan Coworking Indonesia