Kini perkembangan startup bisa dikatakan sangat cepat mengalami pertumbuhan, terutama di Indonesia. Baru-baru ini, Code Margonda mengadakan acara mengenai startup dengan tema “Bootstrap Traction For Startup” yang bekerjasama dengan BCA yang diselenggarakan pada tanggal 1 Maret 2016 di Menara BCA, Jakarta.
Pada acara ini dibuka dengan sambutan dari Tommy Herdiansyah selaku founder Code Margonda yang menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan rangkaian acara dari CODE30 yang berarti 30 bulan perjalanan Code Margonda. Tommy juga sangat antusias terhadap acara ini karena pada acara ini Code Margonda bisa menghadirkan banyak pembicara yang sangat berpengalaman.
Sebelum masuk ke inti acara, Yansen Kamto selaku CEO Kibar memberikan sambutan dan berbagi pengalaman ketika berada di Silicon Valley bersama beberapa startup di Indonesia lainnya. Yang paling Yansen tekankan adalah Indonesia jangan hanya menjadi potensi saja, namun saatnya menjadi pemain di global. Yansen juga mengatakan bahwa pemerintah sekarang sangat mendukung pertumbuhan startup di Indonesia.
Setelah beberapa sambutan, selanjutnya disambung oleh pembicara inti dari Indrasto Budisantoso selaju CEO Jojonomic. Indra disini menjelaskan mengenai Jojonomic yang merupakan aplikasi yang dapat membantu mengatur masalah finansial penggunanya. Selain itu, Indra memperkenalkan Jojonomic Pro mengenai aplikasi yang memudahkan karyawan dan perusahaan dalam mengelola reimburse pada suatu perusahaan.
Selain menjelaskan mengenai Jojonomic, Indra memberikan tips bahwa dalam membangun startup bukan hanya mengenai implementasi coding, atau hal yang sifatnya terus dikerjakan. Tetapi menurut Indra, sebuah startup harus memiliki emosi dimana emosi tersebut dapat memberikan kesan kepada pengguna bahwa startup yang dibangun memiliki ciri khas yang bisa membuat kagum ketika mengingatnya.
Pada sesi berikutnya, Dayu Dara Permata yang merupakan VP dari GO-JEK berbagi pengalamannya ketika bergabung dengan GO-JEK. Dara mengatakan bahwa yang membuatnya memutuskan untuk bergabung dengan GO-JEK adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak dan ingin menyelesaikan masalah dengan produk GO-JEK tersebut.
Dara diberikan kepercayaan oleh Nadiem Makarim selaku CEO GO-JEK, untuk memimpin layanan jasa non-transportasi. Pada sesi ini juga, Dara memperkenalkan layanan baru yang ada di GO-JEK seperti GO-GLAM, GO-CLEAN, dan GO-MASSAGE. Layanan-layanan tersebut yang sedang difokuskan oleh Dara.
Selain itu, Dara mengatakan bahwa startup bisa terlihat pada dua hal yaitu startup itu mempunyai bisnis model yang non-konvensional dan pertumbuhannya itu tidak biasa atau eksponensial. Untuk membangun startup, Dara mengatakan bahwa startup itu harus menyelesaikan masalah yang nyata. Jika sudah menemukan masalah dan membuat solusi, lakukan peluncuran Minimum Viable Product (MVP). Tidak perlu menjadi produk yang sempurna, tetapi fungsi utamanya sudah bisa berjalan baik.
Setelah itu, lakukan iterasi sampai mendapatkan komplemen dari pengguna atau pelanggan. Ketika itu semua barjalan, saatnya melakukan scale-up. Buat 10 persen peningkatan dari minggu ke minggu. Jika ini dijalankan dengan baik, maka startup akan dapat berjalan dengan baik.
Pada sesi terakhir, Novistiar Rustandi selaku CEO HarukaEdu menjelaskan mengenai startup yang dimilikinya terkait masalah pendidikan di Indonesia. Novis mengatakan, bahwa orang yang bekerja sangat banyak, tetapi yang memiliki gelar sarjana sangat minim sekali. Ini berbanding terbalik dengan banyak perusahaan yang mencari tenaga kerja untuk orang yang sudah mendapat gelar sarjana.
Banyak orang yang sedang bekerja, tetapi masih ingin melanjutkan kuliah. Yang menjadi permasalahan disini adalah waktu yang sulit untuk menjalani kuliah regular seperti mahasiswa lain yang tidak bekerja. Hal ini yang melatarbelakangi didirikannya HarukaEdu. Dengan HarukaEdu, orang seperti kuliah di kampus namun secara online.
Selain menjelaskan HarukaEdu, Novis juga memberikan tips dalam membangun startup. Novis menjelaskan bahwa dalam membangun startup, selain startup itu harus menyelesaikan masalah, modal utama yang harus dimiliki adalah kemauan maupun keinginan dan siap untuk bekerja keras. Selain itu, Novis mengatakan bahwa jaringan relasi atau teman dan kenal banyak orang itu dapat membantu dalam proses membangun startup.