Tidak dipungkiri bahwa di Indonesia sudah semakin banyak pengguna handphone. Tidak memandang kelas, pekerjaan, gaji, dan lain-lain. Lihat saja sekeliling kita, bahkan teman saya pernah bercerita bahwa pemulung pun sekarang mempunyai handphone. Tanpa data pun bisa dilihat secara kasar seberapa besar penetrasi handphone di Indonesia. Namun bagaimana sebetulnya perkembangan handphone di Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nielsen Company Indonesia beberapa waktu lalu merilis hasil survey mereka seputar dunia handphone di Indonesia. Berikut adalah beberapa data-data yang mereka rilis:
Dilihat dari data di atas, terjadi peningkatan hampir 3 kali lipat dari jumlah kepemilikan handphone di Indonesia pada tahun 2010 dibandingkan pada tahun 2005. Peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan untuk perangkat telepon berkabel mengalami penurunan lebih dari 50% sejak tahun 2005. Peningkatan jumlah kepemilikan handphone ini kemungkinan besar disebabkan oleh semakin murahnya handphone dan kepraktisan handphone yang dapat dibawa kemana-mana.
Sudah jelas terlihat bahwa golongan anak muda meningkati urutan teratas dan bahkan jumlah pengguna dari umur tersebut meningkat hampir 3 kali lipat pada tahun 2010 sejak tahun 2005. Yang cukup mencengangkan pun adalah pengguna handphone golongan umur 10-14 tahun juga semakin banyak di tahun 2010 lalu. Sedangkan untuk golongan umur di atas 50 tahun tidak ada perkembangan signifikan, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh golongan orang tua yang kurang terbuka terhadap teknologi dan lebih menyukai cara-cara lama.
* Jika belum tahu tentang SES bisa mebaca penjelasannya di link ini atau singkatnya SES di Indonesia dihitung berdasarkan jumlah pengeluaran bulanan dengan pengkategorian: SES A: 3.000.000 +, SES B: 2.000.000 – 3.000.000, SES C1: 1.500.000 – 2.000.000, SES C2: 1000.000 – 1.500.000, SES D: 700.000 – 1000.000, SES E : < 700.000
Dari data di atas terjadi perkembangan jumlah pengguna handphone di kalangan menengah ke bawah yang cukup besar. Banyaknya handphone murah yang ada di Indonesia baik yang berasal dari vendor luar negeri ataupun lokal mendorong peningkatan jumlah pengguna handphone kelas menengah ke bawah ini. Dengan harga handphone yang bisa dibilang sangat murah dan banyaknya variasi handphone saat ini menjadikan membeli handphone menjadi sangat mudah.
Terakhir, pengguna handphone dari kalangan Blue Collar (tenaga kerja kasar) mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2010, diikuti oleh pengguna handphone dari kalangan pelajar dan ibu rumah tangga.
Dari data-data yang telah disajikan, jelas terlihat seberapa besar penetrasi handphone di Indonesia. Dan yang menikmati handphone pun bukan dari kalangan menengah ke atas saja, kalangan menengah ke bawah justru jadi penggerak industri handphone di Indonesia. Ini juga semakin meyakinkan bahwa Indonesia pun turut serta di fenomena global meningkatnya penggunaan handphone secara signifikan.
Melihat masih banyaknya potensi handphone di Indonesia, fenoma meningkatnya pengguna handphone di Indonesia masih terus akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan. Untuk para pengembang aplikasi pun hal ini menguntungkan juga. Makin banyaknya pengguna handphone di Indonesia juga sudah pasti memperbesar potensi yang bisa digarap dari pasar ini. Sekarang tinggal bagaimana caranya para developer mengolah pasar handphone yang sedemikian besar ini dengan benar.