Qualcomm dan Pemerintah Dukung Peningkatan Daya Saing di Indonesia


Qualcomm Daya Saing Feature

Baru-baru ini Qualcomm mengundang berbagai media dan pelaku Industri TIK dalam acara seminar yang bertajuk “Mendorong Inovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Indonesia” di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta.

Dalam acara tersebut, Qualcomm ingin mengajak berbagai pihak untuk dapat membentuk dan membangun ekosistem yang dapat menumbuhkan inovasi-inovasi dan melahirkan paten-paten baru di Indonesia.

Pada acara ini, Komite EKonomi dan Industri Nasional memaparkan bahwa sejak April – Agustus 2017, OJK telah mengeluarkan surat pengumuman yang memberikan izin bagi 17 perusahaan Fintech untuk melakukan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi.

Selanjutnya, sampai dengan September 2017 terdapat 123 Fintech yang terdaftar di Asosiasi Fintech Indonesia yang terdiri dari 96 perusahaan Startup, 20 Lembaga Keuangan, dan 7 Mitra Asosiasi. Sementara itu, dukungan pemerintah untuk pengembangan teknologi digital dan e-commerce dengan Paket Kebijakan XIV pada November 2016.

Tahapan Paket Kebijakan XIV ini terdiri dari pengembangan kapasitas SDM. dukungan logistik, cyber security, tax relaxation, perlindungan konsumen, infrastruktur telekomunikasi, dukungan manajemen, dan dukungan pembayaran.

Pemerintah sendiri ingin menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020, mendorong kreasi, inovasi, kegiatan ekonomi baaru di kalangan generasi muda dan memberikan kepastian dan kemudahan bersaha dalam pemanfaatan e-commerce.

Startup Fintech di Indonesia sendiri berkembang pesat di berbagai layanan, dimana pada tahun 2017 ini melakukan nominal transaksi mencapai US$18,5 miliar atau Rp 247,45 Triliun dan diperkirakan nominal transaksi 2020 mencapai US$ 32,3 miliar atau sekitar Rp 430,05 Triliun.

Sebagai insight, jumlah telepon seluler lebih banyak dari jumlah penduduk dan umumnya netizen mengakses internet melalui telepon seluler. Untuk frekuensi penggunaan internet di Indonesia, masyarakat 77% mengakses setiap hari, 12% minimal sekali dalam seminggu, 7% minimal sekali dalam sebulan, dan 3% kurang dari sekali dalam sebulan.

Untuk menarik minat masyarakat dalam penggunaan layanan digial dan membuat pertumbuhan ekonomi meningkat, perlu adanya inovasi yang berkelanjutan dari sisi teknologi demi meninkatkan produktivitas.

Jumain Appe selaku Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi mengatakan bahwa perlunya kolaborasi dari beragam sektor untuk membangun inovas teknologi yang maju dan berkelanjutan.

Jumain juga menambahkan bahwa perlu mendorong lebih banyak sumber daya maunsia dari Indonesia dengan edukasi tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia agar menciptakan produk dan mengembangan teknologi yang maju hingga masa depan.

Sementara itu, Susie Armstrong selaku Senior Vice President Engineering Qualcomm mengatakan bahwa inovasi di era digital ini sangat penting, terutama peluang inovasi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) di Indonesia karena negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak dan masih banya lagi yang bisa dikembangkan untuk memudahkan ke depannya.

Untuk itu, salah satunya pemerintah Indonesia dapat melakukan edukasi agar anak muda maupun lembaga pendidikan agar bisa menghadirkan inovasi-inovasi teknologi yang memudahkan banyak orang, terutama dari sisi kebijakan pendanaan penelitian hingga pembuatan patennya.